Selamat membaca
-,-Tapi sepertinya memang terlambat. Seseorang yang dicari Dahyun, rupanya sudah berada di gedung agensi. Gadis dengan suara merdu itu, tengah menghadap sang pendiri perusahaan guna membicarakan jadwal Dahyun.
"Sajangnim, Dahyun harus istirahat total. Dia masih belum bisa melakukan apapun. Bagaimana kalau cedera di bahunya semakin parah?"
"Meski hanya sekedar mengikuti wawancara?
"Ne! Kita tidak tau apa yang akan terjadi selama wawancara. Sajangnim tau sendiri, member kami semuanya nyaris tidak ada yang pendiam. Bagaimana kalau Dahyun tersenggol lalu jatuh?" Jeongyeon menggeleng sembari meletakkan tangannya didepan dada. Menjiwai perannya sebagai si pemaksa.
"Tapi diaㅡ"
"Aku juga membawa surat perintah dari orang tuanya. Tuan dan Nyonya Kim meminta agar anaknya mengambil masa hiatus. Ini suratnya Sajangnim" lalu Jeongyeon menyerahkan sebuah kertas dengan tanda tangan kedua orang tua Dahyun. Sebenarnya, surat itu ia dapatkan hasil kerja keras dari Kakak tertua Dahyun.
Sebuah surat pernyataan palsu, namun Sajangnim terlihat percaya begitu saja.
Pria itu memijit pelipisnya, kemudian mengangguk. "Baiklah! Kau keluar saja. Aku akan mengadakan emergency meeting dengan manager kalian"
"Sajangnim, tolong pertimbangkan juga pengajuan cuti ku, aku mohon"
"Iya. Akan aku bahas sekalian"
Jeongyeon tersenyum sumringah. Mengelap pelipisnya yang berkeringat karena gugup. "Ne! Terimakasih sudah mempercayai sayㅡ maksudnya, terimakasih sudah mendengar keluhan saya!" Cepat-cepat Jeongyeon meralat ucapannya.
Sajangnim hanya tersenyum, memberi gerakan pada Jeongyeon supaya bergegas keluar.
"Daebak! Kau seharusnya menjadi aktris saja, Jeongyeon-ah. Lihat, aktingmu benar-benar luar biasa" pujinya pada diri sendiri.
Jeongyeon menyusuri lorong gedung untuk bergegas pulang kerumah. Ia sudah tidak sabar untuk memberitahu tentang ini pada Dahyun. Namun, saat ia sampai di lobi, ia melihat seseorang yang amat ia kenal tengah berdiri. Raut wajahnya kesal dengan sesekali menempelkan ponsel ke telinganya.
"Woojin?"
Yang dipanggil sontak menoleh. "Eh, Sunbae?"
Jeongyeon melirik arloji yang ada dipergelangan tangannya, kemudian menatap Woojin. "Kenapa kau masih disini? Ini sudah hampir jam sebelas. Bagaimana dengan kencanmu?"
"Setengah jam yang lalu, aku menelepon Dahyun. Tapi ponselnya tiba-tiba mati. Dan sekarang tidak bisa aku hubungi lagi. Padahal aku ingin memberitahu nya kalau aku punya waktu dua jam untuk pergi dengannya. Salah satu staf kami sedang sakit, jadi kami menunda jadwal syuting selagi mencari pengganti nya" jelas Woojin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S HERE
FanfictionTidak ada (teman) terbaik selain pikiran kita sendiri. Unrealistic stories #1 Twicekids (21-06-2020) #1 Straytwice (2-09-2020)