29. Apakah Ini Pertanda?

5.2K 628 6
                                    

Suriella sekarang ini sedang terdiam, menatap pemandangan padang bunga yang terlihat sangat jelas di depan matanya, dirinya yang sedang duduk dengan nyaman di atas kursi kayu di depan sebuah meja bulat dengan kaca diatasnya dan tentunya beberapa camilan yang membuatnya merasa sangat tenang.

Dia tak tahu sudah berapa lama dia sudah berada di sini, tapi yang jelas, dia datang ke tempat yang indah ini sesaat setelah melihat ingatan samar-samar milik seseorang yang seperti membisikan sesuatu kepada dirinya.

Suriella menghela nafasnya kemudian meletakkan cangkir kosong di atas meja, "sebenarnya sampai kapan ya aku akan di sini? Aku makin bosan" gumam Suriella sembari meletakkan kepalanya di atas meja.

Angin yang berhembus melewati wajahnya perlahan membuatnya mulai menutup matanya yang terasa berat, "mungkin aku akan tidur saja sebentar" gumam Suriella sembari menutup matanya.

"Hei nak"

Saat mendengar seseorang memanggilnya, Suriella yang hampir tertidur pun membuka matanya dan mendongakkan kepalanya dengan perasaan kesal di dadanya, "kamu harus kembali, kalau tidak kamu benar-benar akan berada di sini selamanya" ucap seseorang yang wajahnya tak tampak terlalu jelas di mata Suriella.

"Memangnya kenapa? Bukankah tak ada yang menunggu ku?" Tanya Suriella sembari menatap sosok wanita di depannya yang wajahnya terlihat buram.

Sang wanita hanya terdiam sebelum tiba-tiba saja memukul kepala Suriella dengan keras yang membuatnya kesakitan sembari memegangi kepalanya, "bagaimana dengan kakak-kakak mu hah?! Walau ayahmu itu brengsek, setidaknya kembalilah untuk kakak-kakak mu!" Sahut sang wanita dengan kedua tangan di pinggangnya.

Suriella yang kepalanya masih sakit setelah dipukul pun segera menatap tajam wanita tersebut, "mereka kan akan membunuhku di masa depan! Walau aku menyukai Esmeralda, aku ragu dengan dua orang lainnya! Terlebih ayahku!" Sahut Suriella mencoba menyangkal saat jari telunjuk wanita tersebut mendarat di atas bibirnya, menyuruhnya untuk diam.

"Dengar anak kecil, walaupun kamu tahu masa depan dari ingatanmu, masa depan tersebut belum terjadi, dan lagi, dengan semua tindakan yang sudah kamu lakukan sampai sekarang, bukankah mungkin untuk mengubah masa depan yang kamu katakan itu?" Ucap sang wanita yang membuat Suriella menatapnya.

Suriella memikirkan apa yang dikatakan wanita tersebut sejenak kemudian tersenyum, "mungkin saja itu terjadi, tapi aku tetap tak bisa membiarkan ayahku itu dekat dengan mudah dengan ku! Karena dialah yang mengusirku!" Sahut Suriella sembari mengepalkan kedua tangannya yang membuat sang wanita tersenyum.

"Baiklah kalau begitu anak kecil, aku akan mengawasi mu sesering mungkin, semoga kamu bisa mendapatkan akhir yang bahagia" ucap sang wanita sembari meletakkan tangannya di atas kepala Suriella yang membuatnya tersenyum.

Seorang gadis kecil yang berada di atas ranjangnya pun perlahan mulai membuka matanya dan menatap sekelilingnya sembari menghalangi cahaya matahari yang terik langsung masuk ke dalam matanya.

"Ugh...sebenarnya sudah berapa lama aku berbaring di atas ranjang? Tubuhku kaku semua" gumam Suriella sembari duduk di atas ranjang dan melakukan peregangan ringan.

Suara pintu yang terbuka membuat perhatian Suriella teralihkan menatap seorang remaja laki-laki yang langsung menjatuhkan buku yang berada di tangannya menatap Suriella dengan mata yang terbuka lebar.

"Oh, selamat siang kak Andrian" ucap Suriella sembari tersenyum lebar yang membuat Andrian segera berjalan menghampirinya, membiarkan pintu kamar terbuka lebar di belakangnya dan memeluk Suriella dengan erat.

"Dasar, ternyata perkataan ayah tak salah juga, selamat datang kembali Suriella, terimakasih karena sudah bertahan" ucap Andrian sembari memeluk Suriella yang merasa terbebani karenanya.

The Naughty Daughter of a Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang