Young Blood

304 54 8
                                    

asoyley





Listrik mati, Minhee yang masih menata beberapa snack minimarket yang habis mendesah malas. Beberapa hari ini memang sering pemadaman karena musim hujan.

"Tinggal bagian susu Hee, yok semangat."

Untung dia mengantongi senter mini, sudah jaga-jaga. Saat ia membuka pintu lemari pendingin itu, tiba-tiba cahaya asing muncul dari sisi pinggir, tepat di depan wajahnya. Minhee mengambil botol yogurt yang menutupi cahaya itu, menganga tidak percaya.

"A-apa apaan nih."

Sebuah bisikan membuat Minhee terhisap ke dalam cahaya tersebut.










"Nggak jelas banget mimpi gue. Tapi kok keinget terus ya."

Kemarin malamnya lagi, dia juga mimpi aneh. Bertemu lelaki tampan, yang entah makhluk apa. Manusia atau bukan, benar-benar tidak jelas. Di mimpi mengatakan ia menunggu Minhee.

Truk pengantar barang tiba, Minhee membukakan pintu agar si mas mas seles bisa langsung memasukan beberapa kardus snack dan minuman.

Setoran rutin

"Sore Minhee manis!"

"Sore kak!"

Minhee menerima uluran kertas dari mas-mas bernama yeonjun itu, bertanda tangan sebagai bukti.

"Okay, semangat yo!"

"Kalian juga!"

Barang baru datang, otomatis Minhee akan menata atau memasukkan ke gudang. Ia menatap senter mini di samping komputer. Dikantongi takut-takut.

"....bakal kejadian nggak ya."

Setelah menutup gudang. Minhee hampir menjerit saat lampu minimarket mati, jantungnya berdebar bukan main.

"Senter! ah iya senter."

Tetap melanjutkan acara menata bagian stok snack yang hampir habis, Minhee terdiam ketika sampai di depan lemari minuman.

Tak ada kejadian apapun sampai ia selesai. Minhee menghela nafas lalu balik badan, hendak kembali ke kasir.

Namun ia menoleh merasakan lemari pendingin tersebut bergerak kecil.

Melongo lucu dengan mata tak berkedip saat cahaya putih kecil muncul, persis seperti di mimpinya.

Pintunya terbuka sendiri, minhee bahkan tak sempat berteriak saat tubuhnya ditarik paksa masuk.

Minhee terjatuh dibawah pohon apel. Pohon yang pendek, jika ia berdiri otomatis akan terbentur dahan atau buahnya.

Tangan putihnya terulur ingin memetik karena terlihat menggiurkan sekali. Begitu merah dan sehat.

"Jangan, ini apel liar bisa saja beracun."

"Eh?"

Tangan besar tertutup sarung itu mengulurkan tangan. Minhee diam dan menerima tubuhnya ditarik maju lalu berdiri berhadapan.

"Lo yang muncul di mimpi gue ya?"

Pria didepannya mengangguk.

"Aku Yunseong, sudah menunggumu selama bertahun-tahun."

"Apa?!"

"Bahkan sejak bayi aku sudah memantaumu."

Minhee menatap Yunseong ngeri.

"Aku keturunan ke empat di kerajaan. Sama seperti buyut, aku ditakdirkan berpasangan dengan manusia."

Minhee tak menyahut sejak tadi. Kepalanya tiba-tiba pusing, semua hal tak masuk di otaknya.

"Dingin." lirihnya. Ia sendiri memakai baju yang sama dengan Yunseong. Pakaian khas kerajaan negri dongeng, namun miliknya berlengan pendek.

Sama-sama memiliki jubah, angin malam dingin tetap menembus tubuh kurusnya.

Yunseong tersenyum dan melebarkan jubahnya, menarik tubuh minhee hingga mereka menempel. Minhee merona karena mereka terasa sangat romantis, di dalam rengkuhan lengan kekar yunseong merasa hangat.

Sepertinya ia terbawa suasana.

"Kalau gue nikah sama lo, nggak bisa balik ke dunia  nyata?"

"Begitulah."

Minhee terpikir semua teman dan keluarganya.

"Kamu akan lupa ingatan, yang kamu tahu cuma semua hal di sini. Mereka yang disana pun juga."

"Hmm, apa masih lama? Di mana kudanya?"

Yunseong menunjuk kuda coklat gagah disamping rerumputan tinggi. Cocok sekali dengan tuannya, kuda itu terlihat gagah.

Seakan mudah sekali, Yunseong mengangkat pinggang minhee naik duluan. Ia menyusul duduk dibelakang tubuh yang lebih kecil.

"A-apa nggak terlalu dekat?"

"Mau bagaimana lagi. Kamu jangan terlalu menggemaskan begitu Minhee"

'Emg gue ngapain bgst' -kmh

"Kenapa lagi, ya ampun."

Mereka tak langsung ke istana, Yunseong menghentikan kuda tepat di tengah padang rumput. Suasana gelap penerangan hanya cahaya bulan, juga tak ada makhluk hidup lain membuat minhee lumayan takut.

"Mungkin kita memang takdir, tapi aku tidak akan memaksamu."

"..."

"Jika kamu tak berkenan, kamu bisa menolak."

"T-terus lo gimana?"

"Aku akan menunggumu lagi, di kehidupanmu yang berikutnya"

Minhee mengerjap, bibirnya mencebik ke bawah. Yunseong tersenyum hangat, namun mata tajam itu tak bisa menyembunyikan kesedihan.

"Ayo buruan, udah mau beku badan gue."

Yunseong yang kini mengerjap, bibir tebalnya melengkungkan senyum begitu lebar. Makin tampan dimata Minhee

"Kamu bersedia?"

"Iya. Tapi nggak sekarang banget kan."

"Jangan takut, mungkin tujuh hari lagi. Banyak yang harus dilakukan sebelum pernikahan resmi. Terima kasih, Minhee-ya."

Minhee hanya mengangguk, merapatkan jubah Yunseong yang membungkus tubuhnya.

"Minhee.."

"Ya-"

Pipi tembam minhee ditangkup, saat itu juga bibir Yunseong mendarat lembut di belahan pucat calon pasangannya.

Di bawah sinar rembulan yang indah, suasana sepi, diatas kuda mereka berpagutan manis.

*tamat*





asoyley








-----

Anyway, ayo tonton MV terbaru Yunseong 😍

Buka YouTube dan ketik 👇

DRIPPIN - Young Blood MV

Thank you. 💗




SHINE || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang