#09

250 28 2
                                    

allen sedang berkumpul bersama wonjin, minhee, dan taeyoung. mereka berkumpul hanya untuk membicarakan hal hal yang random karena bosan.

ohh iya, allen ikut berkumpul di rumahnya minhee tanpa memberitahu serim, suaminya.

allen terlalu bosan dengan serim yang jika sudah dirumah, ia akan tetap bekerja di depan layarnya, tidak memiliki waktu untuk bersamanya. maka akhirnya ia diajak oleh wonjin —adik serim, untuk ke rumah minhee agar tidak terlalu bosan.

 maka akhirnya ia diajak oleh wonjin —adik serim, untuk ke rumah minhee agar tidak terlalu bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mereka berempat masih asik tertawa bersama hingga akhirnya mereka menemukan serim yang sudah berdiri didepan pintu, menatap allen datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mereka berempat masih asik tertawa bersama hingga akhirnya mereka menemukan serim yang sudah berdiri didepan pintu, menatap allen datar.

mereka berempat masih asik tertawa bersama hingga akhirnya mereka menemukan serim yang sudah berdiri didepan pintu, menatap allen datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

allen yang mengerti tatapan itu, langsung melunturkan senyumnya, seram dengan wajah serim yang datar.

sedangkan wonjin, minhee, dan taeyoung langsung menghentikan obrolan mereka. suasana menjadi canggung karena serim menatap allen tajam.

allen berniat untuk menghampiri serim dan mengajaknya untuk pulang, jangan memarahinya disini, tidak enak dengan wonjin minhee dan taeyoung.

tapi, tangan wonjin menahan lengan allen yang akan menghampiri serim, "njin?" allen menepuk pelan tangan wonjin untuk dilepas.

"disini dulu aja kak, kita belum selesai ngobrol." wonjin memainkan ponselnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan masih menahan lengan allen.

"kakak pulang sekarang aja, lepas ya." allen menyingkirkan tangan wonjin yang ada di lengannya, lalu ia turun dari kasur, menghampiri serim yang masih berdiri di depan pintu.

" allen menyingkirkan tangan wonjin yang ada di lengannya, lalu ia turun dari kasur, menghampiri serim yang masih berdiri di depan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"iyaa, ayo pulang, marahin aku dirumah aja." allen menarik tangan serim hingga mereka sampai dirumah dan masuk ke kamar.

"kenapa nggak bilang dulu kalau mau ke rumahnya minhee? aku selesai kerja tadi panik nggak ada kamu di rumah." serim mendorong pundak allen hingga punggung allen menabrak dinding kamar, tangan kiri serim berada di samping kepala allen, sedangkan tangan kanannya berada di samping pinggang allen, menahan allen agar tidak kabur.

"jawab." serim memajukan badannya, membuat punggung allen semakin menempel ke dinding.

"aku bosen, kamu natap layar terus.." jawab allen, kepalanya menunduk, tidak berani menatap mata serim.

"kalau lagi bicara, tatap mata orang yang diajak bicara."

allen mendongak, menatap mata serim, tapi beberapa detik kemudian, air mata jatuh dari mata allen.

allen mendongak, menatap mata serim, tapi beberapa detik kemudian, air mata jatuh dari mata allen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"shhtt." serim akhirnya memeluk allen, ia tidak bisa memarahi allen. tatapan allen terlalu polos, mana tega serim memarahi allen.

"aku terlalu sibuk ya?" serim menaruh kepala allen dilehernya, lalu kedua tangannya memeluk pinggang allen.

"dua bulan ini... aku terlalu sibuk ya?" serim menepuk punggung allen saat merasakan nafas allen yang terasa sesak.

"maaf ya? aku terlalu fokus sama kerjaan, sampai lupa punya suami manis dirumah yang butuh perhatian."

"shhtt udah dong, jangan nangis." serim mengecup pipi allen.

allen mengeratkan pelukannya ke punggung serim, menaruh kepalanya di bahu serim.

...

with sellenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang