Halo gais! Gimana kabar kalian hari ini? Semoga selalu baik ya🙌🏻
O, iya. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya 🙏🙏🙏 (hayooo, pada puasa gak kalian?😂)Siapa yang kangen sama Genta dan Zefa? Nih, aku bawain update terbaru 😍
Sebelum baca alangkah baiknya teken tombol bintang yang ada di bawah ya, sebagai bentuk penghargaan kalian ke aku hihi😂
Maaf kalo updatenya lama ya, aku agak sibuk soalnya 😭🙏 tolong komen kalo ada typo atau kalimat kurang jelas 🙏🙏🙏
Makasih banyak buat yang udah vote, selamat membaca kisah Genta dan Zefa💜💜💜
***
Genta menatap langit-langit kamarnya yang gelap gulita. Lampu kamar sudah ia matikan sejak lima menit yang lalu. Lelaki itu berusaha memejamkan kedua matanya untuk tertidur, tapi hasilnya sia-sia. Tubuh Genta berguling ke sana-kemari, mencari posisi yang enak untuk menampung berat badannya. Ia mendesah pelan ketika mengingat ucapan Elsa di meja makan.
Menyerah dengan keadaan, Genta memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan menuntun langkah kakinya ke meja belajar. Ia duduk di kursi, lalu terdiam mengamati benda yang ada di sekelilingnya. Perlahan tangan Genta tergapai mengambil setoples kaca berisi teh celup. Ya, itu adalah teh pemberian Zefa yang sudah kadaluarsa ketika diminumnya. Entah ide gila apa yang merangsang otaknya hingga ia mempunyai ide untuk menjadikan teh celup itu sebuah pajangan di meja belajarnya. Mungkinkah pada saat itu ia sudah menyukai Zefa hingga enggan membuang barang pemberian dari gadis itu?
Genta memutar ingatan di mana pertama kali dirinya bertemu dengan Zefa, jengkel karena sikap bego gadis itu, juga beberapa momen tertentu yang membuat jantungnya berdebar kencang saat berdekatan dengannya. Tanpa sadar, mata lelaki itu berkaca-kaca. Sesak rasanya. Genta tidak tahu, sampai kapan dirinya harus berpura-pura. Tiap kali ia mengharapkan kebahagiaan lebih, kenyataan pahit selalu berhasil menamparnya.
🌻
Kemarin malam rencana pergi ke bioskop mereka gagal karena Genta harus kumpul bersama keluarganya. Sebenarnya, mungkin kedua orangtuanya tidak akan mempermasalahkan hal itu, apalagi Arkan, ia pasti malah menyuruh Genta kencan ketimbang merayakan kepulangannya. Tapi tetap saja, Genta merasa tidak enak. Untungnya Zefa bisa pengertian padanya dan menyarankan untuk menonton di hari lain.
Kini Genta tengah menunggu Zefa di ruang tamu, sesekali lelaki itu memakan kudapan ringan yang disediakan oleh Zefa. Lila—mama Zefa, sedang tidak ada di rumah. Beliau belum pulang dari tempat kerjanya. Tapi Zefa sudah berpesan di meja makan tadi pagi jika malam ini ia akan pergi keluar bersama Genta.
"Genta!"
Seruan itu membuat Genta menoleh, tubuhnya mematung seketika tatkala mengamati penampilan Zefa. Gadis itu sangat cantik, ia mengenakan long dress motif bunga berwarna merah jambu dengan sepatu flat shoes berwarna senada. Rambut Zefa digerai panjang, wajahnya dihias menggunakan make-up dan lip balm. Jepit rambut dan tas selempang yang dikenakannya melengkapi penampilannya hari ini.
"Ta?" panggil Zefa pelan ketika menghetahui tak ada reaksi apa pun dari Genta saat ia memanggilnya.
"Eh? Iya?" Genta terperanjat. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya sejenak agar tersadar dari lamunannya. Pandangannya sempat terbuai oleh paras kecantikan Zefa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Badboy vs Stupid Girl [HIATUS!]
Teen Fiction⚠️DILARANG KERAS MENGCOPY CERITA SAYA⚠️ REVISI SETELAH TAMAT‼️ Cover by : @SivaMhrnii "Pacaran itu apa?" Zefa bertanya dengan wajah begonya. "Hah?! Serius lo gak tau?" Genta balik bertanya. Wajahnya nampak melongo tak percaya. Zefa menyengir leb...