Bab 15

1K 40 0
                                    

Jangan Lupa vote dan koment😁😁


Sejak pulang sekolah Rara sangat gelisah, besok akan diadakan penyaringan Calon Anggota yang akan mengikuti Olimpiade bidang Matematika. Rara merasa takut, Gelisah dan tidak percaya diri. Dari tadi sudah mencoba untuk konstentrasi dengan soal yang dikerjakannya, tetapi tidak berhasil. Ketakutannya mendominasi. Kembali mengusah wajahnya, seminggu ini Rara merasa tertekan menghabiskan waktu untuk berlatih mengerjakan soal. Bahkan dia meminta Izin tidak bekerja ditempat Gilang dan Arga, karena merasa percuma. Apartement kedua pemuda itu selalu dalam keadaan bersih, Rara hanya akan memasak lalu bermain disana. Rara bersyukur Gilang dan Arga memahaminya. Walaupun dalam hati kecil Rara dia merasa bersalah. Sedang asik dengan pemikirannya sebuah Notif muncul dilayar Hape Rara. Arga yang menghubunginya.


"Halo Ga". Jawab Rara.

"Lo dikos kan?."

"Iya Ga. Ada apa Ya?."

"Gue diluar. Lo kesini". Tanpa mendengar jawaban Rara. Arga mematikan sambungan.

Rara bergegas keluar dari kosnya, dia melihat Arga bersandar diatas motornya.

"Ada apa kamu kesini Ga?". Tanya Rara.

"Lo udah makan?." Tanya Arga.

"Belum Ga". Semenjak pulang sekolah Rara tidak Nafsu untuk makan.

Arga melihat perempuan didepannya dengan tampak lesu, banyak beban dipikirannya. Sangat terlihat dari raut wajahnya.

"Lo naik. Kita makan bareng" kata Arga.

"Aku lagi gak nafsu makan Ga". Jawab Rara.

"Lo butuh makan, besok mau ujian seleksikan?".


" Udah naik aja. Bentar doang". Kata Arga.

Rara akhirnya mengikuti ajakan Arga. Mereka makan di warung tenda dipinggir jalan, awalnya Arga tidak setuju. Tapi Rara menolak makan di Kafe. Akhirnya mereka berdua duduk diwarung tenda dipinggir jalan.


"Lo yakin makan disini?". Bisik Arga tidak suka.

"Yakin Ga. Makananya enak kok".

"Lo tanggung jawab kalo Gue sakit perut". Kata Arga.

"Gak akan Ga" kata Rara.

mereka berdua memutuskan makan nasi goreng dan teh hangat. Tampaknya Arga makan dengan lahap terbukti makanan dan minumnya habis, sama seperti Rara entah kenapa dia juga langsung nafsu makan. Mungkin karna Arga menemani nya.


Selesai makan Arga membawa Rara ketaman dekat dengan tempat makan mereka tadi. Rara bertanya, tetapi Arga tidak menjawab. Keduanya sedang duduk dibangku taman, taman dibagian dalam sepi sedangkan diluar, terlihat ramai banyak penjual makanan serta pengunjung yang makan diluar.

Sebelum masuk Arga membeli bandrek panas, satu cup diberikan kepada Rara. Mereka duduk berdua. Rara duduk tegang, jantungnya berdetak kencang seperti biasa jika berdekatan denga Arga. Padahal mereka sudah sering berduan.


"Lo kenapa gelisah?." Tanya Arga. Arga sengaja mengajak Rara keluar, semenjak pulang sekolah perempuan itu tampak murung walaupun Alex dan Cakra sudah menggodanya dan mengajak bercanda, tapi Rara hanya merespon tidak minat. hal ini menganggu pikirannya.



"Ha?. Gak papa kok" jawab Rara.

" Lo mikirin seleksi besok?." Tanya Arga.

Rara yang selama ini selalu memikirkan semuanya sendirian memilih ingin berbagi dengan Arga, Dia merasa nyaman jika bersama Arga, walaupun sering kali gugup.



Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang