34. AFTER WEDDING

1.3K 118 1
                                    


    "Hallo, Sayang."

      Rezanta menyapa dan menghampiri istri tercinta yang sedang duduk manis di  depan meja rias. Dipegangnya bahu Renata dari belakang. Dengan penuh cinta dipandangi bayangan istrinya di dalam cermin. Ia merasa, Tuhan sangat baik padanya dengan menurunkan seorang bidadari cantik untuknya. Membawa banyak keajaiban dan kebahagiaan dalam hidupnya.

      Saat ini, segala atribut baju pengantin sudah lepas dari tubuh Renata. Bergantikan dress warna mocca elegan dengan model sederhana. Make up tebal pun telah tandas dibersihkan. Hijab di kepalanya pun telah dilepas. Rambut panjang hitam legam sepunggungnya menjuntai indah.

      Saat mata Renata bertabrakan dengan mata Rezanta di cermin, pipinya langsung merona merah. Tersipu malu hingga langsung menundukkan pandangannya. Entah mengapa berada dekat dengan lelaki halalnya itu membuat debaran di dadanya semakin hebat, sampai-sampai ia tak dapat berkata-kata.

    "Kok diem aja sih?" Rezanta masih  memandang lekat istrinya di cermin. Tangan kanannya menjulur ke depan. Meraih dagu istrinya agar tak menunduk. Otomatis Renata mengangkat wajahnya, masih dengan senyum terkulum malu dan pipi merona.

    "Ih, Reza... Jangan liatin gitu dong. Malu tau."

    "Lho kok malu?"

    "Gak tau." Renata mengangkat bahu. "Malu aja."

    "Ternyata Ratu Silat bisa tersipu malu juga, ya?" Rezanta tergelak kecil. Wajah istrinya semakin merona digoda begitu. "Hilang deh aura cantik perkasanya. Berubah jadi cantik feminim. Pantesan aku jatuh cinta akut sama bidadari ini."

    "Dasar ya!" Renata menepuk pelan tangan suaminya. "Tau gak...."

    "Apa?"

    "Aku masih gak percaya aja kita bisa sampai ke tahap ini. Berasa mimpi."

    "Itulah keajaiban jodoh, ya, Yang."

      Renata mengangguk mengiyakan.

    "Tahu gini, udah dari dulu aku halalin kamu, Yang. Gak perlu muter-muter ke banyak hati."

    "Playboy sih." Renata memberengut.

      Rezanta tertawa. Direngkuhnya bahu Renata dari belakang. Kepalanya sudah bertumpu di bahu kanan istrinya. Tentu saja dada Renata semakin berdebar-debar. Inilah lelaki  pertama yang diizinkannya bersikap sedekat ini.

    "Mantan, Yang, mantan." Koreksi Rezanta dalam sisa tawa. "Mantan playboy. Cuma masa lalu."

    "Janji?"

    "Janji. Sumpah. Swear." Rezanta mengangkat dua jarinya membentuk huruf V. "Demi Allah."

      Renata tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

    "Demi Alloh, hanya istriku Renata Handari Putri yang ada di hatiku dan hidupku sekarang, besok, lusa dan selamanya."

    "Aamiin."

    "Terima kasih ya, Sayang sudah mau jadi istriku. Bahagiaaaaa banget." Rezanta memandang lekat Renata tanpa kedip. Matanya sarat oleh cinta dan rasa syukur. "I love youuu,"

      Cup.
Reza mengecup puncak kepala Renata.

      Renata tersenyum. Terharu dan tersanjung mendengar ungkapan cinta lelaki halalnya itu. Sesungguhnya, dia merasa, dirinyalah yang beruntung dipersunting Rezanta. Dirinya hanyalah seorang perempuan dari kalangan biasa yang bisa bersanding dengan lelaki tampan dari kalangan atas. Whoaaa... Seperti kisah Cinderella-kah? Emh, tidak! Bahkan Cinderalla pun sejatinya keturunan orang berada pula. Sementara dirinya...

Desirable Love ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang