CHAPTER 4

135 94 78
                                    

Manusia hanya dapat merangkai dan menyusun sebuah proses bagaimana dirinya ke depannya tanpa tahu itu akan terwujud atau tidak.


~Han


Rambut hitam sebahunya terlihat bergelombang dan menari-nari mengikuti langkah Isha yang terus berlarian. Sedikit hembusan angin itu membuat suasana semakin ceria. Tawanya pecah bersama seorang teman cowoknya. Terlihat manis dan cocok dengan wajah Isha yang cantik.

Seakan terus tenggelam dalam sihir, "Cantik," ucapnya begitu saja tanpa dia sadari. Dia sudah terperangkap dalam pesona Isha bahkan sebelum Isha menyadari kehadiran dia.

Dia sudah memperhatikan Isha selama ini. Dari kejauhan hanya menatap dan terus tersenyum ketika melihat Isha tersenyum. Bersembunyi malu dari balik ranting Pohon Bunga Sepatu atau pun Pohon Bunga Trumpet creeper yang tumbuh liar di beberapa bagian hutan, bahkan di balik semak belukar yang berduri. Selalu ada niatan untuk mendekat namun selalu kalah dengan rasa sadar diri dan menganggap Isha terlalu sempurna baginya.

Tapi pada akhirnya dia sangat senang karena sekarang tidak perlu untuk bersembunyi untuk menatap gadis kecil itu. Setelah tidak sengaja melihat Isha berada dalam bahaya perang mati-matian sebuah kelompok. Ia berhasil menjadi sosok pahlawan bagi Isha. Dan tentu saja menjadi dekat dengannya itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

Saat ini mereka berada dalam sebuah lahan yang cukup lapang dengan tanah subur dan pemandangan yang indah dari dataran tinggi. Di ujung sisi tebing terdapat pohon beringin besar yang rindang.

Banyak tanaman liar dan bunga-bunga liar dengan banyak warna yang beragam menambah indah suasana kala itu. Isha dan seorang anak laki-laki itu duduk berteduh setelah lelah berlarian sambil bercanda.

"Nih," Dia menyodorkan setangkai bunga sepatu berwarna merah kepada Isha.

"Buat kamu," tambahnya.

"Oh iya makasih ya," Isha kembali tersenyum sambil menatap seseorang di hadapannya itu.

"Cantik."

Isha salah tingkah, mendengar kata itu keluar dari bibir teman sekaligus pahlawannya itu.

"Uhm Bunganya,"

"O.. oh iya," Isha menunduk menahan malu lalu melihat bunga itu, "iya cantik!"

"Makasih."

"Eh kamu cowok!"

"Lah terus apa?" tanyanya pada Isha yang terkejut.

"Ganteng."

"Hehe makasih," usilnya.

"Asem! haha iya deh iya."


🌺🌺🌺


"Sha.. Selamat Ulang tahun ya," Ayu sambil menyodorkan sebuah kado untuk sahabatnya tersayang itu.

"Wihh makas-" ucapan dan gerakannya terhenti karena Ayu menahan Isha mengambil kado dari tangannya.
Wajah Ayu cemberut.

"Doa dulu. Nih yaa Selamat BBF kuh.. semoga panjang umur, sehat selalu, tambah pinter, rajin sholat, rajin ngaji, apa yang diinginkan terwujud, cita-cita nya eh. Cita-cita mu terwujud......."

Beberapa saat kemudian.

"... Semoga sukses, dan bisa ketemu sama Pahlawan yang ada di mimpimu," mata Isha berbinar.

"Aamiin. Aamiin. Aamiin. Makasih yaa Yu. Terbaek Lo deh!" Ayu mendapat acungan jempol dari Isha.

"Iyaa ih sama-sama," dia memikirkan sesuatu. Kebiasaan dari Isha, "Mau liat Pahlawan ga?!" wajahnya antusias. Dia paham betul karena sejak kecil ketika Isha Ultah maka ia akan membawa lilin, korek api, kalau mungkin kue setelah masak-masakan -(hahaha namanya juga masih kecil)- ke tepi sungai tempat Pahlawan meninggal dalam mimpinya sekaligus tempat Pahlawan dan Isha beberapa kali bermain di sana. Hanya Ayu satu-satunya orang yang percaya pada mimpi Isha yang aneh.

Berhubung seorang cowok itu selalu menolong Isha dalam mimpi dan sampai sekarang Isha tidak tahu namanya. Isha menyebutnya Pahlawan atau Awan. Waktu itu juga Isha masih kecil. Masih bocah.

"Sinih aku aja," Ayu merebut kotak korek api lalu menyalakan api.

Setelah menyala lilinnya sedikit meleleh dan beberapa kali menetes.

"Awas-awas netes, panas tau."

Tapi tetesan itu malah di colek Isha dengan santainya. Tanpa ekspresi kepanasan, "iyah ih panas," mrengez.

"Hii ih bego!"

Setelah berdiri.
Lilinnya.

Isha memejamkan matanya berdoa.

Fuhh!!

Padam. Angin membawa asap dari lilin dan memudar di udara. Tapi tidak ada goblin yang muncul. Hehe becanda.

"Cinta pertama." Ayu.

"Hm?" Isha menengok.

"Awan adalah cinta pertamamu, kelihatan Sha kamu sayang ke dia dan dari semua yang dia lakuin ke kamu, dia juga sayang ke kamu. Sampai dia rela gantiin kamu mati dan akhirnya dia yang mati di sini," jelas Ayu, tapi memang benar.

Isha terdiam. Pikirannya berkelana jauh.

"Mimpimu acak, tapi aneh. Dia selalu dateng. Ya walaupun ga setiap hari tapi bukan cuma sekali dua kali kamu mimpi tentang dia yang kamu juga ga tau. Cinta pertamamu bukan di dunia ini, dia mungkin hantu Sha," tambah Ayu semakin terasa sesak di dada Isha.

"Sekali saja. Hanya sekali. Datanglah. Ini ulang tahun ku, tidak bisakah kau datang? Pahlawan aku ingin bertemu..," tanpa sadar Isha terisak. Dia menatap jauh ke tengah bagian sungai di mana Awan jatuh dulu.

Angin berhembus kencang. Bulir air mata Isha mengalir begitu saja.

'Pahlawan datanglah.' Itu doa nya setiap kali Isha berulang tahun. Setiap kali dia di tepi sungai saat rindu menggebu, saat dia berada dalam masalah, bahkan saat dia kesepian. Sayangnya dia selalu kesepian jika tak ada Ayu. Dan lebih menyakitkan lagi, Awan mungkin hanyalah hantu yang menyamar sebagai malaikat pelindungnya dan menemaninya di saat kesepian dan mereka terhubung melalui mimpi.

Terus seperti itu. Isha sungguh berharap dapat bertemu dengan Awan. Jika saat itu ada, Isha benar-benar akan memeluk Awan dengan segala kerinduan dan penuh sayang.

Pikiranya terus berkata sungguh beribu sangat disayangkan, Awan itu hanyalah sebuah bayangan. Seorang hantu yang nantinya akan benar-benar menghilang tidak hanya beberapa hari namun untuk selamanya.

Memikirkan hal itu saja dapat mematahkan hati seorang preman sekolah, seorang Isha yang terkenal galak. Namun di balik itu semua banyak tekanan yang dia alami sejak kecil. Salah satu penyemangat hidupnya juga merupakan yang terutama bahkan mungkin lebih utama dari pada dirinya sendiri adalah Pahlawan.

Tak terasa sudah bertahun-tahun lamanya mereka bersama dan membuat kenangan manis nan indah dalam mimpi. Walaupun terkadang sering kali acak tapi itu yang membuat Isha penasaran lalu menyusunnya seperti puzzle secara teliti.

________

Maaf ya baru UP🙏🏻
Ada beberapa tugas ✌🏻😂
Makasih kalian yang mau nunggu😊

Gimana ??
Isha dan Pahlawannya hehehe
✌🏻

RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang