9. Jalan bareng Aldo

11.5K 1.2K 8
                                    

"WOI BANGUN, UDAH JAM BERAPA INI PERAWAN KERJAANNYA PELUKAN GULING TERUS." Latifa menyingkirkan lengan Aurora yang berusaha membuka selimutnya dengan kasar.

"Berisik banget si. Ngapain si pagi-pagi Lo udah disini!"

Mendengar adiknya mengoceh karena tak terima hari Minggunya di ganggu membuat Aurora meringis. Malasnya Latifa benar-benar 11 12 dengan dirinya.

"Bangun buruan, matahari udah di atas kepala Lo masih molor aja."

Latifa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia merasakan silau saat matanya menatap jendela yang baru saja di buka hordennya.

"Bangun buruan, ada yang cari tuh."

"Bilang aja si gue gaterima tamu di hari Minggu."

Aurora terkekeh, "Orangnya juga lagi sarapan sama Ayah sama Bunda. Buruan deh, abis itu pergi beliin barang bulanan."

Latifa mengeratkan pelukannya dengan guling, "siapa si emang yang Dateng? Raga? Kalo dia suruh pulang aja."

"Ciyee udah tahap pendekatan kan Lo sama Raga."

Tersadar karena salah menyebutkan namanya didepan Aurora membuat Latifa bangkit dan langsung melotot.

"GAUSAH NGADI-NGADI, GUE ANTI SAMA COWOK PLAYER MACAM ITU ORANG."

Aurora yang hendak menutup pintu untuk keluar dari kamar Latifa, menoleh sebentar, "Buruan deh turun. Aldo nungguin dari tadi. Ga malu apa Lo bangun siang di depan gebetan!"

"KENAPA GA BILANG DARI TADI KALO ALDO DATANG!"

Aurora tak menghiraukan teriakan Latifa, perempuan itu malah ngacir pergi gitu aja. Latifa langsung bangun. Ia masuk ke kamar mandi buat mandi biar di depan Aldo dia makin cantik.

"Kamu kemana aja si, diajakin sarapan ga turun-turun." Latifa menuruni anak tangga dengan anggun. Aurora mencibir, padahal biasanya perempuan itu ga bisa diam dan paling pecicilan.

Jaga image banget ya bund.

"Gausah sok cantik. Masih cantikan juga gue." Latifa melotot ke arah Auorora dengan tajam.

Seolah tatapan matanya berkata, "Bisa diam tidak."

Aldo terkekeh melihat tingkah kakak beradik di depannya. Ia jadi iri, mengingat Aldo adalah anak semata wayang, dan selalu ditinggal sendirian di rumah.

"Udah lama do?"

Aldo ngangguk, "Lumayan, dari sebelum sarapan sampe sarapannya selesai."

"Bun, Aurora pergi dulu. Rama udah di depan."

"Dih, ngomong aja kecintaan sama Alkan tapi jalannya tiap hari sama Rama mulu. Dasar enggak konsisten."

Aurora yang sebelumnya ingin menyalami punggung tangan Resi menatap Latifa dengan kesal.

"Awas Lo minta duit sma gue." Setelahnya perempuan itu pergi begitu saja.

"Baperan najis." Resi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya. Untung saja Aurora tidak seharian di rumah karena lebih sering di rumahnya sendiri. Jadi mereka gak terlalu sering bertengkar.

Coba kalo setiap hari nyatu.

Bisa dibayangkan riuhnya keramaian rumah ini bisa melebihi jalan raya yang lagi macet.

"Yaudah bunda ke atas dulu. Kalian ngobrol aja disini ya jangan masuk ke kamar."

Latifa melotot, "Bunda apaansi. Aldo ga kaya gitu orangnya."

Aldo tersenyum melihat Latifa membelanya, "Tenang aja Tante."

"Oke kalo gitu."

Latifa mengambil piring di rak untuk mengambil sarapannya.

BCS : RAGALATIFA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang