3

1K 135 5
                                    

Suasana di dalam aula utama sedang dalam keadaan tegang. rapat para petinggi istana yang terbagi dari dua kubu menciptakan perang dingin tak kasat mata antar keduanya.

Itachi sebagai kepala pemerintahan duduk dengan angkuh membelah barisan yang memang sudah di tetapkan sedemikian rupa.

Mereka sedang mendiskusikan perjodohan bagi putra mahkota yang usianya sudah sangat cukup untuk memiliki isteri.

Fraksi barat tercipta dari orang-orang kepercayaan raja terdahulu. mereka sepenuhnya memihak pada tahta sang Ratu dan Putra mahkota.
Kubu yang diketuai oleh kepala keluarga Nara ini sepenuhnya memiliki pondasi kuat dalam politik, karena mereka adalah ahli-ahli dalam strategi dan juga ketatanegaraan.

Sedangkan fraksi selatan merupakan sekumpulan para keluarga bangsawan. beberapa anggota mereka juga adalah ahli dalam peperangan, Panglima perang kerajaan Konoha merupakan bagian dari kubu ini. Fraksi selatan dipimpin oleh yamanaka Inoichi yang tidak lain adalah ayah dari Selir kerajaan Konoha sendiri.

"Putri Sakura dari kerajaan Suna, bisa menjadi kandidat terkuat untuk Putra mahkota, Yang Mulia." Inoichi masih gencar mencoba memberi masukan.

Shikaku yang mendengarnya segera menyela,"Tapi Putri Sakura hanyalah putri dari seorang selir, ia akan mempengaruhi posisi bagi Putra Mahkota."

Inoichi mengumpat dalam hati, sangat sulit mempengaruhi Itachi jika si kepala keluarga Nara itu masih ada.
Tapi jelas ia tidak akan menyerah begitu saja.

"Kalau begitu bagaimana dengan Putri Karin dari Iwa? Dia juga anggota keluarga Uzumaki, keluarga bangsawan di negara tersebut." ucapnya lagi.

Itachi menatap sekumpulan orang itu dengan tanpa minat, ia sebenarnya merasa rapat seperti ini sangatlah tidak berguna. karena sekeras apapun mereka membahas calon pasangan untuk putra mahkota, Sasuke akan dengan sangat tegas menolaknya.
Pemuda itu belum memiliki minat untuk menikah.

"Uzumaki karin memanglah putri kerajaan yang berdarah murni, tapi kerajaan mereka tidak cukup kuat untuk memberi keuntungan pada pihak kita." ucap Itachi dengan penuh ketegasan.

Diam-diam mereka merutuki kebodohan mereka tentang perihal itu. Bagaimana mereka bisa melupakan soal keuntungan yang memanglah tujuan dari adanya pernikahan politik.

"Terlebih lagi, sebaiknya kita memikirkan masalah pemberontak yang akhir-akhir ini sering terjadi, beberapa perwakilan rakyat mengeluhkan hal itu." lanjutnya lagi.

"Namikaze Naruto, bergabunglah dengan Shikamaru untuk menyelidiki masalah tersebut!" Perintah Itachi tegas.

"Baik, Yang Mulia." jawab keduanya dengan serempak.

Itachi memijit pelipisnya pelan, akhir-akhir ini kepalanya selalu terasa lebih berat. Padahal ia rutin meminum racikan obat dari tabib kepercayaannya, tapi obat itu hanya menimbulkan efek kenyamanan sesaat.

Itachi pernah bercerita pada Kakashi perihal masalahnya ini, namun respon yang di berikan pria itu sangat menyebalkan.

"Mungkin Yang Mulia butuh berlibur dan bersenang-senang."

Itulah pendapat yang terlontar dari mulut pria itu, sebuah saran yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin ia menyuruh seorang raja untuk berlibur di tengah-tengah masalah dan pergejolakan politik yang sedang terjadi. Sepertinya otak Kakashi perlu diperbaharui ulang.

Itachi memutuskan untuk ke perpustakaan milik kerajaan, ia sedang butuh suasana baru. Itachi sangat suka membaca, ia juga terkadang menulis beberapa kaligrafi dalam bahasa kuno.

Pintu ruangan tersebut terbuka, aroma khas kertas tercium olehnya.
Pria itu melangkahkan kakinya, menuju deretan rak dengan ratusan buku dan beberapa dokumen berjejer rapih. Ketika ia menuju bagian rak tengah, matanya menangkap sosok perempuan yang tertidur di lantai dengan punggungnya yang bersandar pada bagian rak buku.

Selir : The Forbidden Love (Hinata Centric) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang