14

779 109 25
                                    

Menjalani kehidupan baru sebagai seorang selir raja, membuatnya tidak bisa bersikap bebas seperti dulu lagi.
Jika di masa lalu ia terbiasa bepergian seorang diri tanpa ada yang menemani, di masa sekarang kemanapun ia melangkah selalu ada yang mengikuti dan terkadang membuatnya tidak nyaman.

Hari ini ada kunjungan dari perwakilan negeri seberang yang datang bersama sang Putri untuk mempererat hubungan antar kedua kerajaan.

Entah siapa yang mengusulkan, Hinata diperintahkan untuk menyambut kedatangan sang Putri bersama selir Ino.

Di sinilah kedua wanita cantik itu saling berdampingan, berdiri di depan aula istana beserta para dayangnya untuk menyambut kedatangan putri Sakura.

Rombongan putri Sakura sudah memasuki area istana, gadis cantik berambut merah muda itu terlihat tengah berjalan untuk menghampiri kedua wanita itu.

"Selamat datang di kerajaan Konoha ini, Putri." Sambut Ino antusias, tak lupa senyum manis andalannya ia ikut tampilkan.

Sakura membalas sambutan itu dengan gerak hormat ala putri bangsawan, hingga kemudian matanya beralih menatap Hinata yang berdiri di samping Ino.

Seolah paham arti dari tatapan milik Sakura, Ino pun tersenyum penuh arti.

"Tuan putri, Ini adalah Hinata, dia yang ditugaskan untuk menemani anda selama disini. Jadi, jangan terlalu sungkan terhadapnya." Bisiknya, suara Ino terlalu kecil hingga yang mendengarnya hanyalah Hinata dan Sakura.

Hinata tentu saja kaget, Ino memperkenalkan dirinya bukan sebagai seorang selir. Berbeda dengan Sakura yang langsung menatap remeh padanya.

Atas perintah Ino, Hinata kemudian menuntun Sakura menuju ruangan yang akan putri itu tempati.
Tentu saja setelah ia berhasil mengusir para dayang-dayang milik Hinata untuk tidak mengikuti selir itu kemanapun.

Ino memang sudah merencanakan semua ini, ia ingin membuat Hinata dipermalukan dengan menjadikan wanita itu sebagai pelayan dari Sakura.

"Kau ini seorang pelayan, tapi penampilanmu seperti seorang bangsawan saja." Sungut gadis itu ketus, mereka berdua telah memasuki ruangan yang akan ditempati oleh Sakura.

"Maaf, sebenarnya saya ini—"

"Diam!"
Potong Sakura dengan cepat,"Lebih baik kau segera siapkan makanan, aku sudah sangat kelaparan akibat perjalanan jauh yang kulewati."
Perintahnya pada Hinata.

Hinata mengerutkan keningnya, ia bingung harus menyikapi seperti apa.
Menuruti permintaan Sakura atau lebih baik mengabaikannya saja.

"Kalau begitu saya akan menyuruh pelayan untuk menyiapkannya."
Ucap Hinata pada akhirnya.

Ia memilih untuk membiarkan saja gadis itu bersikap tidak sopan padanya, toh dirinya juga tidak merasa keberatan karena sudah biasa melakukan tugas seperti itu.

Setelah menyantap makanannya Sakura mengajak Hinata ke taman belakang istana, Sakura mengingat perkataan Ino bahwa untuk menarik perhatian pangeran Sasuke, dirinya harus mau memetik bunga mawar langsung dari kebunnya.

"Cepat! Petikan beberapa tangkai untukku!" Lagi-lagi Sakura menyuruh Hinata melakukan hal yang ia inginkan, Sakura tidak ingin jarinya terluka ketika memetik mawar tersebut sehingga ia menyuruh Hinata untuk melakukannya.

Sang selir yang malang pun mau tidak mau menuruti keinginan putri Sakura, ia kini tengah mencoba untuk memetiknya.

Tanpa mereka berdua sadari ada dua orang yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

Yang satu, dari senyum liciknya sudah jelas bahwa orang itu sangat menikmati pemandangan dimana Hinata berhasil dibuat susah oleh putri Sakura yang sudah terkenal akan perangainya yang sombong.

Selir : The Forbidden Love (Hinata Centric) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang