Aku menatap sekeliling mencoba menanyakan di mana ruangan kepala manajemen bidang alkemis berada kepada orang yang lewat sampai merasakan sebuah perasaan tegang dan ngeri yang tidak asing.
"Suriella!"
Sebuah tubuh yang lebih besar dariku pun merangkul ku secara tiba-tiba ke dalam pelukan yang erat. Aku hanya bisa pasrah dengan wajah yang menahan nafasku melirik ke atas menatap Damarion yang menggosok-gosokkan pipinya ke rambutku.
"Suriella!! Kenapa kamu tak bilang kepada kakakmu ini kalau kamu pergi ke akademi jugaa??" Tanya Damarion dengan suara memelas yang membuatku mulai merasa lemas.
Tolong berhenti ... aku malu menerima semua tatapan orang-orang yang berada di sekitar.
"Huaaang! Suriiiii!"
Tolong akhiri penderitaan ku ini, hanya kata-kata tersebut yang terus terulang di kepalaku sampai Julian datang menghampiri Damarion dan langsung menarik kerah jubahnya, "kau gila ya?! Apakah kamu tahu seberapa berharganya buku yang kamu jatuhkan tadi?!" Sahut Julian kepada Damarion yang terlihat sedih.
Aku mengatur kembali nafasku dan menatap Damarion dengan datar, "ini alasannya saya tidak bilang apa-apa kepada kakak" ucapku yang membuat Damarion terlihat bertambah sedih tidak memperdulikan Julian yang mengoceh kepadanya sejak tadi.
"Kak Julian, apa kakak tahu di mana ruangan kepala manajemen bidang alkemis berada?" Tanyaku yang membuatku Julian yang sedang mengoceh berhenti dan menatapku.
"Sebenarnya kami berdua juga berencana pergi ke sa-"
"Ayo pergi bersama Suri!" Sahut Damarion dengan mata yang berbinar secara tiba-tiba yang membuatku dan Julian menatapnya secara bersamaan.
Aku menatapnya sejenak sebelum menghela nafasku, "baiklah baik, sebaiknya kak Damarion tidak membuat masalah" ucapku sembari menyilangkan kedua lenganku yang ditanggapi dengan anggukan kepala dari Damarion.
"Baiklah kalau begitu, sebaiknya kita pergi sekarang" ucapku sembari menatap Damarion dan Julian yang menganggukkan kepalanya.
Belum sampai kami pergi selangkah pun, orang lain yang mengenalku tiba-tiba saja menyapa, "Kamu di sini juga Suri? Apakah kamu memiliki urusan di menara sihir?" Tanya Marcello sembari melambaikan tangannya kepadaku.
"Marcel! Aku kemari karena di panggil oleh seorang profesor, bagaimana denganmu?" Tanyaku sembari menghampirinya yang tersenyum.
"Aku disuruh oleh guru untuk mengambil beberapa bahan latihan untuk kelas" ucap Marcello sembari menggaruk tengkuknya.
"Wah, kamu sudah berlatih ya? Guruku hanya bermain-main saja jadi aku sama sekali tidak berlatih bersama teman sekelas selama ini, tapi aku tetap berlatih sendiri!" Ucapku sembari tersenyum lebar yang membuat Marcello menatapku dengan tatapan kagum.
"Benarkah? Aku sedang mempelajari teknik dasar sihir api sekarang jadi aku tidak bisa berlatih sendiri karena bisa berbahaya" ucap Marcello yang membuatku balik menatapnya dengan kagum.
"Wah keren! Aku dengar sihir api sulit di kuasai, aku jadi iri karena aku tidak bisa memakai sihir api" ucapku sembari tersenyum tipis yang membuat Marcello menatapku sebelum menggenggam erat kedua tanganku, "jangan khawatir Suri, aku akan dengan senang hati menggunakan sihir ku untukmu" ucap Marcello sembari tersenyum yang membuat wajahku mulai memanas.
"Terimakasih Marcel! Aku juga akan membantumu sebisaku jika aku sudah menguasai ilmu sihir ku!" Ucapku sembari tersenyum lebar.
Damarion yang sudah panas melihat adiknya sedang berbincang dengan ceria dengan seorang anak laki-laki pun menengahi keduanya dan memisahkan Suriella dari Marcello.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Naughty Daughter of a Duke Family
FantasiSuriella Lian Sheffield, putri dari keluarga Duke Sheffield yang berada di kekaisaran Leighton merupakan putri kedua keluarga Duke Sheffield yang terkenal memiliki kekayaan yang melimpah. Dia memiliki dua kakak laki-laki dan satu kakak perempuan, te...