Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Zefa. Bukan hanya melelahkan, tapi juga membawa kesialan bagi dirinya. Mengapa teh manis yang ia buatkan untuk Genta harus tertukar dengan minyak bekas menggoreng ayam?
Zefa menidurkan kepala di meja makan. Ia terus-terusan mengumpat. Menyalahkan botol bekas air mineral yang digunakannya harus sama dengan tempat mamanya meletakkan minyak bekas menggoreng ayam.
Zefa mengambil botol bekas air mineral berisi teh manis yang ada di samping kompor. Sebelah tangannya mengeluarkan satu botol yang sama dari tas lempang yang ia gunakan. Benar saja dugaannya, botol itu tertukar. Warna minyaknya hampir sama dengan teh manis yang ia buat, hitam kepekatan. Rasa panik karena mengejar waktu terus mengusik sampai Zefa lupa mengecek ulang barang yang ia ingin bawa.
Zefa menepuk dahinya berkali-kali. "Aduh, gue ceroboh banget sih. Ya ampun!" makinya.
Ia meletakkan kedua botol itu di samping kompor gas. Ia bahkan sudah tidak peduli apakah botol itu berisi teh manis atau minyak bekas menggoreng ayam. Masa bodo jika nanti mamanya malah menuangkan teh manis ke wajan.
"Zefa!" teriakkan Lila dari ruang keluarga terdengar sampai ke gendang telinga Zefa.
"Iya, mama." Zefa bergegas menemui mamanya yang baru pulang kerja di ruang keluarga. Berharap banyak Lila membawakan donat J.co selusin.
Setelah sampai di ruang keluarga, ia mencium tangan mamanya terlebih dahulu sebelum bertanya tentang pesanan donat J.co-nya.
"Mama, donat J.co pesenan Zefa mana? Mama inget, kan? Mama beliin nggak?" tanya Zefa bertubi-tubi. Ia melirik setiap barang bawaan mamanya. Barangkali diantara bawaan itu ada plastik berisi kardus donat J.co yang bersembunyi.
Lila meletakkan barang-barang bawaannya di sofa. Ia menatap Zefa sambil menggelombangkan bibir. "Dasar, giliran makanan aja inget terus." ucapnya sambil mengambil plastik berisi kardus J.co yang berada diantara barang-barang bawaannya. Lila menyodorkan plastik itu ke anaknya.
"Zefa lagi pengen banget makan donat J.co soalnya. Hehehe..." katanya jujur. Kemudian ia duduk di salah satu sofa, mengeluarkan kardus donat J.co dari plastik.
Matanya lberbinar terang tatkala melihat salah satu donat kesukaannya ada diantara lusinan donat lain yang mama beli. Zefa mengambil donat kesukaannya, Cheese Cakelicious. Donat topping cokelat putih yang kemudian ditambah cokelat Oreo dengan filling cream di dalamnya.
Lila menatap jam bundar yang menempel di tembok ruang keluarga, hari sudah menjelang malam, cepat atau lambat Zefa pasti akan lapar lagi. Mungkin sebaiknya ia memasak makan malam sekarang.
"Zefa, kamu nanti malem mau makan apa?"
Zefa berfikir tanpa menghentikan gerakan mulutnya yang sibuk mengunyah donat. "Apaan aja deh, terserah mama." tidak menemukan makanan yang diinginkan malam ini, akhirnya ia membiarkan mamanya yang menentukan masakan.
Lila akhirnya pergi ke dapur, menyiapkan berbagai alat dan bahan memasak. Sementara Zefa mengubah posisinya menjadi tiduran, ia mengulurkan sebelah tangannya, mendekatkan remot dan televisi agar benda elektronik yang menghasilkan gambar dan suara itu hidup.
"ZEFA!!!"
"APAAN, MAH?!" sahut Zefa tak kalah keras. Untung saja ia tidak menyalakan televisi menggunakan suara besar.
"KAMU LIAT NASI BASI YANG ADA DI DALEM BASKOM NGGAK? PERASAAN TADI PAGI MASIH ADA, DEH!"
"NASINYA-" tiba-tiba ia jadi ingat nasi yang dipakainya untuk membuat nasi goreng. Jangan-jangan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Badboy vs Stupid Girl [HIATUS!]
Teen Fiction⚠️DILARANG KERAS MENGCOPY CERITA SAYA⚠️ REVISI SETELAH TAMAT‼️ Cover by : @SivaMhrnii "Pacaran itu apa?" Zefa bertanya dengan wajah begonya. "Hah?! Serius lo gak tau?" Genta balik bertanya. Wajahnya nampak melongo tak percaya. Zefa menyengir leb...