Bab 41

618 26 0
                                    

Selamat membaca

Jangan lupa vote ya😇

Maaf masih banyak typo🙏



Rara menghabiskan waktunya diperpus sendirian, karena Arga dan yang lain belum kembali, senin depan turnamennya baru selesai, sementara hari ini masih hari jumat. Rara tidak fokus membaca buku pikirannya melayang mengingat pertanyaan Saras, tentang Dia dan Arga hubungan mereka. Orang selalu berpikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih, tapi Arga tidak pernya menyatakan suka padanya. Rara tidak punya keberanian mengungkapkan perasaanya.

Selain tidak mungkin Arga menyukainya, Rara juga takut hubungan pertemanan mereka mejadi canggung, Rara tidak munafik ingin sebenarnya perasaannya terbalas, tapi dia dan Arga berbeda jauh. Dia Arga yang memiliki segalanya, tidak sepertinya Orang tua saja dia tidak kenal, bagaimana mungkin dia pantas mengantungkan harapan pada lelaki itu. Rara harus lebih mengutamakan pendidikan agar kelak hidupnya bisa terjamin.

Pertanyaan Saras kemarin tidak dijawab Rara, dia mengalihkan topik pembicaraan ketika Arga kembali mengirim pesan pada ponsel Saras agar segera membeli kartu sim baru. Beruntung Saras langsung mau diajak pergi, setelah itu Saras langsung pulang kerumahnya.

Bel berbunyi jam istirahat telah usah. Rara merasa sebaiknya dia membeli roti saja, kantin pasti sudah sepi, dia tidak berani makan sendirian. Lebih baik menahan lapar.

"Ra. Mau kemana?"

Untuk apa Bastian dikanti daerah anak MIA, bukan kah anak IIS memiliki kantin sendiri.

"Bas. Aku mau beli roti".

"Lo gak diganggu lagi kan?"

"Gak kok. Aku udah baik-baik aja"

"Soal Dirga gue dengar dia gak masuk sekolah udah dua hari, sejak kejadian itu"

Rara mengerit binggung, apa hubungan Dirga yang tidak masuk dengan dirinya.

"Yah udah. Gue juga mau beli roti. Ayo kesana aja" Bastian menunjuk stan tempat menjual gorengan dan roti basah.

Rara berjalan mengikuti bastian, posisinya menunduk, tidak menyangka masih banyak siswa yang berkeliaran dikantin.

"Centil banget sih"

"Cantik juga ngak"

"Mau muntah Gue lihat mukanya"

"Polos-polos pemain juga ya"

"Gak ada Arga, sama cowok lain dong"

"Tau ngak namanya apa?. Pecun"

"Tapi jago juga sih!. Sekelas Arga bisa didapat"

"Lo tau ngak itu kenapa?. Karna biasanya cowok tertantang sama yang polos-polos"

"Ia sih. Dari pada yang berkelas pasti gak mau dibego-begoin"

"Lihat aja. Pas Arga pulang, pasti balik nempelin mereka. Secara duit Arga lebih tebal"

"Tapi bodoh sih cewek kayak dia. Tuh cowok nya yang sekarang gak terkenal. Mending Arga kemana-mana"

Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang