#20

232 20 0
                                    

⚠️⚠️⚠️

︎ ︎︎ ︎︎ ︎︎ ︎

"ngapain kamu llen?" serim menatap allen tajam yang sedang asik bermain ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri.

allen yang merasa terpanggil, menoleh ke serim dengan alisnya yang terangkat satu karena bingung, ini kenapa serim memanggilnya dengan nada yang ketus.

allen yang merasa terpanggil, menoleh ke serim dengan alisnya yang terangkat satu karena bingung, ini kenapa serim memanggilnya dengan nada yang ketus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hah? emang aku ngapain?"

"ituu kamu lagi ngapain, lihat apa di hp?" serim menunjuk ponsel allen dengan dagunya.

"hah? ini?" allen menunjukkan ponselnya yang sedang menampilkan situs belanja online.

"ohh mau beli sesuatu, kirain lagi chat sama cowok lain."

"IHH enggaak!!"

"kan aku kira, mau beli apa kamu?"

"itu..."

"apa? bilang aja."

"kostum maid... sama itu... apa sih namanya, bando kucing..." jawab allen sambil mengalihkan pandangannya, malu karena serim menatapanya dengan tatapan bingung.

tidak lama, serim mulai tersenyum dan tertawa.

tidak lama, serim mulai tersenyum dan tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ngapain ketawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ngapain ketawa." pipi allen memerah, serim masih menertawainya.

"bayangin kamu pakai bajunya, terus pakai bandonya, kikiki lucuu." serim tersenyum geli membayangkan allen yang memakai baju maid tersebut.

"gausah di bayangin." bibir allen melengkung ke bawah, ia merebut ponselnya yang dipegang oleh serim.

senyum serim semakin lebar, serim juga tertawa aneh, sedangkan allen hanya menatap serim heran.

senyum serim semakin lebar, serim juga tertawa aneh, sedangkan allen hanya menatap serim heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"diem ih, gausah ketawa, aku malu." allen mengambil bantalnya dan ia peluk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"sini hp nya, katanya mau beli kan?"

"NGGAK JADI!"

"loh kok nggak jadi sih? ini aku mau beliin loh, nanti kalau barangnya udah sampai rumah, langsung dicuci bajunya. kalau udah kering, langsung cobain ya?" serim mengambil ponsel milik allen dan langsung ia pesan baju maid serta bando kucing seperti yang diinginkan allen tadi.

"RIM??!! NGGAK NGGAK, AKU NGGAK MAU PAKAI."

"udah aku beli loh, sekalian ekornya."

"ekor...? yang dimasukin ke belakang itu?" allen menatap serim horor, membayangkan saja sudah membuat dia merinding, apalagi saat nanti serim menyuruhnya untuk memasang ekor ke belakang itunya.

"iya dong, harus dipakai pokoknya." serim tersenyum kecil, tangannya menarik allen agar duduk disampingnya.

"nggak mau." allen menyembunyikan wajahnya ke dada serim, niatnya membeli baju maid serta bando kucing adalah untuk ia pakai saat ingin bermanja saja dengan serim, tetapi serim malah membeli ekornya juga.

allen tau serim pasti berpikir kotor.

"ehh jangan nangis, aku nggak maksa kok, pakai ekornya kalau kamu mau aja. aku mau bikin kamu nyaman sama apa yang kamu mau. nanti percuma kalau kamu ngelakuin apa yang aku mau, tapi kamu nggak nyaman." serim memeluk pinggang allen dari samping dan mengecup pipi allen berkali-kali.

"janji?" allen menyodorkan jari kelingkingnya ke depan serim, serim tersenyum dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari allen.

"janji, nanti serim kalau lepas kendali dan allen nggak mau, tendang serim aja ya?" serim menyuruh allen untuk tiduran di pahanya, allen menurut dan langsung tidur diatas paha serim dengan bantal yang ia peluk.

...

with sellenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang