FREE PASS

296 44 1
                                    

@yooamaria
Read on Hwangmini Podcast Party
July, 17, 2021.





Saat itu, hari sudah larut. Tapi, Junho tetap datang dan mengetuk pintu rumah Yunseong. Membuat yang lebih tua berakhir mendengus kesal karena waktu istirahatnya diganggu. Tapi, saudara sepupunya itu bersikap seakan wajah dongkol luar biasa Yunseong sama sekali tidak terlihat.

Yunseong sebenarnya bingung. Apa manusia seperti Junho punya pasokan tenaga terlalu berlebih sehingga saat jam akan menunjukan tengah malam, lelaki itu masih berniat untuk bertandang ke rumahnya? Padahal, seminggu kemarin, bocah itu mengeluhkan tentang ujian, tugas dan laporan—dengan kata lain, tugas yang menggunung—tengah menyerang di penghujung semester ini. Bahkan kekasih manisnya saja tidak bisa ia temui. Lalu, kenapa malam ini, Junho ada di sini?

“Katanya, mau liburan ke Bali.”

Yunseong yang sedang duduk malas di sofa jadi mendongak—menatap Junho yang baru saja datang dari dapur dengan sepiring—entah apa isinya, Yunseong juga tidak peduli. Bocah itu lalu meletakan piringnya di atas meja dan duduk di samping sang tuan rumah.

“Siapa?”

Lalu, saat lelaki Cha itu mulai sibuk dengan ponselnya, barulah Yunseong mengajukan sebuah pertanyaan.

“Pacar lo-lah. Siapa lagi emangnya?”

“Hm?”

Yunseong yang berdehem untuk memastikan apa yang ia dengar membuat Junho berdecak. Yang lebih muda sontak saja mengalihkan tatapannya dari benda persegi di tangannya dan menatap sang kakak sepupu malas.

“Lo dari tadi merhatiin gue ngomong gak sih, bang? Kita tuh cuma bahas pacar lo.”

Apa yang selanjutnya Junho katakan membuat Yunseong menatapnya saja. Terlalu lelah untuk memulai perdebatan tidak penting di penghujung hari ini. Lebih baik ia simpan tenaganya untuk berbagi kisah hari ini dengan sang cinta. Sayang, kehadiran sepupu sialannya ini menghalangi semuanya.

“Oh.”

Dan gumaman pendek itu ia pilih sebagai balasan untuk semua yang Junho katakan.

“Oh?” Tentu saja mengundang reaksi tidak menyenangkan dari yang lebih muda. “Gitu doang reaksi lo? Pantes aja pacar lo kerjaannya ngedumelin lo mulu. Gak peka banget jadi orang.”

“Ya terus, gue harus ngapain?”

Pertanyaan berikut yang Yunseong ajukan sukses membuat Junho berdecak. Hampir saja meraih piring yang ada di atas meja untuk melempar kepala Yunseong. Kenapa bodoh sekali sih, Hwang satu itu?

“Ajak liburanlah, anjir! Hih, tolol banget sih.” Junho menjawab kemudian dengan emosi yang tertahan. “Kan tadi juga gue udah bilang, pacar lo tuh stres, bentar lagi bunuh diri karna akhir semester gini. Ujian, tugas, laporan, mana katanya judul buat tugas akhirnya juga belum diACC lagi. Lo peka kek, ajak liburan buat refresing. Biar bocahnya juga lebih cerahan dikit, gak kusut mulu kayak jemuran gak disetrika, kerjaannya juga gak marah-marah mulu sama gue.”

Junho selesai dengan menggebu-gebu, sedang Yunseong di tempatnya hanya mengangguk malas.

“Jadi intinya, itu semua biar dia gak marah-marah lagi sama lo?”

Dan saat pertanyaan itu Yunseong ajukan, Junho jadi menatapnya dengan delikan super tajam. “Gue tampar lo, ya, bang.” Ucapnya kemudian.

“Ya udah.”

Entah sudah seperti apa ekspresi wajah Junho saat ini—Yunseong sebenarnya tidak mau peduli. Toh, kedatangan lelaki itu memang mengganggu. Lantas, untuk apa ia peduli?

SHINE || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang