02.

32.6K 2.5K 110
                                    

Memiliki banyak penggemar memang menyenangkan. Setiap hari dia bisa tidak mengeluarkan uang karena selalu mendapatkan kiriman makanan di mejanya.

Raga tidak ambil pusing siapa yang mengirimnya. Yang penting uang di kantongnya aman dan dia pun kenyang.

Bagi Raga pacaran itu bukan hal yang sulit.

Hampir setiap Minggu Raga bisa saja mendapatkan mantan sampe 8 orang.

Dan itupun bukan Raga yang ingin. Tapi cewek-cewek centil yang selalu menghakimi dirinya.

"Sutt.. cewekk.."

Raga bersiul, menggoda perempuan dengan balutan hoodie kuning yang sedang berdiri di dekat tribun.

Karena Latifa merasa cewek, wajar bukan kalau dia nengok?

Tapi setelah melihat kehadiran Raga, Latifa jadi nyesel karena udah nengok.

Latifa bergumam kecil, "Numpang-numpang. Jangan ganggu. Gue cuma lagi mikirin dana OSIS bukan mau ngeliat setan berkeliaran."

"Sembarangan kalo ngomong, masa ganteng begini di kira setan," cibir Raga tak terima.

"Bikin merindinggg banget, ada suara gaada wujudnya." Latifa menggedikan bahunya, masih acuh dengan keberadaan Raga.

"Belum aja gue cium mulut nya biar tobat."

Sontak Latifa menoleh. "DASAR COWOK MESUMM, JAUH-JAUH SANA LO DARI GUE."

perempuan itu memukul Raga dengan buku kas OSIS. 

"Gue cium beneran nih nanti." Ancama Raga rupanya manjur untuk membuat Latifa menghentikan aksinya.

Perempuan itu mengerutkan dahinya, matanya menatap Raga tajam. 
Raga menyentil dahi Latifa kencang. 
"Apaansi sakit. Main sentil-sentil aja Lo pikir jidat gue gundu apa."

Raga terkekeh geli, "kerutan didahi Lo sering banget keluar si kalo lagi sama gue."

"Karena Lo aneh."

"Aneh?

"Iya Lo tuh termasuk dalam daftar manusia aneh di dunia. Untung ya cowok kaya Lo cuma satu, coba kalo banyak. Bikin stress kali."

Melihat Latifa hendak pergi, cowok itu kembali menahan. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan berhenti di depan cewek itu.

"Minggir."

Raga acuh, tak peduli seberapa tajam tatapan Latifa sekarang.

"Minggir gue bilang."

"Nge-date sama gue, baru gue kasih jalan."

Latifa menghembuskan napasnya kasar, "Ogah. Mendingan gue jalan sama gunduruwo dari pada sama Lo."

"Ck! Sok-sokan pilih gunduruwo. Kalo disamperin juga paling Lo ngumpet di ketek gue."

"Dih, najis banget gue ngumpet di ketek Lo. Bau sampah."

"Cie pernah nyium ya mbaknya."

Sabar Latifa, ini ujian.

Latifa berbalik. Namun sayangnya Raga sudah berhasil menahan tangannya.

"Gue cium beneran nih kalo ga mau."

"Gue pukul lagi tulang hidung Lo pake kepala gue biar Pat..."

Belum selesai Latifa menyelesaikan ucapannya. Kecupan Raga berhasil mendarat di pipinya.

"IHHH NAJIS," Raga melangkah mundur, cowok itu tersenyum miring menatap Latifa.

"Hak milik kalau Lo itu punya gue. Jadi jangan coba-coba ngindarin gue."

BCS : RAGALATIFA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang