"Kamu tunggu di sini ya. Yang lain sudah nunggu di ruangan meeting. Hanya daily briefing. Paling Cuma 30 menit," kata Aksa lembut sebelum meninggalkan Ava sendirian di ruangannya.
Ava melihat-lihat ke sekeliling. Ini kedua kalinya Ava datang ke kantor baru Aksa. Jika dulu Aksa, Jaka, dan Gery menyewa satu lantai di salah satu gedung perkantoran elit, sekarang mereka sudah bisa membeli bangunan kantor mereka sendiri.
Ava merasa sangat bangga melihat kerja keras suaminya. Ruangan pribadi Aksa tidak seberapa luas namun sangat elegan dan futuristic. Jaka dan Gery juga sudah memiliki ruangan mereka masing-masing. Di lantai bawah, yang juga bisa dilihat dari lantai kedua ini, ada banyak berjejer komputer yang ditata berhadapan.
Saat ini perusahaan Aksa sedang membuat dua game baru. Satu bergenre adventure dan satu lagi permainan kartu namun dibumbui dengan pertempuran. Ava melihat deretan piagam dan penghargaan yang diraih perusahaan. Dia merasa sedikit tertinggal. Dia pun ingin mendapatkan penghargaan atas karyanya sendiri suatu saat nanti.
Sepulang dari Jepang nanti, dia sudah mempersiapkan ceritanya sendiri dan cerita tersebut sudah selesai 80%. Saat sudah menyelesaikan magang di Jepang, dia berkesempatan merilis ceritanya dan dia benar-benar tidak sabar untuk itu.
Selama ini, cerita-cerita yang dia publish di platform internet cukup digemari banyak orang jadi dia cukup yakin cerita yang baru ini pun akan menarik banyak pencinta komik. Di meja kerja Aksa, terdapat bingkai foto dengan foto yang sama yang dia pajang di apartemennya di Boston dulu. Foto dirinya dan Aksa saat masih di bangku kuliah.
*
"Kamu mau makan apa?" tanya Jaka dengan pelan tapi tentu saja semua orang di dalam mobil bisa mendengarnya.
"Apa aja boleh," jawab Tania sopan.
"Ya kamu bilang pengen makan apa nanti kita cari tempatnya," desak Jaka lagi masih dengan suara pelan.
Ava yang sedang duduk di jok belakang bersama Aksa melihat interaksi antara Jaka dan Tania. Tadi pagi saja setelah briefing, Jaka sempat menanyakan kondisi Ibu Tania yang sepertinya sedang tidak enak badan. Dengan mata penuh selidik dan raut wajah penasaran, Ava masih melihat Jaka dan Tania yang duduk di jok depan berdampingan secara bergantian.
Kesibukan di kepalanya seakan di-stop secara tiba-tiba saat Tania membalikkan badannya ke belakang dan bertanya, "Mbak Ava mau makan apa? Mumpung pulang," tanya gadis itu dengan senyum yang masih tidak bisa diterima dengan hati terbuka oleh Ava.
Dia sadar Jaka sepertinya menyukai Tania tapi dia tidak boleh lengah.
"HHmmm ... apa ya. Pengen soto betawi, pengen sate, pempek, pengen gudeg, peng .....," Ava tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena Jaka memotong.
"Va yang bener aja. Emang beneran mau makan itu semua siang ini?" protes Jaka yang duduk di bangku pengemudi.
"Pilih salah satu aja kalau gitu," jawab Ava penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Kata Sahabat [COMPLETED]
ChickLit[Ambassadors' Pick: July 2022 oleh Wattpad AmbassadorsID] Ava Rayna Tsabita begitu kaget saat manusia es yang beberapa hari ini hanya bisa didengarnya tanpa berani dia tatap tiba-tiba duduk di depannya. "Sepertinya kita menghadapi masalah yang sama...