19

735 111 22
                                    

Itachi, pria itu tengah memandang sendu kearah Hinata yang masih saja berlutut di hadapannya. Meminta sebuah pengampunan terhadap pengkhianatan Tobirama.

Setelah Tobirama dijebloskan ke penjara, Itachi dengan murka menyeret Hinata dan mengurungnya di paviliun.

Sang panglima senju akan dieksekusi dua hari kemudian, begitu pula dengan keluarga Yamanaka beserta pengikutnya.

"Setelah semua yang terjadi kau masih berani meminta pengampunan dariku untuk orang lain?"

Nadanya terdengar tajam dan penuh penekanan, membuat Hinata yang sudah lemas mendongak dengan tatapan sayunya.

Itachi meringis dalam hati, mata selirnya itu telah kehilangan cahayanya.

"Kau terlalu percaya diri!"

Hinata menangis mendengarnya, Itachi tidak pernah membentaknya selama ini, lelaki dengan surai hitam panjang itu berubah menjadi lelaki dingin dan menakutkan.

"Aku bersedia menukar sisa hidupku untuk kebebasan Tobirama."
Ucap Hinata tanpa putus asa.

"Aku rela menggantikan hukumannya, Yang Mulia." Lirihnya sendu.

Rahang Itachi mengeras, sebegitu dalam kah rasa cinta Hinata terhadap Tobirama? Sampai-sampai Hinata rela menukar hidupnya demi kebebasan lelaki itu.

Tubuh Hinata bergetar, Itachi mengguncang bahunya dengan cukup keras, "Hinata, kau menyakitiku begitu dalam. Kau menghancurkan semuanya hingga tak tersisa!"

Hinata hanya bisa menangis, dirinya juga merasa bersalah pada Itachi.
tapi ia tidak bisa membohongi perasaannya, Hinata masih sangat mencintai Tobirama sampai saat ini.

Itachi menyatukan kening mereka dengan Hinata yang masih terisak, "Aku harus bagaimana? Aku harus bagaimana agar kau hanya mencintaiku." kata pria itu terdengar pilu.

Lelaki itu kemudian melepaskan tubuh Hinata, ia kembali merubah raut wajahnya menjadi lebih keras dan dingin.

"Aku akan mengabulkan permintaanmu, datanglah besok ke lapangan di mana kekasihmu akan kubebaskan di hadapan seluruh rakyatku!"

Setelah mengucapkannya Itachi pun pergi meninggalkan Hinata yang kini tersungkur karena sudah tidak kuat menopang tubuhnya. Wanita itu kembali menangis sejadi-jadinya, entah kenapa perasaannya sakit, dan terasa semakin menyesakkan.

Sementara itu Itachi dengan langkah lebar nan angkuh miliknya berjalan menuju penjara bawah tanah, di mana si pengkhianat Tobirama ditahan.

Obsidian hitamnya menatap tajam pada sosok lelaki dewasa yang sedang terduduk kaku diatas tumpukan jerami di dalam sel. tidak ada pakaian mewah yang selalu menempel di tubuh atletisnya, Tobirama sepenuhnya telah menjadi tahanan istana dengan tingkat kejahatan paling tinggi.

Mata merahnya hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, kedua tangannya diborgol dan kedua kakinya yang dirantai. Begitu menyedihkan dan tidak berdaya.

"Apa kau memiliki sebuah permintaan sebelum menemui ajalmu?"

Itachi memandangnya dengan remeh, namun Tobirama menanggapinya dengan tertawa seperti orang yang telah kehilangan kewarasannya.

Mata merahnya menyipit,"Apa seseorang sepertiku masih boleh meminta sesuatu?" Tanyanya sinis.

Itachi tersenyum miring,"Tentu saja, bagaimanapun kau masih memiliki seseorang yang berharga untuk kau tinggalkan." Jawabnya tenang.

Rahang Tobirama mengeras, ia menatap Itachi dengan benci.

"Jangan pernah kau menyentuh Hinataku!" Teriaknya.

Selir : The Forbidden Love (Hinata Centric) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang