Bab 2

2.1K 117 6
                                    




JANGAN LUPA VOTEEEE

Bel istirahat berbunyi, Bu Pitri segera mengakhiri kelas. Murid - murid mulai keluar satu persatu dari kelas, sementara Rara masih duduk dibangkunya. dia selalu membawa bekal dari rumah agar dapat menghemat uangnya, Rara juga bekerja sebagai pelayan dikafe, dan  dua kali seminggu dia akan mengajar les private seorang anak SMP, Dia mengenal orang tua murid itu karena kerap memberikan sumbangan ketika dia masih tinggal dipanti.
Rara harus bekerja untuk membutuhi kebutuhan hidupnya seperti uang kos, uang makan dan keperluan sekolahnya, Rara sangat bersyukur dia masih dapat bersekolah dan makan dengan baik walaupan dengan keadaan pas-pasan.

Saat Kelas sudah sepi Rara mengeluarkan buku latihan olimpiadenya dari dalam tas, dia hendak mengerjakan soal-soal latihan.

Di barisan meja belakang terdengar percakapan empat sekawan yang belum meninggalkan kelas.

" Gue mau kekantin nih, laper juga belajar dari tadi" kata gilang.

" Sok-sokan belajar lo, dari tadi kerjaannya tidur mulu" kata cakra.

" Aduh mau ketemu sama mira nih, katanya dia bawa bekal buat gue " kata alex sambil tersenyum.

" Pacar keberapa nih lex?" Tanya Cakra.

" Gue gak ingat" jawa Alex sambil tertawa.

"Bangke banget lo" umpat cakra.

" yah udah kita kekantin lang. Ga lo gak kekantin?" Tanya cakra kepada Arga.

Arga hanya mengeleng tanpa menjawab pertanyaan cakra.

" anjirr. Kenapa gue punya teman kayak es batu ya, jawab aja susah ya Allah ". Kata cakra sambil bergidik.
Gilang menunjuk meja depan dengan kepalanya. Seakan tersadar cakra memutar kepalanya melihat kedepan.

"Bilang dong mau Berduan gak usah banyak tingkah. Yok cabut lang, lex" kata cakra sambil berjalan diikuti gilang dan alex.

Mereka melawati meja Rara, yang sedang fokus mengerjakan soal latihan.

" Rara kalo lo gak kuat lambaikan tangan aja ya, ada kamera kok" kata alex sembari tertawa dan berjalan.


Rara hanya menatap bingung. Gilang dan cakra hanya tertawa dan melanjutkan langkah mereka dan berjalan meningalkan kelas

" aneh, kenapa sih mereka" kata rara dalam hati.
Meraka bertiga sering meledek dan menbuat Rara sebagai bahan candaan. Rara jelas tidak nyaman akan hal ini

Rara kembali melanjutkan mengerjakan soal latihannya. Tiba – tiba rara merasakan ada yang mendekat menuju ke mejannya, rara tetap menunduk dan pura – pura konsentarasi dengan soal, karena rara tau siapa yang berjalan menuju mejanya.


Rara mendongakkan kepala nya keatas ketika ada paper bag didepan mejanya. Arga meletakan kan dimeja dan berdiri didepan rara sambil melipat tangan nya didada. Jantung rara serasa copot ini bukan pertama kali Arga melakukanya, sudah sering rara mendapatkan makan maupun barang dari arga, akan tetapi rara bingung tujuan arga memberikan barang – barang ini selama ini, arga akan selalu seperti ini meletakkan didepan rara dan pergi begitu saja, semenjak kelas X arga kerap melakukannya, padahal mereka tidak dekat, berbicara saja tidak pernah. Rara takut bertanya, rara selama ini berpikir bahwa arga membagikan semua kepada teman sekelas. Tapi setiap rara mendapatkan makan atau barang pemberian arga yang lain tidak pernah mendapatkan hal yang sama. Ada apa dengan arga?.



Arga tetap berdiri didepan rara, hal ini semakin membuat rara bingung, biasanya setalah memberikan yang ingin diberikan. arga akan pergi begitu saja tanpa memberikan waktu kepada rara untuk sekedar berterima kasih. rara melihat paper bag dan mengalihkan padangannya ke depan Arga, kembali menunduk. Rara merasakan tubuhnya kaku , Rara bingung, ini pertama kalinya Arga seperti ini.

mereka berdua sama - sama terdiam tidak ada yang memulai percakapan. Rara tersadar dia pun memulai percakapan

"Ar..Arga Terimakasih" kata rara sambil menunduk dan terdengar gemetar pada suaranya.

" Buat apa?" tanya arga masih dengan sikap seperti tadi.

"untuk semua yang kamu kasih ke aku" kata rara masih menuduk

" kalo bicara itu lihat muka lawan bicara nya. emang muka gue ada dibawah?!'l." tanya Arga merasa diabaikan oleh Rara.

Rara mengkat kepalanya, tatapan mereka bertemu, mata Arga begitu tajam melihatnya. hal ini langsung membuat rara takut dan kembali menunduk kepalanya. Arga meghelai nafas sembari memajukan langkahnya sehingga kakinya bersentuhan dengan meja Rar.

"Lo, suka sama Alex?" tanya Arga.


Mendegar pertanyaan Arga, Rara sontak terkejut dan mengkat kepalanya, sehingga dia tau Arga melihatnya dengan intens.

" a..aku gak suka sama alex, aku sadar diri aku siapa, jenny hanya asal menyimpulkan" kata Rara dengan suara bergetar.



Rara merasakan sakit hati, merasa semua orang memandangnya rendah. apa sebegitu tidak pantasnya rara menyukai seseorang, walaupun hanya sekedar menyukai sehingga Arga yang tidak pernah peduli urusan orang lain juga terusik dan repot bertanya padanya.

"bagus, lo memang gak boleh suka sama Alex" kata Arga tegas.



Rara hanya diam dia memang tak menyukai alex dan dia sadar diri. Arga memundurkan badannya dan hendak kembali kemeja nya, akan tetapi dia kembali memutar tubuhnya dan berkata

"itu cuman buat lo, gak boleh dikasih sama siapa pun, terutama sama sama cowok bernama Agus dan Andi" kata arga sembari melanjutkan langkah dan kembali duduk.




Rara kembali terkejut dan bertanya dalam hati dari mana arga tau, selama ini ketika arga memberikan dia barang jenis makan dia selalu membagikannya kepada rekan tim kelompok olimpiadenya Agus, Andi dan Dita. karena mereka bertiga juga sering berbagi dengannya.


Rara hendak bertanya kepada arga akan tetapi siswa mulai memasuki kelas dan dia sadar bel sudah berbunyi rara mengurungkan niatnya untuk bebicara dengan arga. karna takut teman kelasnya kembali menindasnya.

nexttttt

Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang