#22

210 20 0
                                    

kelas pagi baru saja selesai, allen langsung keluar dari kelas dan berlari ke belakang gedung, ia ingin keluar dari gerbang belakang saja.

kenapa? karena serim, orang yang dia hindari mengirimnya pesan untuk ikut bersamanya. katanya ia sudah menunggu allen di gerbang depan.

allen jelas tidak mau karena serim termasuk orang yang bermasalah di kampusnya, allen tidak mau terlibat dengan serim.

"ngapain sih, gue udah bilang nggak mau." allen menggumam kesal, ia hanya ingin kehidupan kuliahnya tenang tanpa ada orang aneh seperti serim yang selalu mengusiknya.

allen bernafas lega saat dia sudah hampir keluar gedungnya, tetapi ia dikagetkan dengan suara yang ia kenal, "kan kabur."

allen berhenti, menatap orang di depannya yang sedang berdiri menghadap kesamping, kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya.

allen berhenti, menatap orang di depannya yang sedang berdiri menghadap kesamping, kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hai allen ma." serim menoleh ke kiri, tangannya masih di dalam saku celana, matanya yang tajam menatap allen.

" serim menoleh ke kiri, tangannya masih di dalam saku celana, matanya yang tajam menatap allen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"gue tau lo pasti bakal kabur, jadi gue langsung kesini, dan yahh... bener dugaan gue, lo lewat gerbang belakang."

"udah gue bilang, gue nggak mau ketemu sama lo." allen akan pergi, namun serim menahan tangan allen kuat agar allen tidak bisa pergi.

"disini dulu lah, ngobrol sebentar." serim melepaskan tangan allen saat allen menatapnya tajam.

"gue ada urusan habis ini."

"pfft, gue nggak percaya. lo pasti cuman bakal dirumah doang kan? tiduran sambil nyemil."

"kok tau?" allen melotot, kenapa dia bisa tahu?!

"ya makanya kasih gue kesempatan buat bicara sebentar, serius ini." allen menghela nafas, akhirnya ia menyetujui serim untuk berbicara.

"kenapa? disini aja, cepet." allen memeluk tas ranselnya, jujur ia takut jika bersama serim berdua begini, apalagi gerbang belakang sangat jarang dilewati oleh mahasiswa karena letaknya yang terlalu jauh.

serim bukannya menjawab, ia malah menaruh tangannya ke belakang leher.

"gue mau jujur sama lo." serim menggaruk lehernya, lalu ia berdehem sebelum mulai bicara. 

"mau jujur apaan? to the point aja lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mau jujur apaan? to the point aja lah." allen menghela nafasnya lagi, tidak sabar dengan apa yang akan diucapkan serim.

"gue suka sama lo."

allen mengangguk, ia tahu bahwa orang di depannya ini pasti menyukainya, terlihat dari gerak geriknya.

"terus?"

serim merogoh saku celananya, seperti mengambil sesuatu.

"ini, punya lo kan?" serim meraih tangan kanan allen, lalu menaruh sesuatu ke telapak tangan allen.

serim melepas pergelangan tangan allen yang tadi ia pegang, membiarkan allen melihat barang yang ia berikan tadi.

serim melepas pergelangan tangan allen yang tadi ia pegang, membiarkan allen melihat barang yang ia berikan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"pin gue..." allen tersenyum senang, pin penguin ini sama persis dengan pin yang dulu ia punya, sekarang sudah hilang karena Allen yang terlalu ceroboh.

"seneng?"

"BANGET!! KOK LO TAU GUE SUKA PIN PENGUIN?! mana di bagian belakang ada goresan kecil, persis kayak punya gue dulu." allen langsung menaruh pin itu ke dalam saku bajunya.

"udah sembilan bulan kan?"

"hah? kok lo tau udah sembilan bulan?"

"dulu waktu lo ke perpustakaan kota, gue lihat pin lo itu jatuh, yaudah gue ambil."

"KENAPA NGGAK LANGSUNG KASIH KE GUE?!"

"sengaja, biar gue bisa deketin lo." serim mengalihkan pandangannya ke bawah, tidak lagi menatap mata allen, takut dengan reaksi allen nanti.

" serim mengalihkan pandangannya ke bawah, tidak lagi menatap mata allen, takut dengan reaksi allen nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"lah? kan kita baru kenalan 3 bulan yang lalu..."

"gue udah merhatiin lo dari awal, waktu seangkatan kita masih jadi maba dulu." serim tersenyum tipis melihat wajah allen yang berubah total.

"dan gue juga..." serim menggantung ucapannya, melirik allen yang sedang menatapnya serius.

"kenapa?"

"gue selalu ngikutin lo kalo lo udah selesai kelas, anggap aja gue stalker karena gue emang cari tau semua hal tentang diri lo."

allen melotot kaget, ia langsung balik badan dan menjauhi diri dari hadapan serim, takut.

serim tersenyum miris, setidaknya ia sudah memberikan pin milik allen dan sudah jujur dengan perasaannya serta jujur saat ia selalu mengikutinya.

"PARK SERIM, LO GILA." teriak allen sebelum ia benar-benar meninggalkan serim sendirian di sana.

serim menyenderkan punggungnya ke dinding, lalu tubuhnya merosot ke bawah, sepertinya allen akan membenci dirinya.

"gue sayang lo llen, dan gue nggak bakal berhenti sebelum lo ngelirik gue." serim tertawa seperti orang gila, ia akan tetap mengejar allen hingga mendapatkan hatinya.

"oh iya allen besok kelas pagi."

...

with sellenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang