One Step Two Step

194 38 4
                                    

asoyley








Yunseong segera keluar saat Ibu tetangga baru tergopoh memanggilnya.

"Nak, bisa anterin Minhee?"

"Minhee...anak bungsu Ibuk?"

"Iyaa, ini mau daftar ulang ke SMP. Eh Bapaknya malah pake motor ibuk, mobil dibawa Masnya. Sekarang Ibuk ditunggu budenya Minhee mau ngurus lamaran ponakan, soalnya paling deket."

"Ah iya Buk, kebetulan Yunseong lagi longgar."

"Makasih ya le, cah bagus."

"Minheenya udah siap?"

"Tadi lagi make sepatu anaknya, bibirnya manyun mulu karena ngambek dibangunin. Abisnya main game semaleman mentang-mentang dibeliin bapaknya hape."

"Hehehe iya Buk, Yunseong siap-siap dulu."











Ke depan gerbang rumah sebelah, Yunseong terlihat keren dengan cb 150r kesayangannya. Ia sendiri dibelikan motor ini ketika awal masuk SMA, tak berniat tukar motor lain walau sudah naik kelas 11.

"Iya iya ih Ibuk ngomong terus apa ndak capek"

Gerutuan lucu Minhee buat Yunseong tertawa, ia belum menoleh sampai anak SMP itu berdiri didepannya.

"Hai Mas"

"Hai-"

Tinggi banget, betulan anak smp? Mungkin se dada Yunseong si Minhee ini.

"Kenapa Mas?"

"Kalian nipu Mas ya? Masa kamu baru masuk SMP?"

"Iyaa liat aja Mini masih pake seragam merah putih"

"Ah, iya juga. Helmnya mana?"

"Gausah pake ya Mas, nggak jauh amat kok"

"Bener?"

"Iyaa ayo ah kaya Ibuk mas nih"

Beneran anak mau SMP ternyata, Yunseong dibalik kaca helm mesam mesem menyadari wajah Minhee seperti bayi. Bakal bahaya visualnya kalau gede nanti.

Sampai sekolah, Yunseong agak bernostalgia mengingat ia juga alumni dari SMP Tunas Bangsa.

"Sip, uang registrasi udah Ibuknya bawakan?" Tanya guru bernametag Park Chanyeol itu, menatap Minhee dengan wajah ramah khas guru.

"Dibawakan, Pak"

Yunseong disamping Minhee ikut tersenyum, pasti anak cantik itu pintar, tanggap sekali tidak rewel seperti kebanyakan anak yang daftar.

"Mas ayo makan"

"Loh, kamu belum sarapan Dek?"

"Belum, nggak biasa makan pagi-pagi"

"Yaudah ayo ke kantin"

Minhee manut saja saat digandeng, lagian ya Mas tetangganya pasti hapal letak kantin. Tadi Yunseong diberi 100ribu oleh Pak Chanyeol-komisi untuk alumni yang mendaftarkan siswa baru.













"Lucu banget deh"

"Apa Dek?"

"Aku kepikiran pertemuan pertama kita Mas, kamu nganterin aku daftar SMP hihi"

"Ah sampe sekarang kamu juga masih kaya SMP, nambah tinggi doang"

Minhee merangsek mendusel punggung lebar Yunseong, yang lebih tua tak terganggu walau sedang mengerjakan tugas kuliah. Hujan diluar membuat Minhee makin betah dikamar Yunseong.

"Adek diejek Dongpyo lagi"

"Perasaan dia emang ngejek kamu sukanya? Bercanda kan"

"Beda atuh, Adek abis nolak kakak kelas. Terus sama Dongpyo dikatain gada kejelasan sama Mas tetangga mending cari cowok aja"

"Terus Adek gimana?" Tanya Yunseong agak judes, sebal juga mendengar kesayangannya didekati cowok melulu.

"Adek jambak"

"Jangan dong, kan temennya"

"Kesel. Adek nggak mau ya nggak mau, maunya sama Mas Yunseong"

"Mas juga maunya sama kamu"

Yunseong berbalik guna mengecup gemas pipi gembil Minhee.

"Yaudah kan berarti nggak salah Adek"

"Diajak pacaran nggak mau" ucap Yunseong sok ngambek.

"Gak mau nanti bisa putus"

"Iyasih nanti kita mantanan"

"Tuhkan~"

"Ntar kitanya nikah, kan jadi mantan pacar"

"Rupamu lho Mas, kaya om-om"












.

End

asoyley

SHINE || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang