Tanpa Judul

165 23 0
                                    

asoyley









Minhee memberengut ketika dibukakan pintu mobil, ia tidak menunggu Yunseong dan langsung masuk ke kamar kosnya.

"Awas ya, jangan kamu-"

"Ih! Iya iya kamu udah ngomel panjang lebar kak di mobil tadi!"

"Namanya juga khawatir dek."

"Aku udah diomelin bu dokter, ini orang gak jelas ikut ngomel juga."

"Heh, kalo kakak nggak dateng siapa yang bawa kamu ke rumah sakit?"

"Temen kosku lah!"

"Eleleh, tadi aja ditelpon rengek-rengek sakit perut"

"Huh!"

Yunseong mengambilkan air segelas untuk Minhee agar langsung minum obat. Anak itu terkena gangguan pencernaan karena setiap malam makan mie instan.

Seharusnya yang marah Yunseong, eh malah Minhee yang merajuk di pojok kasur karena tidak suka dinasehati terus menerus.

"Kok jadi kamu yang marah dek? Mukamu kaya kaos nggak dicuci sebulan."

"Pulang sana deh kak, kamu bikin aku dicurigain mulu."

"Dicurigain gimana? Kan kita emang pacaran, kalo kakak minta enak kan nggak disini."

"B-bukan itu, kakak kan mukanya tua, terus kaya raya bawa mobil mulu. Aku ditanya 'pacarnya om om ya?' gitu."

"...."

Mentang-mentang Yunseong suka berekspresi datar dan kaku, masa dikira om-om. Dia hanya selisih 2 tahun dari minhee.

"Nanti kakak sawer temen mu dek, sini."

"Apa?"

"Masih kangen, kan belum pelukan gemes."

"Tapi aku masih kesel sama kamu kak."

"Halah."

Yunseong dengan mudah menarik tubuh Minhee merapat padanya. Merangkul erat bahu sempit si cerewet kesayangannya. Minhee yang awalnya menolak jadi keenakan karena kepalanya diusapi.

"Masih sakit perutnya?"

"Masih huhu.."

"Tahan ya baby, paling bentar lagi enakan."

Minhee mengangguk, ia lanjut bersandar ke dada sang pacar. Menonton film fantasi di laptop Minhee.

Masih sore, mungkin Yunseong akan pulang malam-bisa juga menginap jika minhee mau.

"Aku kok nggak ngerti ya kak sama filmnya."

"...kakak juga."

"Terus kita ngapain nonton ini?"

"Nggak tau, kamu juga yang nyalain."

Minhee menghela nafas lalu memelankan volume laptop. Yunseong sebenarnya tak menonton dari tadi, dia sibuk menghirupi rambut dan leher Minhee, tangan tak berhenti mengusap perut kenyal si cerewet dengan alasan busuk katanya supaya sakitnya buruan reda.

"Nggak dimatiin sekalian?"

"Nggak. Bosen, nyanyi gih kak!"

"Apa ya? Lagu kesukaan kakak pas smp ya?"

Minhee mengernyit tapi mengangguk saja.

Yunseong berdehem seolah menyiapkan suaranya, minhee terkekeh namun sepet langsung ketika prianya mulai bernyanyi

"Aku memang pencinta wanita, tapi ku bukan Megalodon"

"...."

"Kamu diem apa aku cakar kak.."

"Katanya suruh nyanyi."

"Ck"

Yunseong terkekeh lalu menggesekkan pipi keduanya. Minhee risih berusaha mendorong wajah tampan pacarnya, namun tak berhasil.

"Geli kak! Pipi aku basah kena bibirmu nih."

"Besok dah sibuk masing-masing loh dek."

Kasihan juga, akhirnya Minhee membiarkan Yunseong berbuat semaunya. Perutnya juga sudah enakan, tak ngilu macam tadi.

Hari minggu biasanya mereka akan pergi kencan, berakhir cuddle atau menuruti keinginan mesum Yunseong.

Namun kali ini tidak, mereka baru bertemu siang. Minhee sakit dan Yunseong menjaga bayi besarnya agar baik-baik saja juga segera pulih. Tak apa, asal Yunseong bersama Minhee.

"Nanti kalo udah nikah aku pengen punya anak lima." ucap Yunseong tiba-tiba.

"Aku mentok tiga aja."

"Loh emang aku mau nikahin kamu dek?"

"Emang aku bilang kalo suamiku nanti kak Yunseong?"

Ingin mengerjai malah dikerjai balik, kasihan Yunseong.

"Ahahahaha, mukamu biasa aja dong kak. Surem banget."

"Awas ya kamu. Nanti kalo kita anuan nggak usah pake anu. Biar besoknya kita langsung dinikahin."

"Dih, aku gamau lah"

"Bisa apa kamu kalo udah aku tahan tanganmu di atas kepala?"

Minhee tak gugup sama sekali, ia malah mendekat dan menjilat sudut bibir Yunseong.

"Minhee"

"Hihihi.."

Untung yunseong tahu diri kalau Minhee sedang tak enak badan.

"Oalah bangsat, diintip malah uwu uwuan doang." - Hangyul & Seungyoun di depan ventilasi dengan menapak dingklik.

.

tamat

asoyley




SHINE || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang