24. Rencana!

5.8K 794 5
                                    

Keterkejutan di mata Suriella membuat Damarion tertawa menatapnya kemudian berlari memeluknya dengan erat dengan senyuman di wajahnya, "kenapa kamu lucu sekali sih Suri? Aku jadi tambah sayang sama kamu~" ucap Damarion kepada Suriella yang membuat bulu kuduknya berdiri.

"Damarion! Jika kita terlalu lama disini kita benar-benar akan habis ditangan guru!" Sahut seorang anak laki-laki seusia Damarion sembari menghampiri kami.

Damarion melepaskan pelukannya kemudian berbalik menatap remaja tersebut, "tenang saja! Karena aku hanya akan makan bersama dengan adikku di sini jadi jangan khawatir!" Ucap Damarion yang justru membuat remaja itu bertambah kesal.

"Huh...baiklah, aku juga akan tinggal untuk mengawasi mu, aku tak ingin ketahuan bolos bersamamu karena nilai ku pasti dikurangi" ucap remaja tersebut sembari menyilangkan kedua lengannya.

Remaja tersebut berbalik menghadap Daylan dan membungkuk, "saya Julian Draxler memberi salam kepada Duke Sheffield" ucap Julian yang membuat Daylan menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.

Aku menatap Julian kemudian berpikir sejenak, 'rambut putih yang panjang diikat dengan pita berwarna kuning dan mata berwarna coklat keemasan juga kulit putih bersih...aku seperti pernah melihatnya sebelumnya' pikirku sembari menatap Julian.

Ah, aku ingat! Dia ini kan yang pernah kulihat di memori Suriella! Dia adalah orang yang Suriella tak sengaja tusuk dengan pisau, padahal dia berniat menusuk Liliana tapi Julian melindunginya dan alhasil malah dia yang tertusuk, bukti utama yang digunakan oleh Andrian untuk memfitnah Suriella sebagai seseorang yang sudah melukai banyak orang selama ini.

Walau lukanya tidak parah karena Suriella berhasil membelokkan pisaunya menjadi menusuk lengan Julian, sepertinya itu sudah cukup untuk membuatnya dipenggal.

Damarion yang menyadari Suriella yang memucat khawatir dengan keadaannya dan menepuk kepala Suriella yang membuatnya terkejut, "kenapa tiba-tiba kamu memucat Suri? Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Damarion yang membuat Suriella terdiam sejenak.

"Suri baik-baik saja kak jangan khawatir" ucapku sembari tersenyum lebar yang membuat Damarion terdiam menatapku sejenak sebelum menghela nafasnya.

Damarion mengambil dua kursi dari meja lain kemudian meletakkannya di tempat kosong yang berada di meja yang bundar, "aku akan duduk di sebelah Suri, kamu duduk di sana Julian" ucap Damarion yang hanya membuat Julian menghela nafasnya dan duduk, "mohon maafkan saya" ucap Julian sembari duduk.

Aku hanya memalingkan wajahku sembari memikirkan sesuatu untuk bisa mengubah Julian, 'karena dia memiliki perasaan kepada Liliana (walau sekarang belum) dia jarang sekali kelihatan di memori Suriella, sepertinya dia mengikuti Liliana, karena dia tahu Liliana ada di mana padahal Suriella sudah membawanya ke tempat yang sepi' pikirku sembari menyentuh dagu.

Selagi Suriella sedang berpikir, Damarion hanya menatapnya dengan senyuman lebar diwajahnya, 'kenapa adikku bisa seimut ini? Seharusnya saat itu aku tak melakukan hal jahat kepadanya, untung saja dia mau memaafkan ku, adikku memang baik hati!' pikir Damarion.

Julian hanya terdiam sembari membaca buku yang dia simpan di dalam jubahnya kemudian melirik seorang pelayan restoran yang membawa makanan yang sudah dipesan oleh Suriella dan Daylan, "permisi tuan Duke, pesanan anda sudah tiba" ucap sang pelayan sembari meletakkan piring yang ditutup dengan penutup besi.

Suriella yang sedang berpikir pun tersadar setelah mencium aroma makanan yang membuatnya lapar seketika, 'lebih baik aku memikirkan itu nanti saja, aku harus mengisi perutku terlebih dahulu' pikir Suriella sembari menatap makanan yang terlihat setelah penutupnya dibuka.

Aku yang air liurnya menetes dari mulutku menyadari Julian yang hanya diam saja kemudian mendapatkan ide, "apa kakak tidak lapar? Bukankah kakak juga harus makan?" Tanyaku yang membuat Julian menoleh ke arahku.

The Naughty Daughter of a Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang