Mind Control #end

173 31 1
                                    

Asoyley








8 bulan kemudian...

"Yunseong, pakein sepatu~"

Tersenyum usil, Yunseong hanya diam sambil merapikan penampilannya didepan kaca lemari kamar mereka.

"Yunseong!"

"Masa pake sepatu nggak bisa?"

Minhee melengkungkan bibirnya ke bawah, ia sangat sensitif sejak kandungannya berusia lima bulan. Matanya mulai berkaca dan tetesan bening mulai turun ke pipi gembilnya.

Apalagi ia tiba-tiba bisa berbicara lancar sejak meminum ramuan tradisional racikan Allen dari buku usang waktu dulu itu. Yunseong sudah ingin mengajak Minhee pergi dari kontrakan karena marah, tapi tidak jadi karena dokter mengatakan Minhee dan baby baik-baik saja.

Mereka tetap dikontrakan karena paksaan anak-anak, Minhyun menyerah membujuk adik dan iparnya untuk tinggal dengannya-berakhir mobil Yunseong dirumahnya sekarang berada di kontrakan.

"Kalau aku bisa udah aku pakai daritadi, kamu pikir aku nggak nahan sakit apa bawa dedek bayi ngapa-ngapain?? Anak kamu aktif banget, aku sering kebangun tengah malem karena dia minta berinteraksi. Aku jarang minta aneh-aneh, aku cuma minta pakai in sepatu kamunya ngeselin"

Yunseong mengerjapkan matanya, memang salah menggodai orang hamil.

"Sayang, sayang...maafin aku"

Minhee terus menangis dan mengusap kasar pipinya yang basah. Ia mendorong tubuh Yunseong yang akan memeluknya.

Sudah bagus sekali perasaannya karena mereka bertiga akan jalan-jalan, sang suami seenaknya sendiri menghancurkan moodnya.

"Kamu gitu pasti karena aku jadi makin gembul, jelek karena males skinkeran, makan mulu"

"Kamu mana ada jelek yang, aku nggak serius tadi. Maaf aku salah waktu mau bercandain kamu"

Wajah ayu Minhee diusapi, Yunseong bersyukur memiliki seorang bak malaikat seperti si cantik. Minhee baik luar-dalam, tak pernah sembrono dan kebanyakan kalem apa adanya, tanpa dibuat-buat.

"Maaf ya cantik, iya aku salah. Sekarang kita jadi keluar ya, kamu udah pakai cardigan sama sepatu baru"

Jangan sampai gagal deh, Yunseong sedang sibuk-sibuknya kuliah. Sekali ada waktu luang harus dimanfaatkan dengan baik.

"Yaudah, pakai in sepatunya lah"

Yunseong mengangguk, ia mengecup pipi dan kepala pirang Minhee-betulan diwarnai bersama Dongyun ke salon beberapa hari lalu. Minhee jadi makin cantik dan bersinar, senyumnya makin berseri mungkin karena sedang hamil juga. Aura yang menguar membuat orang sekitarnya ikut gembira.

"Yok"

Minhee merangkul lengan Yunseong keluar dari kamar. Pelan-pelan turun dari tangga sampai bawah buat Changuk dan Junho yang sedang mengerjakan tugas menoleh.

"Loh-loh, mau kemana?"

"Keluar bentar, yang lain mana?" Jawab Yunseong

"Dibelakang, Dongyun cari novel sama Taeyoung"

Yunseong mengangguk, "yaudah gue ama Minhee pergi ya"

Changuk memutar pulpennya. "Ya, hati-hati kan udah deket waktu lahirannya"

Minhee tersenyum dan mengangguk.

Saat pasangan muda itu sudah keluar, Junho memandang Changuk dengan kernyitan.

"Kenapa sih pesen lo ke orang selalu gitu"

"Gitu gimana bray?"

"Kaya apa ya...pesan beneran kejadian gitu"

"Ah masa"

"Iya, lo nya nggak sadar mungkin, tapi orang lain kalau merhatiin ya bakal sadar"

Changuk menggendikkan bahu. Beberapa detik kemudian Yunseong berteriak memanggil mereka berdua, langsung panik dan berlari.

Changuk dan Junho terkejut bukan main melihat Yunseong menahan tubuh Minhee. Ada cairan bening di kaki minhee, Changuk langsung berlari lagi ke rumah mencari Allen dan yang lain.

"Jun! Bantuin malah ngebatu!"

Junho tersentak langsung saja mendekqt membantu Yunseong mengangkat tubuh Minhee ke kursi belakang mobil.

'Changuk beneran cenayang anjrit' -cjh






.


End

asoyley

SHINE || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang