"Kamu kenapa sih dari tadi kayaknya bad mood banget?" tanya Ava sambil berusaha menyamakan langkah lebar Aksa yang sudah berjalan dua langkah di depannya.
Aksa masih diam bahkan tidak menoleh ke arahnya.
"Kamu ada masalah apa sih? Atau ada yang kamu lagi pikirin? Kepikiran kerjaan?" Ava masih bertanya dengan nafas tersenggal-senggal. Sayangnya Aksa masih saja diam dan berjalan cepat mendahului dirinya.
"AKSA!!!! Kamu gak lagi ngajakin aku lomba jalan cepat kan! Sudah capek aku balik ke hotel aja!" teriak Ava tidak mempedulikan beberapa mata yang menatapnya saat suaranya mulai meninggi. Dia pun berbalik.
Namun tiba-tiba badannya serasa diputar 360 derajat saat tangannya ditarik dan Aksa sudah berdiri tepat di depannya.
"Mau ke mana?" tanyanya dingin.
"Kamu daritadi diajak ngomong gak nyahut sama sekali. Kalau ada masalah jangan dilampiasin ke aku. Jauh-jauh ke sini kamu udah bikin aku marah dua kali," sungut Ava.
"Hari ini kamu sama aku. Gak usa balik ke hotel," kata Aksa dan kembali menarik tangan Ava.
Walaupun tangannya sedikit sakit, Ava masih bisa menahannya. Dia tetap berjalan cepat di belakang Aksa kali ini menyumpal mulutnya sendiri.
Aksa kemudian mengajaknya naik kereta bawah tanah. Hal ini karena mobilnya dibawa papanya.
Setengah hari ini mereka berempat menghabiskan waktu siang mereka di Faneuil Hall Marketplace yang berlokasi di 4 S Market St.. Di sana terdapat banyak tempat makan murah, dan banyak toko-toko menarik yang menjual berbagai macam souvenirs, buku, dan oleh-oleh lainnya dengan harga yang cukup murah. Ava memutuskan membeli bola salju untuk Mila dan hiasan rumah untuk pakde dan pakde.
Saat hari menjelang sore, Papa dan mama Aksa memutuskan kencan berdua dan membawa mobil Aksa.
Suasana di dalam kereta sore itu cukup ramai. Dan tidak ada tempat duduk buat mereka. Jadi Aksa dan Ava terpaksa berdiri. Aksa menuntun Ava menuju pojokan dekat dengan yang nampak seperti selang hydrant.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Kata Sahabat [COMPLETED]
ChickLit[Ambassadors' Pick: July 2022 oleh Wattpad AmbassadorsID] Ava Rayna Tsabita begitu kaget saat manusia es yang beberapa hari ini hanya bisa didengarnya tanpa berani dia tatap tiba-tiba duduk di depannya. "Sepertinya kita menghadapi masalah yang sama...