Selamat membaca🙏
Maaf masih banyak typo😀
Jangan lupa vote 🤗
Rara gugup duduk didepan tiga lelaki dengan pandangan mata menatapnya lekat. Mengurangi rasa gugupnya Rara meremas keras jarinya yang bertautan. Sedangkan Arga masih berada didalam kamarnya.
"A-aku. Aku. Aku minta maaf. Sudah berpikir buruk dan takut sama kalian, padahal selama ini kalian yang jaga aku, nerima aku sebagai teman"
Rara tidak dapat menahan air matanya yang menetes deras, menundukan kepalanya dan memejamkan matanya erat.Sebenarnya mereka tidak marah atau menyalahkan sikap Rara, setelah penjelasan dari Alex, mereka mengerti pasti Rara ketakutan, secara selama ini dia tidak pernah punya teman. Belum mengerti tentang dunia luar.
"Ra. Udah gak papa. Gue ngerti kenapa lo bisa setakut itu sama kita. Tapi lain kali lo harus cerita sama kita. Dari awalkan kita udah janji buat jagain lo"
Cakra bisa merasakan rasa tertekan gadis itu."Lo jangan nangis dong. Kita gak ada yang marah. Ya gak lex?. Lang?"
Rara mengangkat kepalanya menoleh pada Gilang dan Alex bergantian.
Melihat wajah Cakra membuatnya merasa bersalah, karena menjadi penyebab pertengkaran Cakra bersama Arga."Iya. Lagian seperti yang Gue bilang kita gak akan macem-macem sama lo" Jelas Alex. Sedangkan Gilang hanya mengangguk pertanda dia setuju dengan Alex.
"Kalian maafin aku?. Makasih banyak" Rara tidak bisa menyembunyikan Rasa lega setelah mendapatkan maaf dari mereka.
"Iya. Tapi lain kali jangan lari-lari. Bukan cuman Arga yang khwatir, kita juga, ditambah kalo lo kayak gitu Arga harus diawasi kalo ngak bisa gila dia. Lihat tuh sibangke masih dikamar. Lo tanggung jawab pokoknya"
"Cak"
"Mulut lo"
Gilang dan Alex protes pada Cakra.
"Canda. Ya elah. Berarti udah bisa masak dong Ra?. Udah rindu ini"
Rara tersenyum menangguk, Sekali lagi berterimakasih pada mereka bertiga.
Setelah acara maaf-maafan Cakra mengajak Rara berbelanja di supermarket dekat Apartemen Arga.
Tapi hingga mereka pulang Arga belum keluar dari kamar, sementara Gilang katanya pergi menjemput Saras, padahal tadi lelaki itu tidak mau, Alex menyapa mereka sebentar lalu kembali tidur disofa.
"Cak. Arga belum keluar kamar".
"Malas Gue ngurusin dia. Cuekin aja, ayo masak"
Entah mengapa Rara khwatir dengan kondisi Arga, cowok itu sudah disana lebih dari 1 jam. Entah apa yang sedang dikerjakan. Tadi Rara membantu mengobati luka diwajah Cakra. Rara semakin cemas ingin mengetahui keadaan Arga.
"Cak. Aku boleh nemuin Arga?".
"Lo serius?"
"Emmm. Iya. Dia gak keluar-keluar dari kamar"
"Yah udah. Masuk aja. Tapi kalo keadaan didalam gak baik, langsung keluar atau teriak nanti gue masuk".
Rara menahan nafas memutar knop pintu, melangkah masuk kedalam dengan hati-hati. Didalam kamar barang berserakan, terdapat pecahan lampi tidur dan barang pecah laiinnya.
Arga tidak ada didalam, padahal tadi pria itu belum keluar sama sekali. Rara berjalan pelan menghindari pecahan barang dilantai. Melihat gorden yang terbuka serta gumpalan Asap masuk melalui celah gorden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Alone
Teen Fiction|||Follow Aku, buat baca ceritanya|||||| Next mau direvisi. Squelnya baca di Back For you Kehidupan Rara yang jauh dari kata mampu, memaksanya untuk tetap tegar berdiri di kaki sendiri menjalani kehidupan yang kadang tidak pernah berpihak kepadanya...