18. Apa Anda Mau Roti Lapis?

7.4K 967 2
                                    

Aku menatap burung-burung yang beterbangan dengan bebas di langit yang berwarna biru cerah dengan beberapa gumpalan awan putih menghiasinya.

Aku hanya tersenyum menatap hal aku yang lihat, 'coba saja ada smartphone, aku pasti akan memotret pemandangan yang aku lihat hingga puluhan kali' pikirku.

Aku yang dengan santainya sedang menatap langit tiba-tiba dikejutkan dengan sebuah bola merah yang mengejutkan diriku dan sampai membuatku terjatuh dari kursi ku.

"Argh...apa-apaan itu?" Gumam ku sembari menggosok bokongku yang terasa nyeri.

Tunggu, bola merah, rambut merah, apa Esmeralda berada di sini? Kebetulan sekali jepit rambut yang aku beli untuk kuberikan padanya belum aku berikan karena ada sedikit masalah kemarin.

"Kak Esmeralda, apa kakak di sini? Suri ingin memberikan sesuatu pada kakak" ucapku sembari mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku gaunku.

Aku menatap kotak tersebut selama beberapa saat kemudian menyadari kalau kotaknya tertukar, "ah, ini kotak yang satunya, inikan yang isinya cincin, sepertinya aku meninggalkan yang satunya di kamar" gumam ku sembari berjalan masuk ke dalam villa menuju kamarku.

Aku membuka pintu kamarku kemudian meletakkan kotak yang dibalut dengan kain hijau tersebut dia atas meja dan mulai mencari kotak dengan kain berwarna merah.

Saat Suriella sedang sibuk mencari kotak milik Esmeralda, dia tidak menyadari bahwa seseorang mengambil kotak berwarna hijau dan pergi begitu saja.

"Akhirnya ketemu! Ternyata aku menyimpannya di sini" ucapku sembari melakukan peregangan ringan dengan sebuah kotak kecil tipis di tanganku.

Aku akan memberikan kotak yang ini kepada Esmeralda, kalau yang satunya, eh? Kemana kotak yang satunya?

Aku kebingungan mendapati kotak yang aku letakkan di atas meja sudah menghilang tanpa jejak dan aku pun berusaha untuk mencarinya setelah memasukkan kotak berwarna merah ke dalam kantung gaunku.

Saat sibuk mencari, aku menoleh ke arah tempat tidurku dan mendapati kotak berwarna hijau berada di atas ranjang.

Aku terdiam tapi hanya mengambil kotak tersebut, menyembunyikannya dan berlari sekencang mungkin untuk keluar dari kamar dan menutup pintu.

"Ya ampun, kenapa anda berlarian seperti itu nona?" Tanya bibi Clara yang kebetulan lewat di depan kamarku.

Aku menatap bibi Clara sejenak kemudian tersenyum, "ah tidak apa-apa, ngomong-ngomong bibi, apa bibi melihat kak Esmeralda?" Tanyaku sembari menatap bibi Clara.

"Nona Esmeralda? Saya tidak melihat siapapun datang ke sini" ucap bibi Clara sembari menatapku yang membuatku bergidik ngeri.

Aku segera berjalan mendekati bibi Clara kemudian tersenyum, "apa bibi mau menemani Suri membuat roti lapis?" Ucapku sembari menggenggam rok bibi Clara dengan erat.

==========

Aku menatap bibi Clara yang menata dengan rapi roti lapis yang telah aku buat ke dalam keranjang piknik dan segera membawanya kepadaku.

"Apa tidak apa-apa jika anda membawa ini sendiri nona?" Tanyanya sembari menatapku dengan cemas.

"Tenang saja! Aku kan kuat jadi tidak apa-apa!" Sahutku sembari tersenyum.

Bibi Clara hanya menghela nafas kemudian meletakkan keranjang piknik tersebut di sebelahku, "baiklah kalau begitu, saya ingin melihat anda membawa keranjang ini" ucap bibi Clara sembari menatapku.

Aku menganggukkan kepalaku dengan percaya diri kemudian mencoba untuk mengangkat keranjang tersebut tapi aku sedikit kesulitan dengan beratnya.

"Urgh...uph...ha!"

The Naughty Daughter of a Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang