31. Hari Pertama di Akademi

3.8K 483 1
                                    

Kalian pasti bingung, jadi aku akan jelaskan dengan sesingkat mungkin kepada kalian.

Aku, Suriella Lian Sheffield berhasil masuk ke dalam akademi setelah dengan susah payah lolos dari ujian masuk akademi, walau aku lulus karena banyaknya mana yang ku miliki, aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Selama satu tahun aku berlatih dengan keras, kedua kakakku itu akhirnya menyerah juga setelah melihat betapa bersungguh-sungguh nya aku saat berlatih, walau terkadang mereka memintaku untuk memikirkannya kembali.

Damarion yang berada di akademi sepertinya tidak tahu aku akan masuk akademi dilihat dari dirinya yang sama sekali tak hadir saat ujian masuk para murid baru, yah mungkin saja dia dihalangi oleh rekan-rekannya untuk lebih fokus pada tugasnya sebagai seorang penyihir tingkat menengah, sebenarnya aku sendiri juga tak memberitahunya.

Oh ya, sepertinya ada hal yang aku lupa beritahukan kepada kalian, di akademi Lyphen terdapat beberapa tingkatan untuk mengindentifikasi siswa mana yang masih belajar di tahun pertamanya dan siswa mana yang sudah masuk ke dalam menara.

Untuk diriku yang baru masuk ke dalam akademi, bisa dibilang bahwa aku ini penyihir tingkat paling dasar dari dasarnya, karena aku tak bisa sihir dasar yang lain seperti api, tanah, air, dan udara tak seperti yang lainnya yang sudah mempelajarinya.

Aku juga tak mengerti tapi aku hanya bisa mengendalikan tanaman saja dengan mana yang aku miliki, aku tak bisa mengunakan sihir dengan unsur lain walaupun hal yang paling dasar seperti bola api dan gundukan tanah sekeras apapun aku berusaha, jadi aku hanya mempelajari tanaman saja selama ini.

Beralih kembali ke topik, para penyihir tingkat dasar biasanya adalah para murid baru yang baru masuk ke dalam akademi dan baru menjalani masa pembelajaran sekitar satu tahun di dalam akademi.

Saat murid sudah memasuki tahun keduanya di tahun pelajaran pertama, dia sudah bisa di sebut sebagai penyihir amatir, walau dibilang amatir, keahlian mereka jauh melebihi para penyihir tingkat dasar karena mereka sudah mulai mempelajari berbagai macam jenis mantra sihir sesuai dengan unsur sihir apa yang cocok dengan mereka, bisa dibilang mereka sangat berbeda levelnya dari murid baru (bukankah itu tentu saja?).

Sampai saat tahun ketiganya, seorang murid tetap akan disebut sebagai penyihir amatir, tapi saat mereka berhasil masuk ke dalam menara sebutan untuk mereka akan berubah menjadi penyihir tingkat menengah.

Selama para penyihir tingkat menengah belum bisa lulus dari akademi, maka para penyihir tersebut akan terus disebut sebagai penyihir tingkat menengah, kalau para siswa sudah lulus, maka mereka akan diberikan sebuah lencana dari perak yang akan menunjukkan berapa tingkatan mereka setelah keluar dari akademi nanti.

Sepertinya tingkatan penyihir di luar akademi berbeda lagi tapi aku bisa mempelajarinya nanti, yang jelas sekarang ini aku hanya harus fokus kepada diriku sendiri agar aku bisa masuk ke menara dengan rekomendasi dari para senior.

Aku menghela nafasku saat berdiri di depan pintu kayu yang besar di hadapanku, "oke, tenangkan dirimu Suriella, semuanya akan baik-baik saja" gumam ku sembari mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan menatap seorang wanita yang sedang duduk santai di atas sebuah kursi.

"Oh? Halo anak kecil! Aku dengar namamu Suriella kan? Selamat datang di akademi! Seharusnya pemilik menara sihir yang melakukan penyambutan tapi dia sangat sibuk jadi kamu tahulah, mohon pengertiannya dan silahkan duduk" ucap sang wanita dengan sangat antusias yang membuatku segera menundukkan kepalaku dan duduk di kursi paling depan kelas yang kosong.

Setelah menunggu selama beberapa menit, aku mulai merasa aneh dengan tidak adanya murid lain yang masuk ke dalam ruang kelas sehingga aku memberanikan diriku untuk bertanya, "uhm....guru, apa tak ada murid lain lagi yang akan masuk ke kelas ini?" Tanyaku yang membuat sang wanita mengalihkan pandangannya kepadaku.

The Naughty Daughter of a Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang