Jimin sangat sangat sangat kalut saat ini. Dia terus mondar-mandir kesana kemari sambil sesekali menatap pintu ruangan rose yang sejak satu jam yang lalu belum terbuka. Dia merutuki dirinya sendiri yang ceroboh dan tidak lihat kondisi jalanan sehingga harus berakhir seperti ini.
"Jim tenangkan dirimu dulu, rose pasti baik-baik saja" -jongsuk.
Saat itu Jong-suk sedang ada meeting penting, tapi dia dikabari oleh jisoo kalau rose kecelakaan. Tanpa ba-bi-bu lagi dia langsung meninggalkan meeting nya meninggalkan tanda tanya pada klien nya, bahkan dia tidak peduli kalau pun kerjasama nya kali ini akan gagal. Yang dia khawatirkan sekarang adalah adiknya, adik satu-satunya yang dia punya. Dia hanya takut kehilangan adiknya untuk yang kedua kalinya.
"Lebih baik kau pulang dulu, ganti baju mu. Apa kau tidak lihat darah itu eoh" -jongsuk.
"Ani Hyung. Bagaimana kalau dokter itu keluar dan aku tidak ada disini?! Andwae!! Aku akan tetap disini"
"Kau hanya perlu mengganti bajumu saja setelah itu kembali lah kesini, itu tidak akan lama jim"
"ANI HYUNG!! AKU MAU TETAP DISINI!! KENAPA KAU TIDAK MENGERTI KALAU AKU SANGAT KHAWATIR PADA DIA HIKS HIKS"
"Jim kecilkan suaramu, ini rumah sakit nak" -ibu Jimin tidak tega melihat anaknya seperti itu, tampilan yang sangat lusuh, rambut acak-acakan, baju penuh darah. Air mata itu, air mata yang sama seperti 5 tahun yang lalu saat rose dinyatakan hilang.
"Aku tidak mau pulang eomma hiks aku mau disini hiks kenapa semua nya mengusirku hiks hiks"
"Ani, tidak ada yang mengusirmu nak. Mereka hanya ingin kau ganti baju, apa kau tidak lihat bajumu ini penuh darah? Kalau kau tidak mau diajak makan, setidaknya kau harus ganti baju dulu" -nyonya Park membawa putranya itu kepelukannya. Dia mengelus pelan Surai Jimin. Dia tidak tega melihat putra semata wayangnya seperti ini. Tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun.
/Ceklek
Pintu ruangan terbuka menampilkan dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" -byunghun.
"Pasien baik-baik saja. Dia kehilangan banyak darah tapi untungnya stok darah yang sesuai dengan pasien masih ada di rumah sakit. Apakah anda orangtua nya?"
"Nee, saya appa nya"
"Ini resep obat tambahan yang harus anda ambil di apotek. Satu lagi, hati-hati dengan bekas jahitannya karena itu masih basah. Dan untuk luka ringan, anda hanya perlu membersihkannya saja supaya tidak infeksi" -dokter itu memberikan kertas berisikan resep obat pada ayah rose.
"Nee khamsahamnida"
"Bolehkah kami masuk?" -ucap Jimin tidak sabaran.
"Nee, asal jangan terlalu berisik. Saat ini pasien harus banyak istirahat untuk...." -tanpa harus mendengar lebih lanjut, Jimin langsung nyelonong masuk begitu saja membuat semua orang melongo melihatnya. Sungguh tidak sopan tuan muda Park iniㅋㅋㅋ.
"...Pemulihan" -dokter itu melanjutkan ucapannya sambil tersenyum kecil melihat Jimin.
"Baiklah kalau begitu saya permisi"
***
40 menit kemudian...
"Jim, kau baik-baik saja?" -bagaimana tidak khawatir, sedari tadi Jimin tidak berbicara apapun, bahkan menangis pun tidak. Sejak masuk ke ruangan, dia langsung duduk di kursi samping ranjang dan menatap rose dalam diam.
Orang-orang di ruangan itu tentu merasa aneh. Pasalnya saat di luar tadi Jimin tidak bisa diam, terus mondar-mandir sambil menangis sesekali berteriak. Sekarang lihatlah, dia tidak bergerak bahkan tidak mengeluarkan kata sedikit pun dan hanya sibuk menatap rose.

KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me
Romance"maaf iya kamu nunggu nya lama" Satu kalimat terucap, kalimat yang selama 10 tahun ini selalu dinantikan, kalimat yang mungkin tidak pernah terpikirkan akan terlontar. Akhirnya kalimat itu keluar dari mulut pria itu. Iya, pria yang sudah membuat Eve...