CHAPTER 15

44 27 132
                                    

Keadilan dan kepuasan seseorang tergantung pada bagaimana cara dia memandang lalu menilai.

Seakan setiap terbit mentari adalah sebagai kemenangan. Tidak pernah peduli pada penderitaan insan lain.

Selain cinta ada yang dapat membutakan mata yaitu kekuasaan yang teregoiskan dan harta dunia tanpa kenal syukur.

~Han


Dua tahun telah berlalu.

Scene Dalam Mimpi.

Anak perempuan itu duduk menyendiri di kursi paling belakang.

Dia terus menunduk takut-takut jika Sang Guru Matematika memanggil namanya.

Teng Teng!

Bel istirahat menyelamatkan nyawa Usha.

Di SD itu Usha memiliki tiga sahabat. Awalnya setelah dia naik ke kelas 3 tidak terjadi apa-apa. Namun beberapa saat setelah dia naik kelas 3 ada beberapa pengganggu yang selalu mengganggunya dan teman-temannya seolah merasa paling berkuasa.

Adik Isha itu memiliki sifat yang kebalikan dari Isha. Jika Isha tegas dan keras, Usha adalah seorang perempuan manis dengan hati yang lembut. Untuk menolak perasaan anak laki-laki lain yang dia sendiri tidak suka dan sudah sangat muak pun tidak tega.

Alasan mereka beda SD Karena guru sering tertukar. Maksudnya, guru sulit membedakan Isha dan Usha. Isha yang seharusnya Abang malah dikira adik dan begitu pula dengan nilai sekolah mereka.

Ralat Kakak bukan Abang. Kena virusnya Sanu-Sani nih ehe.

Isha juga cukup tomboy sedangkan Usha sangat perempuan. Paham kan yah, sip.

Mereka saling cerita satu sama lain tapi tidak tentang ada perusuh yang mengusik kehidupan Usha. Usha sangat tahu kalau sampe Isha tahu masalah ini, pasti dia tidak akan tinggal diam, Isha tidak tega walaupun dia yang tersakiti itu tidak akan menjadi masalah. Asal Usha dan Teman-teman berharga Isha baik-baik saja.

2 tahun hingga Usha di kelas 4 SD, waktu hampir kenaikan kelas Isha menyadari ada yang tidak beres. Sebenarnya dia sudah tahu dari kelas 3 bahwa ada yang tidak beres. Tapi dia percayakan kepada adiknya untuk belajar dan mengurus sendiri dan harus tegas kepada orang lain jika tidak bisa dengan kelembutan.

Tapi 2 tahun hampir berlalu dan Usha malah makin terkena dampaknya. Nilai sekolah contohnya.

Sejak kelas 3 di sekolah Isha, Isha sudah meraih banyak penghargaan.

Penghargaan masuk BK contohnya hahaha. Dia sering berkelahi bahkan saat di dunia nyata dunia manusia pun seperti itu.

Pernah suatu ketika saat Usha sakit dan Isha berangkat ke sekolahnya Usha untuk menggantikan posisi Usha tanpa Usha tahu. Pastinya memberi beberapa pelajaran untuk mereka yang berani mengganggu kembarannya itu dan teman-teman Usha.

“Eh cara jalan kayak cewek gimana sih!” gumam Isha pusing sendiri di depan gerbang. Meratapi nasib kakinya yang melangkah tidak seperti anak perempuan pada umumnya. Maksudnya kayak cowok bukan hal lain tidak seperti yang Anda pikirkan, oke, sip.

“Tauk ah!” Wajahnya mendatar. Tapi dia sadar lagi ini bukan wilayah kekuasaannya wokeeeeh.

Mesem. Kelihatannya wagu. Tapi Isha tetap tersenyum sopan seperti yang biasa dilakukan Usha Hahaha.

Papan Nama :

Kelas 4”

Isha langsung masuk. Berdasarkan hasil dari mata-matanya dia tahu di mana Usha duduk.

RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang