Selamat membaca😇
Maaf masih banyak Typo🙏🙏
Arga bersama temannya menghuni satu kamar berEmpat, hal ini karena hotel ini tidak memiliki kelas VIP, walaupun ada yang lebih tinggi dari kelas biasa. Tapi Cakra ngotot harus satu kamar, mereka meminta penambahan kasur karena sebelumnya hanya terdapat kasur king size, dengan tambahan biaya.
"Ngapain Gue ikut tadi ya?". Tanya Gilang heran pada dirinya.
Mereka sedang bermalas-malasan diatas kasur.
"Gue juga. Kayaknya pindah tempat aja. Bosen banget". Kata Alex."Anjir. pengen jalan-jalan Gue" kata Cakra.
Mereka bertiga mengeluh karna hanya diam dikamar, menurut mereka lebih nyaman di rumah saja."Berisik. Pulang Lo semua". Bentak Arga yanhg sedang memengang Ponsel menunggu kabar dari Rara, sejak mengantar perempuan itu kekamar, Rara tidak menghubunginya.
"Santai Ga. Bercanda doang. Rara belum hubungi Lo?".
"Hmmm"
" Mending kekamarnya aja".
"Firasat Gue dia kalah, kan cewek kalo badmood ngurung diri nangis" kata Alex.
"Mulut Lo lex". Kata Cakra.
"Kekamarnya aja ayok. Gak sabar Gue". Kata Cakra.
"Kok jadi Lo yang heboh. Arga aja biasa aja". Dengus Alex.
"Mana mungkin dia biasa aja. Lihat tuh mukanya tengang" tunjuk Cakra.
"Berisik banget sih". Arga beranjak hendak meninggalkan kamar.
"Ikut". Kata Cakra mengejarnya.
"Berdua sama Lo nanti dikirain Gue homo. Mending ikut aja". Kata Alex.
"Bangsat" kata Gilang yang juga bangkit mengejar Arga.
Mereka berempat sudah berdiri didepan kamar Rara tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Seperti tidak ada orang didalam sana.
"Ini jam makan mending kita turun. Kayaknya dia di coffe shop" kata Cakra.Akhirnya mereka mencari Rara di Coffe shop hotel. Sesampai disana mereka terkejut Melihat Rara duduk dimeja bulat yang luas. Hanya dia perempuan disana. Rara dikelilingin lebih dari delapan orang cowok. Mereka hanya mengenal Bastian dan Aryan.
"Hmmm saingan Abang Arga makin banyak Ya". Kata Alex.
Arga berjalan cepat terbakar cemburu karena melihat Rara tersenyum malu-malu, ketiga temannya juga mengikuti takut terjadi perang dunia.
"Wih lagi asik nih". Kata Alex."Kita gak diajak lex"
" kalian siapa?". Tanya cowok yang duduk disamping Aryan.
"Kita siapa ya?". Tanya Alex.
Rara yang melihat kedatang Arga dan temannya merasa takut melihat Aura Arga sepertinya sedang tidak baik."Eh Lex. Kalian mau duduk?". Kata Rara gugup.
"Duduk dimana?. Gak ada tempat gini?". Kata Cakra.
"Eh maaf" Rara baru menyadari kursi dimeja sudah terisi semuanya.
"Pantesan dilupain ya Ga. Udah dapat banyak dia. Tinggal milih". Kata Alex memanas-manasi.
Wajah Rara memerah dia yakin Alex sedang menyindir.
"Kita pergi dari sini. Kasihan Rara gak nyaman. Bye Ra" kata Alex menarik tangan Arga berjalan menuju bekalang meja."Apaansih baper banget. Lo gak papakan Ra?". Tanya Bastian.
Rara menunduk takut dia merasa mereka marah kepadanya. Walaupun Rara tidak tau salah nya apa."Hei. Ra. Gak boleh sedih. Hari ini hari bahagia Kamu". Kata Aryan.
Rara berpikir apakah dia pergi saja dari sini menyusul ketempat Arga?. Tapi dia segan, Aryan sangat baik kepadanya mengajaknya berkumpul disini merayakan pencapainnya.
Tapi hati Rara sakit melihat sikap Arga yang cuek kepadanya. Bahkan tidak menyapa nya. Obrolan dimeja ini masih berlangsung. Rara memutuskan pamit setelah berpikir pasti mereka berempat datang ke sini untuknya.
"Maaf ya. Aku ketempat Arga dulu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Alone
Teen Fiction|||Follow Aku, buat baca ceritanya|||||| Next mau direvisi. Squelnya baca di Back For you Kehidupan Rara yang jauh dari kata mampu, memaksanya untuk tetap tegar berdiri di kaki sendiri menjalani kehidupan yang kadang tidak pernah berpihak kepadanya...