28. Terpesona

9K 1K 33
                                    

YUHUUU

DEN UPDATE

TING 🔔

ADA YANG MASIH MELEK?

ADA YANG NUNGGIN CERITA INI UPDATE?

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENTAR YANG BANYAK YA

KALI INI ADEGAN FULL KEUWUAN RAGA SAMA LATIFA HEHEHE

STAY TUNE

Raga bersandar tembok dekat pintu masuk ke ruangan OSIS, sesekali mengintip dari kaca jendela, ia melihat Latifa sedang memberikan instruksi kepada para anggotanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga bersandar tembok dekat pintu masuk ke ruangan OSIS, sesekali mengintip dari kaca jendela, ia melihat Latifa sedang memberikan instruksi kepada para anggotanya. Tak tahu rapatnya tentang apa yang jelas Raga sudah hampir 2 jam disini.

Cowok itu mulai lesehan dilantai. Pegel. Sambil bermain game di ponselnya.

"ASTAGFIRULLAH." Genta yang keluar pertama dari ruangan OSIS menjerit kala melihat Raga tanpa dosa duduk di lantai.

Cowok itu memegangi jantungnya yang berdegup dua kali lebih kencang.

"Udah kelar rapatnya?" Raga terlihat santai, padahal Genta masih tarik napas buat menetralkan jantungnya.

Genta mengangguk, "Nyari Latifa?"

Raga memasukan ponselnya ke dalam saku celana abu-abunya. Cowok itu bangkit dari lesehannya.

"Iya, mana?" Tanyanya.

"Masuk aja. Lain kali tuh ya jangan ngagetin Napa bang. Buset dah."

"Lonya aja lebai, udah Sono pulang ntar di cariin emak lu." Raga berjalan santai memasuki ruangan OSIS. Beberapa anggota OSIS menatap Raga dengan tatapan curiga dan heran.

"Woi, masih lama?" Raga menegur Latifa yang masih sibuk berdiskusi dengan Cahyo di satu meja. Mendengar teguran yang tiba-tiba, sontak membuat keduanya menoleh secara bersamaan.

Cahyo nyengir, "Oh udah jadian ya? Pajak jadiannya lah biar langgeng." Karena paham kehadiran Raga mau apa, Cahyo mulai membereskan beberapa kertas dan buku-buku yang di gunakan untuk mencatat rapat hari ini ke dalam tas.

Latifa hanya menatap Raga datar, "Lo ngapain?" Katanya.

"Nungguin Lo lah, gue mau ngajak Lo jalan." Alis Raga naik turun, tak lupa senyumnya yang merekah sempurna.

Cahyo tertawa, "Udah sana nikmatin dulu berduaannya, siapa tahu nyaman."

Raga mengangguk setuju, "Boleh juga dukungan Lo. Ga sia-sia motor Lo jadi sandraan waktu itu ya."

BCS : RAGALATIFA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang