#15

208 26 1
                                    

"rim aku minta maaf." jari telunjuk allen menoel-noel paha serim, serim sedang marah kepadanya karena tadi allen jalan bersama orang lain tanpa memberitahu serim.

"riimmm." allen melingkarkan tangannya ke lengan serim lalu merengek pelan.

"seriiim." allen menyenderkan kepalanya manja ke bahu serim.

"noleh riim! jangan diem aja." allen menusuk-nusuk pipi serim berkali-kali.

"rim ayo noleh, nanti allen kasih cium."

serim melirik allen, hanya melirik, setelah itu mengalihkan pandangannya lagi ke depan, tidak memperdulikan allen yang menyender manja di dada dan bahu serim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

serim melirik allen, hanya melirik, setelah itu mengalihkan pandangannya lagi ke depan, tidak memperdulikan allen yang menyender manja di dada dan bahu serim.

"seriiim."

"park serim noleh doong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"park serim noleh doong." jari allen bergerak memutar di dada serim, pipinya menempel pada bahu serim.

akhirnya serim menoleh lagi, merasa geli karena jari allen memutar di dadanya.

"nakal ya kamu." serim mencengkram tangan allen yang tadi allen gunakan untuk memutar di dada serim.

"ya kamu nggak noleh noleh." allen mencoba melepas tangannya yang dicengkram oleh serim, namun tidak bisa, tenaganya terlalu kecil dibandingkan tenaga serim yang lebih besar.

"kamu duluan, kamu nakal jalan sama orang lain tanpa bilang dulu ke aku." serim menarik tubuh allen kasar hingga tubuh mereka jadi lebih dekat, dada mereka saling bertubrukan.

serim mencengkram leher allen menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya, serim gunakan untuk mencengkram pinggang allen, matanya menatap mata besar allen dengan tajam.

"aku udah minta maaf." jawab allen tidak jelas karena lehernya yang dicengkram membuat ia susah untuk bicara, namun serim masih mengerti maksud allen.

"kamu selalu begini, jalan sama orang lain, habis itu minta maaf, dan besoknya diulang." serim melepas cengkramannya di dagu allen.

"kamu kayak jalang, nempel ke cowok lain padahal udah ada yang punya disini." serim tersenyum sinis, tangannya yang mencengkram lengan dan pinggang allen terlepas.

"rim?" allen menatap serim tidak percaya, kenapa serim mengatainya seperti jalang?

"mending kita putus aja nggak si? gue capek sama lo yang kegatelan sama cowok lain."

"rim?" tangan allen gemetar, mencoba meraih tangan serim. namun, belum juga memegang tangannya, serim sudah lebih dulu menjauhkan diri dari allen.

"iya, mending kita putus." serim melepas kalung yang ia kenakan di leher, lalu memberikannya ke allen.

"makasih 3 tahunnya." serim meninggalkan allen sendirian setelah selesai mencubit pipi gembul allen.

allen menatap punggung serim yang semakin lama semakin mengecil, di tangannya terdapat kalung yang dulu ia berikan kepada serim sebagai kado saat mereka baru jadian.

allen memakai kalung itu ke lehernya dan menghela nafas panjang.

"tadi serim bilang makasih tiga tahunnya kan?" allen mengelurkan kotak kecil yang ia simpan di saku celananya.

"berarti serim tahu kalau hari ini aniv kita yang ketiga... kan?" allen menatap sedih kotak kecil yang niatnya akan ia beri ke serim hari ini sebagai kado anniversary mereka yang ketiga.

...

with sellenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang