If it's you

493 80 31
                                    


Selamat membaca-,-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
-,-

Hari menjelang petang saat mobil putih milik Jeongyeon berhenti di depan sebuah rumah berlantai dua. Ia berlarian menuju pintu rumah lalu mengetuk kencang pintu itu. Lima menit berlalu, namun tak kunjung ada tanda-tanda pintu akan dibuka.

"Ya Tuhan.. apa yang sudah terjadi?" Jeongyeon meremas benda yang ditemukan Woojin, kemudian kembali mengetuk pintu, kali ini dengan sekuat tenaga.

"Oppa! Oppa!" Teriaknya.

Jeongyeon berjalan mengelilingi samping rumah, mencari celah barangkali ada pintu lain yang bisa ia masuki. Saat sudah berada di belakang rumah, Jeongyeon menghela nafas lega, dilihat nya ada jendela yang sepertinya bisa ia buka.

"Aku memang tidak pernah mengecewakan" Jeongyeon tersenyum bangga saat ia berhasil membobol jendela.

Kaki jenjangnya menelusuri rumah dua lantai itu yang terlihat remang, saat tengah mencari sesuatu yang bisa menjadi alat penerangan, Jeongyeon mendengar suara teriakan dari lantai atas.

"Oppa!" Teriaknya kemudian berlarian menaiki tangga.

Mengikuti insting, Jeongyeon masuk kedalam ruangan dengan pintu yang sedikit terbuka. Matanya terbuka lebar saat mengintip di sela-sela pintu apa yang ada di dalam ruangan itu.

"Oppaa..." Lirihnya sembari membuka pintu dengan gerakan pelan.

"Sssstttt, jangan terlalu keras bersuara. Masuklah, duduk di kursi itu dan tetap diam" Pria berbadan tinggi besar itu mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah kursi di samping ranjang.


Jeongyeon mengangguk, ia menghampiri pria itu dengan mata menelisik setiap sudut ruangan.

Ruangan itu hanya mengandalkan penerangan dari sembilan lilin yang di jejer rapi tepat di atas meja, juga beberapa bunga yang terlihat familiar menurut Jeongyeon, namun ia lupa apa namanya. Selama menunggu, Jeongyeon sesekali terbatuk, namun pria bertubuh besar itu sama sekali tidak menegurnya.

Entah darimana aroma yang mengganggunya, apakah berasal dari lilin-lilin atau dari bunga-bunga itu. Aromanya memang wangi, tapi Jeongyeon tidak menyukainya. Terasa sesak dan berat saat memasuki rongga tenggorokan nya.

"Itu adalah bunga Mugunghwa. Aku mendapatkan nya dari Pulau Jeju." Tiba-tiba pria berbadan besar itu membuka suara, menatap Jeongyeon yang memang sedari tadi penasaran dengan bunga-bunga itu.

"Ah, aku sempat lupa namanya" respon Jeongyeon.

"Tampilan nya memang berbeda dari bunga Mugunghwa yang biasa kau lihat. Tapi Jeongyeon-ah, sungguh buruk sikapmu hingga melupakan nama bunga nasional negara kita"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHE'S HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang