61. Hari yang menyakitkan

11.2K 1K 81
                                    

Satu part menuju ending

Sudah siap?

Siapkan tissu secukupnya biar ga boros

Janji setelah baca ini jangan ngambek sama Den

Jangan benci sama Den

Selamat membaca

****

Aku mengharapkan sesuatu, namun itu harus pupus saat kamu memutuskan untuk pergi

Ayo pacaran by Dentara

****

Kenan mengelap wajah Latifa dengan handuk basah, hari ini pada pulang kerumah untuk menyiapkan pemakaman untuk Abi. Sementara Raga sedang melusai biaya administrasi di kasir dan pulang untuk mengecek tempat pemakaman. Untung saja Kenan memang bekerja di rumah sakit ini, jadi Raga bisa dengan mudah meminta bantuan Kenan untuk menjaga istrinya itu.

"Fa, tidur mulu gamau bangun?"

Tangan Kenan beralih mengelap lengan Latifa dengan penuh hati-hati, Aurora belum bisa datang karena sedang ada kerjaan di luar kota. Kenan sengaja tidak memberi kabar karena takut membuat pikiran perempuan itu disana.

Biarkan Aurora menyelesaikan dulu tugasnya sebelum kembali.

"Gue kangen tahu sama Lo. Bangun dong. Nanti gue traktir makan enak deh."

Kenan mencelupkan handuk kedalam baskom yang berisi air, lalu memerasnya.

"Eh tapi kan suami Lo bosnya, kayanya mau makan enak gaperlu gue traktir ya." Kenan terkekeh geli, setelah selesai mengelap tubuh luar Latifa, Kenan beralih memeriksa kondisi perempuan itu. Sudah stabil dan tinggal menunggu perempuan itu sadar.

Kenan termenung, ia merasa bersalah karena tidak berani jujur kepada Raga dan semuanya. Kenan sudah mengetahui bagaimana kondisi Abi yang sangat tidak memungkinkan. Pecahan kaca itu sudah bisa Kenan tebak mengenai bagian organ vital dan membuat Abi bisa saja tidak selamat.

Namun Kenan menepis pikiran negatifnya, Kenan mempercayakan semuanya pada seniornya yang mengoperasi Abi. Dia mencoba percaya bahwa Abi akan bisa selamat. Lagi pula dia cuma seorang dokter umum yang bisa saja diagnosanya salah. Kemarin saja saat pasien yang sakit jantung selesai dioperasi Kenan membuat diagnosa bahwa orang itu sudah masa pemulihan, namun nyatanya masih ada masalah di bagian tubuh yang lainnya.

Dan pada kenyataan kondisi Abi benar-benar sesuai prediksinya.

Ceklek

Kenan menoleh, matanya melotot menatap kehadiran Aurora dengan raut wajah yang sangat khawatir.

"Kenan, Lo!"

Kenan beralih menarik Aurora keluar, agar tidak membuat keributan didalam.

Aurora menepis kasar tangan Kenan, Aurora memincingkan matanya, menatap Kenan dengan raut wajah penuh amarah.

"Kenapa Lo gabilang kalo Latifa sama Abi masuk rumah sakit!"

Kenan mencoba menenangkan Aurora yang berbicara dengan nada yang meninggi.

"Stttt, jangan berisik ini rumah sakit. Lo bisa ganggu pasien lain."

Aurora menarik napasnya dalam-dalam, tangannya mengibaskan wajahnya yang memanas.

BCS : RAGALATIFA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang