Seminggu setelah kejadian malam minggu tersebut Celine tidak muncul di sekolah. Batang hidungnya menghilang bagaikan dibawa elang selama seminggu.
Triana yang tidak mendapat kabar apapun dari pacar ataupun teman temannya tentang Ketosnya hanya dapat menunggu dan khawatir dengan keadaan Celine.
Para guru guru pun memutuskan untuk menggantikan posisi Ketua Osis tersebut menjadi bagian Julia, Wakil ketosnya yang menjadi Ketua Osis lagi.
"Baik anak anak ayo mulai pelajaran kita hari ini" ujar Pak Daniel kemudian prmbelajaran bahasa indonesia telah dimulai.
Selama jam pembelajaran Pak Daniel mengajarkan materi Teks negosiasi tetapi Triana sama sekali tidak memperhatikan dan melamun mencoret coret bukunya.
"Triana, kalau tidak memperhatikan nanti bapak tanya tidak tahu kena hukuman ya" Tegas Pak Daniel kemudian Triana mendongakkan kepalanya dan memperbaiki postur duduknya.
"Tri.. lo gapapa? Akhir akhir ini lo bener bener lemas banget. Lo ga sakit kan?" Bisik Ira yang duduk di belakangnya kemudian Triana menggeleng tidak apa apa.
Tring!!!
Bel istirahat berbunyi nyaring, Seluruh murid juga dengan guru guru mulai keluar dari ruang kelas dan mengarah ke ruangan lain.
Triana cepat bangkit dari kursinya meninggalkan teman temannya yang masih tertinggal di kelas.
"Alya, Triana kenapa ya" Ucap Ira khawatir.
"Ga tahu Ra,sejak ketos ga datang dia yang jadi suka ngelamun"
"Frey, lo sama sekali ga tau dimana si ketos?" Sekarang giliran Freya yang ditanya kemudian Freya menggeleng tidak tahu
Di waktu yang sama namun tempat yang berbeda.
"Wen, masih ga ada kabar?" Tanya Triana kepada Adrian aka Awen kemudian awen mengeluarkan nafas lelah
"Tri, ini uda ke 20 kalinya lo tanyain hal yang sama di jam yang sama. Kalo misalnya gua tau dia kemana. Pasti gua bilang" Ucap Awen dengan nada yang cukup tinggi dan suasana kantin menjadi tegang karenanya.
"Tapi ini udah seminggu wen! Seminggu! Sedangkan Celine itu sahabat lo sendiri kan?!" Cetus Triana dengan penuh paksaan
"Huft. Gua gatau Triana, kalo pun gua tau pastinya udah gua cari dia sampe dapat. Ini gua sama sekali gatau" ujar Awen menurunkan tensi nadanya.
"Kita semua khawatir dengan kondisi Celine tapi ga ada yang bisa kami lakuin kalo emang ga tau apa apa" lanjut awen kemudian semua gengnya menunduk.
Triana yang benar benar bingung berlari ke arah ruangan dengan tangga melingkar ke atas itu.
Sambil mengusap air matanya yang tengah menitik turun ke pipi kakinya cepat melangkahkan anak tangga yang berputar ke atas.
Gagang pintu besi yang sudah longgar langsung ia dorong kuat dan berteriak sekuat mungkin sambil memegang besi pembatas rooftop.
"LO KEMANA SI!" Teriak Triana kuat
Lagi kemudian air mata mulai menetes ke lantai rooftop.Dia mengusap air matanya cepat dan terisak nangisnya yang kuat.
"She's okay" ucap seseorang di sebelahnya.
Triana reflek membuat kuda kuda dan perempuan itu adalah perempuan dengan rambut pendek dengan pakaian rapi dan juga jam tangan silver minimalis yang ada di lengan sebelah kirinya.
"Here" dia menyerahkan beberapa lembaran tisu ke arah Triana.
"Lo siapa?" Tanya Triana mencurigakan.
"Kheyla, panggil aja Khey" ucap perempuan itu tersenyum ramah.
"Lo kenal Celine?" Tanya Triana lagi mengelap air matanya
"We know each other, tapi aku baru dari luar kota Nice to meet you Triana" senyum Kheyla yang berdiri di sebelah
Beberapa menit kemudian Waktu Les istirahat telah berakhir
Kheyla berjalan kearah pintu kayu rooftop dan menariknya.
"Kheyla!" Panggil Triana menahannya untuk pergi lebih jauh
"Boleh aku tanya tentang Celine lagi?" Tanya Triana sedikit ragu
"Boleh kok, nanti sewaktu pulang temuin aku aja di perpustakaan sekolah" jawab Kheyla berjalan menuruni anak tangga.
*
Sesuai dengan janjinya,Triana menemui Kheyla sepulang sekolah di perpustakaan sendirian.
"Triana" panggil Pak Daniel di lorong kelas membuat Triana memberhentikan langkahnya.
"Iya pak?"
"Tolong kabarin ke teman sekelas kamu nanti ada tugas tambahan dari bapak" Pak Daniel menyerahkan satu lembaran soal yang sudah di print.
"Oke pak" Jawab triana sopan balik kanan melewati depan lorong kelas X-5
Langkah kaki Triana masuk ke ruangan besar 8x8m seukuran dengan minimarket lokal, meja meja perpustakaan terisi sedikit dan di ruangan tersebut hanya ada beberapa murid yang membaca buku yang tersedia di perpustakaan.
Triana memutuskan duduk di salah satu meja yang masih kosong, dia hendak membaca buku dari perpustakaan juga,Lupakan soal membaca dia lebih mementingkan bagaimana kabar si Celine sekarang.
Pintu perpusatakaan terbuka dan sosok perempuan dengan tinggi 154 itu masuk ke perpustakaan dan berjalan ke arah Traian dan duduk di hadapannya.
Setibanya Kheyla duduk di hadapannya dia langsung menutup ponselnya dan melipatkan tangannya di meja
"Lo tau apa aja tentang ketos?" Tanya Triana langsung tanpa basa basi
"Sebelumnya biar aku yang tanya dulu, Celine belum cerita ke kamu soal kehidupannya ya?"
Satu pertanyaan saja sudah membuat mukut Triana bungkam karna memang dia tidak pernah meminta si Ketos menceritakan kehidupannya ataupun si Ketos pernah tertarik menceritakan kehidupan pribadinya.
"U-um e-engga" jawab Triana terputus karna takut
"Celine punya penyakit di bagian otak" Jelas Kheyla kecil.
"Infeksi pendarahan karna benturan, aku ga yakin dia lagi di rumah atau di luar kota. Tapi dia lagi istirahat" tutur Kheyla serius
Bangunan dengan tinggi 3 meter ke atas itu lenggang dan menjadi dingin,Triana mengepalkan jari jarinya kuat kemudian Kembali mendengar ucapan kheyla.
"Kemungkinan besar nantinya Celine bisa lupa ingatan secara singkat karna infeksi di otaknya yang menyebar ataupun bereaksi. Jadi tolong bersabar dengannya dan buat dia ingat dengan orang orang penting yang ada di sekelilingnya"
Kheyla berdiri dan beranjak dari duduknya kemudian Triana menahan tangannya untuk bergerak lebih jauh
"Lo... kok bisa tau Celine banyak?" Tanya Triana dengan perasaan campur aduk
"I know her more than her family" senyum Kheyla kemudian pergi meninggalkan meja perpustakaan.
=•=•=•=
This is author
The conflict begins
Here:))))
Bye : csoon
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback (gxg)
RomanceA gxg story Celine : Problem? Triana : Problem problem apaan Celine : jawab Triana : kaga ada ehe