#06

297 32 1
                                    

"seriim, halooo." allen melambaikan tangannya ke kamera, menyapa serim.

"haloo, gimana kabar kamu?" serim tersenyum kecil melihat wajah allen yang masih mengantuk, padahal sudah mandi.

"haloo, gimana kabar kamu?" serim tersenyum kecil melihat wajah allen yang masih mengantuk, padahal sudah mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"baik kok, serim sendiri gimana?"

"baik juga, yang nggak baik baik itu aku, udah kamu tinggal dua tahun di amrik."

"em... maaf. aku ditahan sama papa nggak boleh pergi dari amrik dulu."

"iyaaa nggak papa, aku tunggu sampai bulan juni." 

"maksudnya?" mulut allen terbuka, belum mengerti apa maksud serim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"maksudnya?" mulut allen terbuka, belum mengerti apa maksud serim.

"aku tunggu sampai bulan juni, kalau juni belum balik balik, awal bulan juli aku samperin kamu ke amrik."

"kok??"

"iya dong, aku mau lamar kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"iya dong, aku mau lamar kamu."

"HAH??! SERIM APASIH." allen tersenyum malu dan langsung menutup kamera depan, speakernya juga dimatikan.

" allen tersenyum malu dan langsung menutup kamera depan, speakernya juga dimatikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

serim... bisa bisanya dia membuat allen teriak seperti orang gila.

serim hanya tersenyum melihat layar handphone nya yang hitam, allen disana pasti sedang lompat-lompat.

"udah belum teriaknya??" goda serim dengan nada yang menjengkelkan.

"DIEM." allen menghidupkan speakernya kembali dan membuka kamera depannya.

"LLEN NGGAK USAH TERIAK TERIAK, BERISIK!"

"hayoo, makanya gausah teriak teriak, dimarahin mama kan." serim tersenyum, menggoda allen itu adalah hal yang paling ia sukai.

"aku matiin nih vidcall nya?"

"JANGAN DONG SAYANG, kamu susah dihubungin, sekalinya vc kok cuman sebentar." serim cemberut lucu.

"gausah pout gitu bibirnya." kata allen pelan

"kenapa? bikin jijik ya?"

"lucu." jawab allen pelan.

"hah? ngomong yang jelas dong." serim dengar sebenarnya, tapi ia hanya ingin menggoda allen saja.

"jijik!"

"ya ampun galaknya."

"biarin!"

"heh heh jangan teriak teriak kamu llen."

"mama diem dulu deh, kalau nggak mau denger allen teriak, mending mama keluar dulu dari kamar allen."

"loh kok ngatur?"

"ya ini kamar allen, bebas dong allen mau ngapain? lagian mama juga ngapain disini? tumben."

"mau lihat wajah serim."

"APAAN, NGGAK BOLEH, PUNYA ALLEN INI." allen memeluk handphone nya, tidak membiarkan mamanya melihat serim.

"posesif, dasar anak muda." mama akhirnya keluar kamar setelah berhasil membuat allen kesal.

"jadi park serim ini punyanya allen ma ya?"

"iya."

"ututu gemasnya, allen ma juga punyanya park serim doang loh ya."

"hmm I'm yours, selm."

"BYE ALLEN, AKU MAU PINGSAN." setelah itu serim menutup panggilan vidcall nya, tidak kuat jika allen sudah seperti itu.

...

with sellenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang