CHAPTER 1

175 109 98
                                    

Rasa penasaran ada ketika kau merasakan aneh pada suatu hal dalam hidupmu. Mungkin dari sanalah kau dapat menemukan dirimu yang tak pernah kau tahu sebelumnya.


~Han


Hujan telah mereda setelah hampir semalaman turun hujan.
Samar-samar terlihat dua anak kecil sedang bermain sepeda dengan cerianya. Mengayuh dengan kuat untuk menentukan siapa yang paling cepat di antara mereka.

“Yeay Icha menangg.. kamu kalah wlee,” ucap anak perempuan itu dengan sangat senang lalu mengolok-olok temannya.

“Aku tidak kalah, aku itu mengalah sama cewek kayak kamu hahaha,” ucap seorang anak laki-laki itu penuh kemenangan pada Isha.

“Ah boong.. Icha yang menang kok,” Isha membela diri.

“Yaudah ulangin sekali lagi.”

“Oke.”

Mereka berjajar dan bersiap untuk memacu kecepatan kayuhan nya dari seberang jembatan.

1

2

3

Mereka melajukan sepeda masing-masing dengan penuh semangat. Tanpa disadari di pertengahan jembatan tiba-tiba ada angin besar menghempas tubuh mungil milik Isha dan ia hampir saja terjatuh dari jembatan jika tidak ada yang meraih tangan nya. Sepeda merah Isha sudah jatuh lebih dulu ke dalam air sungai yang cukup deras dan sangat dalam.

Isha sangat takut saat itu.

Dengan sekuat tenaga tubuh mungil Sanu akhirnya berhasil mengangkat Isha dan menenangkannya sejenak. Kemudian Sanu segera meminta Riri, salah satu sahabat Isha yang sedari tadi hanya diam mengamati agar membawa Isha pulang.

Riri mulai memapah Isha untuk kembali pulang.

Tap.

Baru selangkah Isha bergerak menjauhi daerah di sekitar jembatan yang rusak, tiba-tiba angin besar susulan datang dan kembali memakan korban tapi kali ini bukan Isha melainkan Sanu yang sedang mau mengambil sepedanya namun berada dalam posisi tidak terelakan.
Tidak ada benturan dari pelindung pinggiran jembatan sehingga dapat menaikkan persen Sanu bisa berpegangan dan selamat. Ia jatuh di area yang sudah hancur sebelumnya bekas Isha.

Ia terhempas cukup keras. Namun sayang  belum sempat Isha menggapai tangan  Sanu, Ia sudah terjatuh. Hanya dapat meraih ujung jarinya dan itu hanyalah sentuhan yang tidak berarti apa-apa.

Byurr

“AAAA....!!” Isha berteriak sambil terisak melihat orang yang dia sayang mati di hadapannya.

Tanpa berpikir panjang Isha ikut melompat.

Gubrak! Dug!

“Aargh!! Mati aku aduuh..!” Isha terbangun dari tidur lelapnya Karena terjatuh dari atas ranjangnya. Ia mengaduh sambil memegangi kepala dan melihat kondisi sikunya. Selang beberapa saat kemudian dia tersadar.

Isha mendengus kesal “Hhhh mimpi itu lagi, ini sudah yang ke tiga. Terus ke ulang-ulang sejak kelas 3 SD dan waktu TK dulu. Dia itu siapaa sihh?!” erang Isha pening.

Entah mengapa sampai saat ini dia hanya mengingat mimpi itu bahkan sejak ia masih di TK, mimpi itu terasa sangat nyata.

Ia memijat kepalanya yang terasa pening. Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhnya. Tiba-tiba dia berdiri seakan tak terjadi apa-apa.

“Eh sekarang jam berapa??!” Isha melihat cahaya terang dari balik celah jendela.

“Waduh aku telattt!”

RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang