13. Jalan-jalan ke Ibukota Bersama Andrian

10.8K 1.2K 11
                                    

Aku menatap Andrian yang sekarang menatapku dengan tajam sembari menyesap teh dari cangkir miliknya yang membuat keringat dingin mulai membasahi punggungku.

Kenapa dia tiba-tiba datang untuk menemui ku?! Terlebih dia menatapku dengan tajam sekali, sebenarnya apa tujuannya datang ke sini?! Terlebih dia datang pagi sekali, aku masih mengantuk tahu! Kamu tak lihat rambutku yang berantakan ini?! (Padahal Suriella bangun saat matahari sudah dengan terang bersinar di atas langit)

Aku benar-benar terkejut saat bibi Clara memberitahuku kalau Andrian datang ke sini sehingga aku mau tak mau harus bangun, padahal aku berniat untuk mengusirnya tapi aku terlalu takut untuk melakukan itu.

Tapi kenapa dia hanya diam saja dan menatapku dengan tajam begitu?! Kamu kan yang datang tanpa pemberitahuan kenapa malah kamu yang kelihatan marah?! Harusnya aku! Aku yang marah karena kamu main datang ke sini kakak brengsek!

"Suriella"

Aku terkejut saat Andrian menyebut namaku dan sebisa mungkin mengatur ekspresi ku kemudian melirik secara perlahan Andrian yang menatapku, "iya tuan muda?" Tanyaku sembari tersenyum canggung.

"Aku dengar kamu menerima batu sihir dari Damarion sebagai hadiah ulang tahun mu ya?" Tanyanya sembari meletakkan cangkir teh yang langsung berbunyi begitu bergesekan dengan piring keramik kecil yang membuatku terkejut.

Memangnya kenapa kalau aku dapat hadiah batu sihir dari Damarion? Apa masalahnya denganmu?!

"Iya benar tuan muda, rumornya sudah tersebar dengan cepat ya" Ucapku sembari tersenyum menatap Andrian yang hanya terdiam.

Apa dia datang ke sini untuk mengambil batu sihir itu dariku? Dia pasti tahu kalau batu sihir itu kualitasnya tinggi kan? Sialan! Kenapa keluarga ku seperti ini?!

"Baiklah, karena Damarion sudah memberimu batu sihir, bagaimana jika kamu pergi bersamaku untuk membeli barang yang kamu mau di ibukota?" Tanya Andrian dengan wajah serius yang membuatku tercengang.

Eh? Aku kira dia ingin mengambil batu sihir milikku, dia malah memberiku kesempatan yang bagus untuk mengunjungi ibukota.

Banyak sekali hal yang ingin aku lihat agar aku dapat beradaptasi dengan baik saat keluar nantinya, karena aku tidak bisa keluar dari kediaman Duke selama ini,kesempatan yang bagus langsung tiba di depan mata.

"Baiklah tuan muda, dengan senang hati" ucapku sembari tersenyum yang membuat Andrian menutup matanya kemudian berdiri dari sofa sembari menatapku.

"Karena kamu sudah setuju, aku akan menjemputmu dalam beberapa jam lagi" ucap Andrian sembari berjalan menuju ke pintu ruang tamu.

"Baiklah tuan muda, saya akan menunggu anda memberitahu saya setelah saya bersiap-siap" ucapku sembari berdiri dari sofa dan membungkuk menatap Andrian yang sedikit melirik ke arahku.

"Tidak perlu mengantarku keluar, Derick sudah menungguku di luar villa" ucap Andrian sembari berjalan keluar dari ruangan.

Aku segera menghela nafas panjang setelah Andrian keluar dari ruangan dan duduk kembali di atas sofa, bersandar di sofa yang empuk benar-benar membuatku merasa lebih tenang, "nona Suri, apa anda tidak apa-apa?" Tanya Mari sembari menatapku dengan cemas.

Aku menatap Mari sejenak kemudian mengambil tangannya dan menepuknya, "iya aku tidak apa-apa Mari, jangan khawatir" ucapku sembari tersenyum yang membuat pelayan lain datang menghampiri ku.

"Apa anda ingin saya buatkan coklat panas?"

"Apa anda butuh sesuatu yang manis nona?"

"Aku benar-benar tak apa-apa, terimakasih kakak-kakak semua" ucapku sembari melambaikan tanganku dan tersenyum yang hanya membuat para pelayan terdiam.

The Naughty Daughter of a Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang