Aksa merasa sangat marah melihat kelakuan Ava tadi. Kenapa gadis itu mau saja dideketin Peter. Apa karena Peter tampan? Apa Ava menyukainya? Semakin dipikir, semakin dia mengepalkan tangannya lebih keras. Dia tidak tahan dengan pemandangan tadi tapi kenapa kejadian tadi masih saja berkelebatan di otaknya.
Setelah mendapat tamparan keras dari Ava, Aksa duduk mematung di sana. Dia sangat marah. Dan semakin marah saat Ava bereaksi seperti itu. Saat Tobias muncul dan menanyakan ada apa dengannya, Aksa langsung bangkit dan meninggalkan tempat tersebut tanpa berpamitan pada yang lainnya. Bahkan saat Peter memanggilnya, dia menahan hasrat untuk meninju wajah temannya sendiri.
Aksa langsung kembali ke apartemen masih terlalu marah kepada Ava. Dia tidak suka wanita gampangan seperti itu. Aksa tidak pernah melihat Ava dekat seperti itu dengan cowok lain. Hanya dengan Abian saja Ava sedikit bermanja-manja tapi Aksa tidak pernah merasa terganggu melihatnya. Tapi melihatnya dengan Peter seperti tadi. Aksa benar-benar jengah dibuatnya.
Karena itu dia tidak berencana menelpon atau menemui Ava malam ini. Bahkan dia berharap Ava lah yang akan meminta maaf padanya.
*
Setelah dadanya sesak karena menahan rasa marah selama perjalanan pulang tadi, Ava malah tidak bisa berhenti menangis sesampainya dia di hotel. Air matanya tidak mau berhenti dan dia sampai menangis sesenggukan.
Ava merasa sangat bodoh. Bagaimana dia berharap Aksa memiliki rasa untuknya kalau kata-kata hina itu semudah itu meluncur di mulutnya. Ava benar-benar tidak mengerti bagaimana Aksa bisa sejahat itu. Apa dia tidak melihat Ava pun sangat tidak nyaman tadi.
Dia merasa sangat tidak adil. Bukankah temannya yang mengajak ke tempat yang sama sekali tidak cocok dengan Ava? Dan Ava juga sudah meminta Aksa untuk tetap di sampingnya. Kalau saja Aksa tahu bagaimana tidak nyamannya Ava berada di Core tadi, Aksa mungkin menyesal mengajak Ava ke sana. Dan Ava masih tidak mengerti apa yang sudah dia lakukan sampai Aksa mengatakan kata itu.
Semakin memikirkannya, semakin keras Ava menangis. Kalau saja ini bukan Amerika, Ava mungkin akan langsung balik saat ini juga. Ava tidak yakin mana yang lebih besar dirasakannya saat ini. Sedih, marah, atau kecewa. Yang pasti, Ava tidak akan pernah memaafkan Aksa untuk itu tadi.
Ava sudah cukup paham dengan mulut pedas Aksa tapi Ava tidak pernah mendengar kalimat pedas Aksa untuknya. Ini baru pertama kalinya. Dan rasanya sangat, sangat menyakitkan.
*
"Mama balik kapan?" tanya Aksa.
"Besok malam," jawab mamanya sambil mengunyah makan siang salmonnya. Siang itu Aksa menemani mama dan papanya makan siang sesuai permintaan mereka. Hari ini mereka ngotot minta menginap di apartemen Aksa.
"Ava .... Mana?" tanya Aksa pelan-pelan. Sudah dua hari yang lalu sejak Ava menamparnya keras. Aksa masih berharap gadis itu akan menelponnya atau tiba-tiba muncul di depan apartemennya. Namun sayangnya itu tidak terjadi. Aksa juga memiliki ego yang terlalu tinggi untuk menghubunginya lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Kata Sahabat [COMPLETED]
Chick-Lit[Ambassadors' Pick: July 2022 oleh Wattpad AmbassadorsID] Ava Rayna Tsabita begitu kaget saat manusia es yang beberapa hari ini hanya bisa didengarnya tanpa berani dia tatap tiba-tiba duduk di depannya. "Sepertinya kita menghadapi masalah yang sama...