Halo gais! Lama tak jumpa😂🤚🏼 Gimana kabar kalian hari ini? Semoga selalu baik ya💕
Ada yang kangen sama Genta dan Zefa gak? Nih aku bawain chapter baru, uhuyyy😍😍😍😗😗😗 (kalo ada typo atau kalimatnya kurang nyambung komen aja ya^^)
Selamat membaca💜 jangan lupa kasih vote & komen ya gais! Sayang kalian😍❤️
***
Zefa mematut dirinya di depan cermin kamar mandi. Gadis itu merapihkan anak rambutnya dengan jemari tangan. Bel istirahat sudah dibunyikan sejak 10 menit yang lalu, teman-teman Zefa sudah lebih dulu ke kantin untuk mengisi perutnya. Berbeda dengan Zefa, ia malah mampir ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membuang zat ekskresi.
Tak lama kemudian Zefa keluar dari toilet. Namun, langkahnya berhenti ketika ia berpapasan dengan Audy di ambang pintu kamar mandi. Gadis cantik itu melayangkan tatapan sinis kepada Zefa, entah apa sebabnya.
"Minggir lo!" ucap Audy ketus.
Zefa menggeser tubuhnya lebih ke samping, memberi sedikit ruang agar Audy bisa berjalan. Keduanya melanjutkan langkah yang sempat tertunda tanpa ada sepatah kata yang meluncur keluar dari bibir mereka.
"Ah, ya, gue lupa ngasih tau lo sesuatu. Meskipun lo adalah pacarnya Genta, bukan berarti lo udah menang. Liatin aja nanti, gue bakalan rebut Genta dari lo, apa pun yang terjadi," kata Audy tanpa memutar badannya ke belakang.
Sementara itu Zefa terdiam. Ia hanya menaikturunkan kedua bahunya, kemudian berlalu tanpa berkomentar. Audy yang menyaksikan itu menghentak-hentakkan kakinya yang beralaskan sepatu tali di lantai dengan kesal. Sialan! Kenapa Zefa tidak merespon ancamannya? Bagaimana bisa gadis itu bersikap biasa saja setelah mendengar penuturan yang keluar dari mulutnya?
🌻
Laki-laki yang baru saja duduk di kursi mobilnya itu nampak murung setelah menemui dokter. Padahal ia sudah tahu fakta tentang itu cukup lama, tapi ... mengapa rasanya seperti baru mendengarnya kemarin? Padahal ia sudah mengerti konsekuensi apa yang harus ditanggungnya nanti, tetapi ... kenapa hatinya sangat sakit hanya dengan membayangkan peristiwa itu?
Kelopak matanya terpejam rapat. Ia menarik napas cukup panjang. Dalam hati, laki-laki itu berharap agar Tuhan bermurah hati. Sedikit saja, untuk kebahagiaannya, dan untuk kebahagiaan dirinya. Diam-diam ia berdoa, pada takdir buruk yang sebentar lagi ditetapkan, agar hal itu tidak terjadi.
🌻
Zefa mondar-mandir dengan sebotol air yang masih tersegel dan benda pipih yang ada di genggaman tangannya. Gadis itu asyik menendang batu kerikil yang tersebar luas di belakang perpustakaan. Ya, beberapa menit yang lalu ia mendapat pesan dari Genta. Lelaki itu mengatakan ingin bertemu dengannya di belakang perpustakaan segera. Namun, ketika Zefa tiba ia tidak melihat kemunculan batang hidung kekasihnya.
"Genta!" Zefa memekik kala menangkap tubuh Genta yang berlari ke arahnya. Gadis itu melambaikan tangannya ke atas dengan senyum manis yang menghiasi wajah imutnya.
Yang dipanggil mempercepat gerakan larinya. Tanpa aba-aba Genta langsung menarik tubuh mungil Zefa ke dalam dekapannya. Sontak bola mata Zefa melebar saat mendapat perlakukan mendadak seperti itu, tubuhnya menegang di pelukan Genta. Ia merekatkan tangannya di pinggang Genta, membalas pelukan lelaki itu. Keduanya terdiam dengan posisi seperti itu cukup lama hingga akhirnya Genta menciptakan sedikit jarak dari tubuh Zefa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Badboy vs Stupid Girl [HIATUS!]
Jugendliteratur⚠️DILARANG KERAS MENGCOPY CERITA SAYA⚠️ REVISI SETELAH TAMAT‼️ Cover by : @SivaMhrnii "Pacaran itu apa?" Zefa bertanya dengan wajah begonya. "Hah?! Serius lo gak tau?" Genta balik bertanya. Wajahnya nampak melongo tak percaya. Zefa menyengir leb...