Selamat membaca
Maaf masih banyak typoJangan lupa voteeeeee
"Lo tau password nya kan?. Kita tunggu ditempat gilang, kalo ada apa-apa lo langsung datang kesini. Sebaiknya kalian bicara berdua". Alex memberi saran agar Rara saja yang masuk, sementara mereka menunggu ditempat gilang, tepat didepan kamar Arga.
Rara menekan password menahan nafas, membuka pintu dengan pelan, melangkah masuk menuju bagian dalam Apartemen Arga.
Keadaanya ruang sangat kacau, dua sofanya dalam keadaan terbalik, sedangkan meja dan dua sofa teracak tidak menentu, botol minum keras berserak dan pecah, ruangan ini sangat mengenaskan.
"Arga!". Rara mencoba memanggil Arga, tapi tidak mendapatkan sautan.
Dia berjalan pelan, mengindar dari pecahan beling kaca, mengecek dapur dan kamar mandi, Arga tidak ada disana, pilihan terakhkir hanya kamar Arga.
Rara memantapkan dirinya, membuka pelan pintu kamar Arga. Lampu kamarnya mati, Rara perlahan mencari stop kontak yang dia tau berada didekat pinggir pintu.
"Astaga".
Keadaan kamar Arga lebih parah dari ruang tamu, bau menyengat asap rokok dan alkohol bercampur didalamnya, kamarnya Arga sangat pegap, Botol minuman berserakan dipinggir Ranjang, kertas-kertas yang Rara tidak tau berhamburan dilantai dalam keadaan basah, mungkin karena botol Alkohol yang berserak masih ada isinya. Laptop Arga tegelatak dilantai dalam keadaan pecah, beberapa barang dan miniatur yang tertata rapi dilemari Arga ikut berserak dalam keadaan pecah.
Rara melihat Arga sedang tidur menelungkup diatas ranjang, dalam keadaan telanjang dada, Rara berjalan pelan menuju jendela, dia ingin muntah karena tidak tahan dengan bau menyengat dari kamar Arga. Membuka jendela lebar, agar udara masuk, heran kenapa Arga bisa tidur dalam keadaan seperti ini.
"Arga!".
Arga tidak bangun juga, bahkan saat badannya digoyang oleh Rara, bau Alkohol menusuk hidupnya. Arga benar-benar kacau.Karena Arga tidak mau bangun, akhirnya Rara membersihkan kamarnya. Dia mengumpulkan botol pecah, menata ulang miniatur yang masih bisa diselametkan, mengeluarkan barang yang sudah rusak parah, menyapu dan mengempel lantai kamar Arga, memberikan pewangi lantai agar kamar Arga kembali seperti semula, sebelumnya Rara sudah pergi keapartemen Gilang, Mengatakan semuanya baik-baik saja. Sehingga mereka bisa lega, membiarkan Rara kembali bersih-bersih.
Saat Rara menata lampu tidur kembali keatas meja yang berada disamping ranjang, Arga terbangun, memengangi kepalanya,
"Kamu udah bangun".
"Gue udah gila, sampai bayangin dia ada disini". Guman Arga.
Rara mendekat mencium Aroma Alkohol dari tubuh Arga, Arga masih mabuk.
"Ga?. Kamu masih mabuk".
"Rara?. Maafin gue". Arga menarik tubuhnya lalu memeluk erat, membawa Rara berbaring bersamanya.
"Ga. Lepas".
"Maafin gue".
Rara berontak meminta Arga melepaskanya, dia tidak nyaman, dengan Bau badan Arga dan juga kondisi Arga yang sedang telanjang Dada membuatnya tidak betah.
Arga melepaskan pelukanya, berguman sambil menutup matanya." Sialan mimpi buruk".
Rara segera keluar dari kamar Arga, dia tidak mau kejadian berulang, biarlah Arga berpikir dia hanya mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Alone
Teen Fiction|||Follow Aku, buat baca ceritanya|||||| Next mau direvisi. Squelnya baca di Back For you Kehidupan Rara yang jauh dari kata mampu, memaksanya untuk tetap tegar berdiri di kaki sendiri menjalani kehidupan yang kadang tidak pernah berpihak kepadanya...