5 - Harus Janji

30.5K 3.3K 49
                                    

Ava berjalan ke kampus dengan sedikit lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ava berjalan ke kampus dengan sedikit lesu. Dia tidak marah pada bude dan pakdenya yang meminta uang untuk membayar hutang mereka yang sudah jatuh tempo. Dia hanya merasa lesu karena tabungannya kembali berkurang banyak.

Ini bukan pertama kalinya bude dan pakdenya meminta batuan dana padanya tapi dia tidak bisa menolak. Mereka sudah menjaganya dengan sangat baik selama ini. Belum lagi hutang nyawa Ava ke mereka. Ava tidak menyangka sesampai di kampus, ada hal lain yang menunggu untuk mengusik hatinya.

"Gila ... gak mau aku," seru Ava dengan bersungut-sungut. Ide yang baru saja diajukan dekan tentang acara kampus benar-benar membuat bulu kuduk Ava merinding.

"Ya kamu ngomong sendiri sama Pak Dekan kalau berani. Lagian kamu mikir apa sih. Kan enak kamu dapat uang saku, makan, dan nonton gratis," kata Abian dengan santainya. Ava hanya terdiam. Sejujurnya tidak masalah baginya untuk cuma sekedar makan.

Tapi ide tiket nonton benar-benar membuat Ava meriang. Dia bisa kehabisan napas jika berada di tempat gelap. Iya, Abian tidak tahu tentang phobianya ini. Ketakuan yang membawanya ke trauma masa kecilnya. Ava tidak bisa berkata apa-apa menanggapi Abian yang merasa reaksi Ava berlebihan.

Dan benar, siang itu sekitar jam satu, Pak Dekan memanggil Ava ke kantornya. Di sana sudah ada Cantika, dan beberapa mahasiswi yang Ava sendiri tidak kenal. Pak Dekan menyapa mereka semua dengan sangat ramah dan mulai membahas perihal acara kampus Sabtu besok.

Dan ya, kurang lebih seperti yang Abian infokan tadi. Nanti saat acara tahunan kampus, akan diadakan semacam lelang untuk bisa memenangkan makan malam dan nonton bareng mereka. Hasilnya akan disumbangkan ke beberapa yayasan peduli sosial dan panti asuhan. Nah mereka, mahasiswi yang sekarang berada di sini, akan mendapat beasiswa selama satu tahun penuh.

"Kalian harus bangga lho karena terpilih. Jadi ini sudah tradisi kampus kita. Yang terpilih itu dewinya masing-masing fakultas. Jangan lupakan juga beasiswa yang saya sebutkan tadi," imbuh Pak Dekan.

Ava menelah ludah saat mendengar soal beasiswa tadi. Dia sudah lama ingin mengunjungi kakaknya tapi tiket ke Kalimantan harganya gak murah. Dia bisa saja minta ke kakaknya tapi dia hampir tidak pernah mau meminta uang ke kakaknya. Uang yang kakaknya berikan pun sebagian dia tabung dengan sangat baik untuk memberikan kado pernikahan yang istimewa untuknya nanti.

Abian tadi tidak menyebutkan soal beasiswa. Kalau sudah tahu begini, Ava tidak berani menolaknya. Uang kuliah satu tahun itu jumlah yang lumayan besar. Jadi, seperti cewek lain di sana, Ava hanya bisa mengangguk mengerti.

*

Ava memperhatikan wajah Aksa cukup lama hingga akhirnya si cowok sadar dia sedang diperhatikan. "Kamu kenapa ngelihatin saya terus?"

"Kamu punya uang banyak kan ya?" tanya Ava tanpa sungkan.

"Maksud kamu? Kamu mau pinjem uang?" tanya Aksa setengah menutup laptopnya.

Terjebak Kata Sahabat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang