11 - Hanya Sahabat

30.7K 3.3K 40
                                    

"Ya kalau gitu jangan lupa juga nanti kasih uang jajan buat adekmu kasih tambah juga," pakde berkata lancar saat sarapan hari itu.

Ava sedang makan pagi dengan pakde, bude, dan sepupunya Mila. Ava menceritakan tentang rencananya mengundurkan diri dari pekerjaan yang sekarang karena mendapat tawaran lebih bagus.

"Udah Pak. Mila uang jajannya cukup kok. Nanti Mbak Ava gak bisa ke Kalimantan buat ketemu Mas Andra," kata Mila pada Ayah dan Ibunya.

Ava tersenyum dan mengelus rambut Mila penuh kasih sayang. "Jangan khawatir, nanti Mbak Ava kerja yang bagus biar bisa beliin kamu baju dan bisa ketemu Mas Andra. Bisa diatur itu," jawab Ava penuh sayang pada sepupunya yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP.

Bude dan pakde Ava sudah menampung Ava sejak usianya sepuluh tahun. Walaupun Ava harus banyak mengerjakan pekerjaan rumah saat di rumah ini, Ava sama sekali tidak mengeluh. Mereka sudah menyelamatkannya. Dan walau dengan nada bicara mereka ke Ava yang bisa dibilang tidak ada lembut-lembutnya, Ava tahu, Ava sudah tahu, bahwa pakde dan budenya benar-benar melindungi dirinya dan menyayanginya.

"Nanti kalau Mila kuliah, Mila juga mau nyambi kerja kayak kak Ava," sahut Mila sambil mengunyah tempe gorengnya.

"Fokus aja dulu sama belajar," seru bude.

"Anak sudah ranking 1 terus, mau disuruh fokus model gimana lagi Buk?" protes Ayah Mila.

"Bapak gak pernah denger istilah, mempertahankan itu lebih sulit dibandingkan meraih?" sungut Bude.

Ava dan Mila hanya bisa saling melempar tawa.

*

Ava bersyukur karena coffee shop tempatnya bekerja tidak terlalu memberatkan dirinya yang hendak mengundurkan diri. Teman-teman dan manager cafe malah mendukung Ava setelah dirinya mengatakan alasan kenapa mundur dari tempat itu. Ava hanya perlu menunggu selama empat hari. Dua hari sebelumnya dia sudah melakukan psikotes dan wawancara dengan pihak personalia di perusahaan milik Ayah Aksa.

Dan hari itu juga mereka memberitahukan Ava bahwa dia masuk kualifikasi sebagai pekerja magang. Tentu hal itu menjadi berita besar bagi Ava. Ayah Aksa dan kak Andra memang mengisyaratkan Ava akan diterima bekerja di tempat mereka. Tapi sebelum benar-benar menandatangani kontrak, masih ada keraguan dalam diri Ava.

Hari ini adalah hari pertama Ava bekerja magang di perusahaan Ayah Aksa. Dia sudah membayangkan akan berangkat bersama Aksa tapi ternyata tidak.

Ava memilih memakai celana hitam longgar dan atasan berwarna hijau pucat. Dia mengendari motornya dengan perasaan bahagia. Dia sudah merasa seperti pekerja kantoran beneran walaupun bukan itu cita-cita Ava kalau dia sudah lulus kuliah nanti.

Ava sampai di sana jam dua kurang. Jam kerjanya dimulai jam dua siang dan berakhir pukul enam sore. Setelah memarkirkan motornya, Ava menata rambutnya yang sedikit berubah bentuk karena helm yang dipakainya, kemudian berjalan ke arah resepsionis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terjebak Kata Sahabat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang