#12

232 25 2
                                    

allen duduk disofa, menunggu serim pulang sambil melamun memikirkan hal random.

"lleeen." panggil serim sambil mendekati allen, serim baru saja pulang dari suatu tempat.

allen menahan nafasnya, melihat serim yang menggunakan kaos hitam ketat serta menggunakan jas yang tidak terpasang rapi.

dada serim sangat bidang...

"ke.. kenapa?" allen mendongak menatap serim, ia masih duduk, jadi harus mendongakkan kepalanya jika melihat wajah serim.

"loh kok gugup?" serim mengangkat satu alisnya, heran dengan allen yang gugup dan mata allen yang tidak fokus menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"loh kok gugup?" serim mengangkat satu alisnya, heran dengan allen yang gugup dan mata allen yang tidak fokus menatapnya.

"ngga, ngga ada apa apa." allen menunduk, tidak berani menatap serim.

serim yang merasa aneh, akhirnya mendekati allen.

"ada apa? sini bilang."

serim menunduk dan menatap allen yang masih menunduk, "kenapa? bilang aja, aku nggak gigit."

satu jari serim terulur untuk mengangkat dagu allen, ia menatap tajam mata allen.

allen yang ditatap seperti itu, hanya bisa menutup mata, seram.

"loh kok malah tutup mata?" serim tambah bingung, ini allennya kenapa?

"enggh, jauh jauh sana!" allen mendorong bahu serim hingga serim mundur kebelakang.

serim yang semakin bingung, akhirnya mendekati allen lagi dan dengan cepat langsung menarik bahu allen untuk ia peluk.

serim menempatkan kepala allen di dada bidangnya, mengelus pelan kepala allen agar tenang.

"ada apa? aku ada salah ya?" serim kaget saat kedua tangan allen melingkar di pinggangnya.

"kenapa pakai kaos hitam ketat?" serim tadinya tidak paham, tapi akhirnya ia paham apa yang allen maksud.

senyuman kecil muncul di bibir serim, "gimana? seksi kan aku kalau pakai kaos hitam begini? apalagi ditambah pakai jas."

"iya... tapi kamu meresahkan."

"loh kok meresahkan?"

"meresahkan hatiku."

"hihi, meresahkan begini, kamu tetep suka kan?" serim mengecup kepala allen.

"nggak."

"nggak percaya." serim mengendus rambut allen yang wangi shampo.

"btw kenapa kamu deg degan banget?" allen menempelkan telinganya ke dada serim, merasakan jantung serim yang berdetak kencang.

"ya kan emang begini?" serim mengelus rambut allen lagi.

"nggak, ini nggak kayak biasanya." allen menggesekkan hidungnya di dada serim, "geli llen."

"ngantuk rim."

"bobo."

"mau peluk serim."

"iya iya, kamu ke kamar duluan, aku mau cuci tangan kaki dulu."

"gamau." allen mengeratkan pelukannya di pinggang serim, tidak memperbolehkan serim pergi.

"manjanyaaa, sebentar doang kok, sana ke kamar dulu, cuman sebentar doang ini."

...

with sellenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang