Selamat membaca🤗
Maaf masih banyak Typo🙏
Setelah selesai Olimpiade sebenarnya Rara ingin kembali bekerja di Kafe. Tetapi Cakra menawarkan agar bekerja di Toko Kue milik tantenya. Cakra meminta kepada tanyenya jika Rara bekerja Senin sampai kamis saja. Rara mengerut dahi tidak setuju Rara sanggub bekerja dia tidak enak hati. Walaupun di toko dia sebagai kasir pekerjaan tidak teralu sulit dibanding jadi pelayan.
Toko Kue milik tante Cakra memang lumayan besar, tetapi Rara baru tau Tokonya hanya buka sampai jam 6.30 saja. Katanya suami tantennya Cakra tidak memberi izin pulang Larut. Rara juga tau toko ini tidak kekurang karyawan, mungkin karena Cakra yang meminta makanya tantennya memperbolehkan.
"Haii. Ra" sapa Cakra sudah berdiri di depannya.
"Loh. Kamu kok disini bukannya lagi tanding?". Kata Cakra.
"Tante dimana?".
"Eh. Kayaknya didapur".
Cakra berlalu menuju dapur, Rara kembali bekerja tidak lama Cakra datang bersama tantennya.
"Ayo Ra"
"Ha. Kemana?. Aku lagi kerja"
"Gue udah bilang tante. Aman"
Rara melirik Ibu Indah, dia sungguh sangat malu, segan.
"Gak apapa Ra. Kamu pergi aja, nanti diganti sama pengawai lain".
"Tapi Bu. Saya gak enak".
"Saya tau. Hanya saja keponakan saya ini tidak mau ditolak" kata Indah sambil tertawa.
"Tante emang paling the best. Nanti aku bilanb sama Om supaya dikasih hadiah"
"Om kamu tuh, gak peka"
Cakra tertawa sambil menunggu Rara. Rara datang membawa tasnya yang disimpan di ruangan khusus staff.
"Tante aku bawa dulu ya Rara" kata Cakra sopan.
"Ia. Langsung jadian ya kalian".
"Ishh tante apaansih. Bye tan".
Rara duduk diatas motor cakra.
"Cak kita kemana?".
"Lo tenanh aja. Aman kok".
Motor Cakra memasuki sebuah gerbang sekolah, Rara tidak bisa melihat nama sekolahnya karena ditutup spanduk digerbang. Sekolah ini sangat Ramai sepertinya sedang mengadakan sebuah acara. Banyak siswa yang menggunakan seragam yang berbeda.
"Ayo Ra". Ajak Cakra.
Rara yang tidak terbiasa hanya menunduk malu mengikuti langkah Cakra. Dia tidak percaya diri soalnya dia mengenakan baju kaos yang sangat biasa saja.
Rara tidak tau mereka berjalan kemana, mecoba melihat, mereka memasuki lorong, ternyata mereka berada di sebuah Aula. Aula ini tampak sangat Luas lebih besar dari milik SMA mereka. Mereka menuruni tangga berjalan ke dasar lantai. Aula ini seperti stadion menonton bola saja. Dibawah terdapat lapangan basket yang luas. Sedangkan yang mereka turuni ada bangku bertingkat yang berjajar. Disini sudah sangat ramai, beberapa orang melirik kearah mereka. Membuat Rara menunduk.
"Ga. Ini" panggil Cakra. Rara mengakat kepalanya. Dia berdiri di pinggir lapangan, tampak Arga dan tim melakukan pemanasan. Arga menghampiri mereka.
"Gue ganti baju dulu. Ntar coach Iwan datang Gue belum beres".
"Thanks Cak".
"Aman".
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Alone
Teen Fiction|||Follow Aku, buat baca ceritanya|||||| Next mau direvisi. Squelnya baca di Back For you Kehidupan Rara yang jauh dari kata mampu, memaksanya untuk tetap tegar berdiri di kaki sendiri menjalani kehidupan yang kadang tidak pernah berpihak kepadanya...