#18

212 18 0
                                    

"allen ayo bangun." serim menggoyang-goyangkan tubuh allen pelan.

"llen." serim menepuk nepuk pipi allen agar cepat bangun.

"engghh..." allen membuka matanya perlahan, tangannya menggaruk pipinya yang terasa gatal.

"lleeen." panggil serim manja, matanya menatap mata allen yang belum sepenuhnya terbuka.

"kenapa rim? aku tadi masih enak mimpi loh, aku nikah sama jungmo." allen tersenyum kecil membayangkan mimpinya tadi.

"nggak ya nggak boleh, kamu cuman boleh nikah sama aku."

"iya iya, aku cuman punya kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"iya iya, aku cuman punya kamu. mau ngapain rim bangunin aku?" allen yang tadinya masih setengah sadar, akhirnya sekarang sudah sadar sepenuhnya.

"kamu kalo mau tidur, itu softlens nya dilepas duluu." allen mengelus wajah serim, ibu jarinya juga mengelus alis serim pelan, allen tau jika serim seperti ini, pasti ada hal yang tidak bagus.

"nanti aja, aku belum mau bobo."

"aku tau kamu lagi sedih, pasti habis ini minta peluk sampai kamu tidur. ayo itu dilepas dulu, habis itu rambutnya keramas, ya? aku kramasin." allen mengelus rambut serim yang kaku karena menggunakan hair spray.

"males."

"oke, kalau kamu nggak mau, yaudah nggak jadi peluk ya?"

"kok gituu?" bibir serim mempout kecil, padahal kan ia ingin memeluk pacar manisnya ini, lalu menumpahkan semuanya hal berat yang ya alami hari ini ke allen.

"kok gituu?" bibir serim mempout kecil, padahal kan ia ingin memeluk pacar manisnya ini, lalu menumpahkan semuanya hal berat yang ya alami hari ini ke allen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"makanya ayo nurut." allen mendekatkan badannya ke serim, lalu mencium tangan serim yang dekat dengan bibirnya, sengaja.

"cium tuh di bibir."

"nggak mau kalau serim belum keramas dan sikat gigi." allen tersenyum senang saat serim akhirnya bangun dan mengikutinya masuk ke dalam kamar mandi.

...

semua sudah selesai, softlens serim sudah dilepas, rambut serim sudah kering setelah dikeringkan menggunakan hairdryer.

"pinter, sini peluk." allen yang sudah tidur telentang di atas kasur, merentangkan tangannya, menunggu serim masuk ke pelukannya.

serim dengan cepat menaruh handuk kecil yang tadi melingkar di lehernya ke kursi, lalu langsung menindih badan kecil allen.

"ughh.., jangan diatas banget rim, aku nggak bisa nafas."

serim menggeser badannya sedikit agar tidak terlalu menindih allen.

"capek?" allen mengelus rambut hitam serim yang sekarang sudah halus, tidak kaku seperti tadi.

"banget." serim mengeratkan pelukannya, seakan tidak memperbolehkan allen untuk pergi.

"mau cerita?"

"mau peluk dulu, aku bingung mau cerita dari mana."

...

with sellenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang