Selamat membaca
-,-
"Tolong aku..." Lirih orang itu yang kini tengah menenggelamkan wajahnya di dada bidang Chan.Chan mendelik. Mencoba menurunkan orang itu yang ternyata adalah seorang gadis.
"Astaga. Turun dari tubuhku cepat!"
Gadis itu tidak bergeming. Malah semakin mengeratkan pelukannya. Kini posisi keduanya masih berbaring di lantai dengan gadis itu menindih tubuh Chan.
"Sebenarnya kau siapa? Kenapa bisa ada dirumahku?"
Gadis itu perlahan mengangkat wajahnya. Membuat Chan berseru dalam hati dan sekuat tenaga menahan nafasnya. Kedua pasang mata mereka saling menatap, bahkan ujung hidung mereka juga bersentuhan. Membuat jantung Chan berdebar-debar. Karena sungguh, dia tidak pernah melakukan skinship sampai sejauh itu dengan seorang gadis.
"Ya Tuhan... Sunbae?!" Pekik Chan setelah kesadaran nya kembali.
Dia mendorong bahu gadis itu sampai kedua nya bisa duduk berhadapan.
"Ke-kenapa Sunbae bisa ada disini? Ah, apa ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku" Tanya Chan yang hanya dibalas dengan tatapan bingung orang didepannya.
"Apa maksudmu?"
"Apa maksudku? Astaga. Jangan bercanda, Sunbae" keluh Chan.
Namun gadis itu tetap diam. Wajahnya sirat dengan kebingungan dan ketidaktahuan. Membuat Chan menjambak rambut nya sendiri karena frustrasi.
Chan bangkit berdiri sembari memukul kepalanya. "Ayo sadar! Apa separah itu masalah hidup mu hah? Kenapa sampai begini kau berhalusinasi? Dia tidak ada disini!" Seru Chan pada diri sendiri.
"Kau kenapa?"
"Ya Tuhan..." Chan berjengit karena merasa pundaknya ada yang menepuk.
Dilihat nya kesamping dimana ada seorang gadis yang amat dikenal nya tengah menatap nya dengan lekat. Penampilan nya masih sama seperti yang semalam dilihat nya.
Rambut silver berantakan, bibir pucat dan kini-- bukan hanya bahunya saja tapi seluruh tubuh nya yang masih terasa dingin.
Chan menghela nafas panjang. Memejamkan matanya sebentar, kemudian kembali menatap wajah gadis itu dengan lekat.
"Oh ayolah. Semalam aku mencarimu, Sunbae. Kau kemana? Dan kenapa bisa ada disini lagi? Bagaimana? Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Atau-- ini hanya sebuah halusinasi?"
"Apa itu halusinasi?" Gadis itu kembali bersuara.
Chan mengernyit heran. "Jadi begini. Ini semua tidak mungkin kan? Maksudnya kenapa-- oh astaga."
Chan kehilangan kata-kata. Dia memilih beranjak lalu duduk ditepi ranjang. Mengusap wajahnya berkali-kali. Sungguh, ini adalah masa stress yang paling berat. Lain kali, Chan harus berkonsultasi dengan seorang psikolog. Barangkali mungkin, kejiwaan nya sedikit terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S HERE
FanfictionTidak ada (teman) terbaik selain pikiran kita sendiri. Unrealistic stories #1 Twicekids (21-06-2020) #1 Straytwice (2-09-2020)