40. Opera Sabun

2.7K 336 19
                                    

Aku berjalan dengan keringat dingin yang bercucuran di dahi ku mencoba untuk tidak menghiraukan seorang remaja laki-laki yang mengikutiku dari belakang, "hei hei, aku tahu kalau kamu adalah salah satu murid di kelas terpencil itu, kamu seharusnya senang kan karena aku ingin berteman denganmu?" Ucap Reyhard sembari tersenyum kepadaku yang memalingkan wajah.

Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum mengeluarkan kembali kata-kata yang sudah aku katakan kepadanya berulang kali, "sudah saya katakan bahwa anda salah lihat senior, bagaimana bisa anda yakin bahwa anak itu saya?" Ucapku sembari memeluk buku milikku dengan erat.

"Aku yakin sekali bahwa anak perempuan itu memiliki rambut berwarna pirang, sama seperti mu!"

"Bukan hanya saya saja yang memiliki rambut berwarna pirang!"

Reyhard hanya tertawa mendengar jawaban dariku yang mulai frustasi karena dirinya terus mengikutiku, "kalau begitu begini saja, aku akan memanggil mu saat istirahat nanti, tolong temani aku untuk berlatih sebentar saja" ucap Reyhard sembari tersenyum kepadaku.

Aku menatapnya sembari berjalan kemudian menghela nafasku, "jadi ini tujuan senior sebenarnya, baiklah kalau begitu, dengan senang hati saya akan menjadi partner berlatih senior untuk hari ini, kalau begitu saya permisi" ucapku sembari membungkukkan tubuhku sebelum mulai berlari karena suara bel yang berdering dengan keras.

Reyhard menatap sosok Suriella yang berlari kemudian tersenyum, "ternyata sikapnya sama dengannya" ucap Reyhard sebelum berbalik untuk menuju ke kelasnya sendiri.

Suriella membanting pintu ruangan kelasnya menatap Chris yang terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, "syukurlah aku tidak terlambat" gumam Suriella sembari masuk ke dalam ruangan dan menata seragamnya yang berantakan.

Suriella segera menuju ke mejanya dan meletakkan buku yang dia bawa di dalam lacinya, "selamat pagi Chris, maaf karena membuatmu terkejut" ucap Suriella sembari tersenyum kepada Chris yang hanya mengangguk.

Pintu ruang kelas terbuka dan masuklah Cynthia yang memakai baju berkebun yang membuat Chris dan Suriella kebingungan, "nah, kalian ganti baju kalian, kita akan berkebun hari ini!" Sahut Cynthia dengan senyuman lebar di wajahnya.

Setelah mengganti baju tanpa membantah, Cynthia benar-benar membawa keduanya ke sebuah ladang kosong yang membuat Suriella dan Chris terdiam.

"Maaf guru, tapi apa yang akan kita lakukan di sini?" Tanyaku kepada Cynthia yang tersenyum, "tentu saja untuk mengenal tentang sihir kalian dengan lebih baik, nah ambil ini!" Ucap Cynthia sembari memberikanku sebuah sekop kecil yang aku ambil dengan ragu-ragu.

Aku melirik Chris yang juga sudah memegang sebuah sekop kemudian menghampirinya, "menurutmu apa yang akan guru ajarkan kepada kita?" Tanyaku kepada Chris yang menoleh.

"Entahlah, melihat sikapnya yang seenaknya, sepertinya kita akan diajari sesuatu yang tidak berguna" ucap Chris dengan datar yang hanya membuatku tertawa kecil.

Chris menatapku sejenak sebelum akhirnya menepuk lembut punggungku, "tenang saja, jika benar seperti itu, aku akan mengajarimu hal-hal yang aku tahu, aku melakukannya karena kasihan padamu" ucap Chris yang membuatku menatapnya dengan mata berbinar, "terimakasih Chris! Aku benar-benar menghargainya" Ucapku sembari tersenyum yang membuat Chris memalingkan wajahnya yang sedikit memerah.

"Baiklah, sebaiknya kita memulai kelas sebelum waktu kita habis" ucap Cynthia yang tiba-tiba saja berdiri di dekatku dan Chris yang membuatku terkejut.

"Pertama-tama, kalian harus menanam benih tanamannya terlebih dahulu, aku sudah membajak tanah ladang kecil ini sebelumnya jadi tenang saja dan tanam benih yang berada di dalam di gubuk itu" ucap Cynthia sembari menunjuk sebuah gubuk yang letaknya tidak jauh dari tempat kami berdiri.

The Naughty Daughter of a Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang